Nostalgia Generasi Kedua Bersama Trio Rusuh
Mike Cahill, Abimanyu Giandra dan Edward Blair adalah sahabat berdasarkan pertemuan yang agak Membagongkan. Mike dan Edward adalah saudara ipar sementara Abimanyu sahabat Stephen Blair, adik Edward.
Cerita ini cerita komedi unfaedah dan nantinya akan berlanjut ke Vivienne Neville dan Jammie Arata ( edisi revisi ).
Novel ini akan up tergantung wangsit ya jadi bisa tidak setiap hari up. Kan ceritanya nostalgia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kita Outsidernya
"Bi, yang namanya perjanjian, klaim atau apapun itu pokoknya yang resmi, itu harus ada surat hitam diatas putih. Tidak boleh abu-abu, apalagi pink. Atau rainbow macam Sean dan Brandon. Harus jelas sejelas-jelasnya," ucap Edward lagi mengacuhkan wajah kesal Abimanyu.
Mas Abi dongkol kuadrat
Rasanya Abimanyu ingin menyobek surat klaim Edward ke putrinya yang belum lahir tapi dia urungkan karena bagaimanapun, jika Edward dan Duncan macam-macam, dia bisa dengan santainya membatalkan semuanya.
"Edward ...."
"Yes Abi?"
"If ... If my daughter is your son's future wife ( kalau putriku istri masa depan anakmu ), aku minta syarat."
"Apa itu Abi?"
"Kalau seujung rambut putriku disakiti oleh anakmu, aku sendiri yang akan menghabisinya! Aku tidak perduli itu anak kamu dan Yuna!" ucap Abimanyu penuh penekanan dan wajah serius. "Deal?"
Edward menelan salivanya sedikit susah payah karena mata dan raut Abimanyu benar-benar serius. Oke, sepertinya aku meremehkan Abimanyu deh!
"Oke. Deal!"
Kedua pria itu saling bersalaman.
***
"Jadi dua bulan lagi princess lahir ya Dara?" tanya Yuna sambil menyesap teh wasgitel buatan Dara di ruang tengah.
"Insyaallah iya mbak Yuna. Aku sudah tidak sabar melihatnya lahir di dunia. Mas Abi malah sudah heboh beliin baju-baju bayi khas anak perempuan. Malah baby stroller punya Ghani dikasih aksen pink," senyum Dara.
"Abi benar-benar tidak sabar ya? Pas kan cowok dan cewek ya anakmu," ucap Yuna.
"Mas Abi kan sebenarnya waktu aku hamil Ghani, inginnya punya anak perempuan tapi ternyata belum tercapai. Sekarang aku hamil anak perempuan, jadinya lebih heboh."
"Ghani senang mau jadi kakak. Bahkan sudah bilang maunya dipanggil 'mas' nanti." Dara melihat ke arah Ghani dan Duncan yang sedang asyik main Lego.
"Aku ingin tahu bagaimana reaksi Ghani kalau tahu adiknya diincar Oom Edwardnya buat bang Duncannya," kekeh Yuna.
"Mbak Yuna serius mau besanan sama aku?" tanya Dara.
"Lho serius. Begini Dara, jarang di keluarga aku langsung to the point soal ini. Aku dan Edward tahu kamu dan Abi bagaimana. Kamu sangat pintar mendidik Ghani dan sudah pastinya nanti putrimu akan seperti kamu." Yuna menatap serius ke Dara. "Apalagi kalian dari keluarga baik-baik dan Abi juga bukan pengusaha yang nakal. Aku tahu karena Daddy sudah mencari siapa kalian."
Dara melongo. "Apakah benar sudah di screening?"
"Lho, sejak awal aku kenal kalian itu, aku sudah mencari tahu soal kamu dan Abi. Abi kan kenalannya Stephen dan aku istri Edward. Jadi aku mencari tahu siapa kamu, siapa Abi. Asal kamu tahu, Edward itu tidak pernah seperti itu ke orang lain. Hanya ke Abi, dia bisa bebas julid. Aku tidak tahu kenapa tapi Edward itu sayang ke Abi dengan caranya yang ... Begitulah," senyum Yuna.
"Aku rasa, kita itu lebih mirip pelakor diantara mereka berdua kan?" kerling Dara membuat Yuna terbahak.
"Benar itu. Mereka suami istri sesungguhnya sementara kita outsidernya."
***
"Bang D, libul?" tanya Ghani sambil memasang balok Legonya.
"Libur lah dik. Makanya Bang D bisa datang."
"Libulnya belapa lama?" tanya Ghani dengan mata polosnya.
"Liburnya hampir tiga bulan. Kan masuk musim panas. Jadi nanti kalau adiknya dik Ghani lahir, bang D bisa lihat."
"Libulnya tiga bulan itu belapa hali?"
"Mmmm ... Sekitar sembilan puluh hari. Di Eropa libur musim panas bisa lama dik. Kalau di Jakarta setahu bang D sekitar sebulan kan?" Mata biru Duncan menatap batita menggemaskan itu.
"Mas Ghani Ndak tahu. Kan mas Ghani belum sekolah ...." jawab Ghani polos.
"Kok dik Ghani bilangnya mas Ghani?" tanya Duncan bingung.
"Soalnya mas Ghani mau punya adik. Kata mommy, nanti dipanggilnya mas Ghani sama adik," jawab Ghani.
"Memangnya adiknya cowok apa cewek?"
"Cewek!"
"Dik Ghani suka mau punya adik?"
Ghani mengangguk. "Senang! Nanti mas Ghani mau ajalin baca, ajalin main Lego, ajalin semuanya!" ucap Ghani sambil merentangkan kedua tangannya.
Duncan tersenyum. "Memangnya dik Ghani kalau sudah besar mau jadi apa?"
"Detektif! Sepelti Shelok Holmes," jawab Ghani tegas.
Duncan melongo. "Serius?"
"Selius!"
"Di Jakarta?"
Ghani menggelengkan kepalanya. "Di NYPD."
Duncan semakin kaget. Bagaimana seorang batita tahu NYPD? Baca dan tanya siapa?
"Dik Ghani serius?"
Ghani mengangguk lagi. "Selius bang D ...."
Ya ampun anak ini!
***
Abimanyu dan Edward pun keluar dari ruang kerja dengan wajah tegang. Yuna dan Dara tahu, pasti ada sesuatu. Dua pria itu pasti ribut unfaedah dan entah kenapa sebenarnya mereka care tapi terlihat tidak care.
"Kalian tidak apa-apa?" tanya Yuna.
"Oh we're fine ... sangat baik-baik saja!" jawab Abi sinis membuat Edward senyum usil.
"Oh ya ampun ...." Dara tahu kalau dua pria itu tidak sedang dalam kondisi baik-baik saja. "Yuk kita makan siang dulu. Bu Tarsih sudah menyiapkan semuanya."
Abi lalu menghampiri Dada dan membantu istrinya berdiri.
"Masak apa Bu Tarsih?" tanya Abi.
"Rawon. Kan Duncan datang dan paling suka rawon plus telur asin." Dara menoleh ke arah Duncan yang tampak sumringah.
"Yay! Rawon!" seru Duncan heboh.
***
Dara membantu Ghani makan diatas kursi bayinya dan batita itu tetap makan sendiri dengan sendok. Meskipun belepotan, Dara tetap membiarkan sambil sesekali menegur lembut dan Ghani pun mendengarkan ucapan ibunya.
Kegiatan itu tidak lepas dari pengamatan Yuna dan Edward karena dulu Duncan juga sama didikannya dari Yuna.
"Kamu sama denganku waktu mengajari D. Biarin berantakan tapi motorik anak tetap terlatih," komentar Yuna. "D juga tidak ada gadget lho."
"Itu yang aku terapkan mbak. Baca buku juga dari buku beneran dan tetap aku dongengkan sebelum tidur. Cuma sekarang Ghani lagi suka mas Abi yang dongengin soalnya tidak mau aku kecapekan," senyum Dara sambil menatap lembut ke Ghani.
"Wah, Bi, kapan due date nya Dara?" tanya Edward.
"Insyaallah dua bulan lagi. Kenapa?" Abimanyu menatap judes ke Edward.
"Lho kan D masih libur musim panas jadi bisa dong kita datang dimari melihat anakmu lahir. Sekalian ikatin benang merah," senyum Edward.
Abimanyu menyipitkan matanya. "Tidak usah macam-macam kamu Ed!"
"Semacam aja kok Bi. Tenang saja!" kekeh Edward.
Abimanyu ingin membalas Edward, tapi tangan halus Dara memegang tangannya.
"Mr Edward, kalau masih ribut di meja makan, kamu tidur di sofa!" ancam Yuna dengan wajah dingin.
Edward melongo. "Kok gituuuu???"
Abimanyu terbahak. "Kapoookkk!" gelak nya dengan wajah bahagia.
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️
sabar ya bu yuna, cabesmu 11/12 sama suamimu🤭