Lethisa Izzatunnisa adalah seorang gadis berusia 24 tahun bekerja di devisi keuangan pada salah satu perusahaan konveksi. Ia memiliki kekasih sejak kelas XI SMA bernama Irsyad. Keduanya menjalin kasih tanpa ada halangan yang berarti meskipun keduanya memilih jalur karier yang berbeda. Irsyad memilih menjadi dokter, sedangkan Sha, panggilan Lethisa, memilih menjadi karyawan kantor.
Kesibukan mereka sebenarnya tidak membuat komunikasi memburuk, tapi ada suatu peristiwa yang membuat Irsyad harus memutuskan Sha. Bahkan Irsyad mau menikahi seorang perempuan bernama Farah.
Bukan prank ataupun hoax. Pernikahan Irsyad pun terjadi. Bagaimana perasaan Sha? Ikuti kisah kasih Sha dengan berbagai trauma percintaannya, terlebih setelah bertemu Arsyad bos dan juga teman SMA nya. Happy reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RUMOR
Beberapa orang yang mendapat undangan rapat sudah duduk anteng, termasuk Sha. Ia duduk bersama Arman dan Bu Retno. Dari sekian banyak yang datang, ia termasuk karyawan paling baru, yah memang Sha baru bergabung hampir 3 tahun wajar kalau ada rasa insecure dalam rapat ini.
Arsyad datang bersama Danu, ia berjalan tegap dengan penuh kharisma. Tampak sekali kalau dia memang pebisnis handal. Kalau dulu, saat SMA dia belum terlihatbakan jadi apa. Dia bukan sosok siswa yang menonjol kepintarannya, tapi juga gak bego-bego amat, ya standard. Kalau dibanding dengan Irsyad memang jelas berbeda, Irsyad saat SMA sudah sempurna dalam bidang akademik, non akademik, dan tidak ketinggalan kegantengan plus tajir. Sha dianggap sangat beruntung mendapat Irsyad, banyak yang mengincar cowok itu eh malah kepincut gadis cerewet yang hobi main voli.
"Selamat pagi," sapa Danu membuka meeting kali ini. Ia memaparkan beberapa agenda meeting, hal pertama yang dibahas adalah komitmen bersama. Menganggap perusahaan ini adalah rumah kedua yang harus diciptakan kenyamanan dari semua pihak. Tidak ada senioritas dan pembullian, bila itu terjadi akan ada SP bagi yang terlibat.
Kedua, soal pakaian karyawan, terutama yang perempuan. Mulai minggu depan dilarang menggunakan hak lebih dari 5 cm, dan rok kerja di atas lutut, "Ini tempat kerja halal, bukan hiburan malam," lanjut Danu memaparkan dengan jelas. Urusan pakaian, suara sumbang mulai terdengar sepertinya.
"Mulai bulan depan, makan siang akan ditanggung oleh perusahaan, kami akan bekerja sama dengan beberapa outlet makanan, semoga penambahan fasilitas ini semakin meningkatkan kinerja kalian semua," tambah Pak Danu di akhiri senyum teduh. Sha menatap Danu dengan seksama, beberapa kali papasan kayaknya gak setampan sekarang.
"Ganteng banget," lirih Sha tak berkedip.
"Siapa?" tanya Arman penasaran, karena duduk berdampingan jadi sempat mendengar ucapan Sha. Sedangkan gadis cantik itu menoleh sekilas lalu menunjuk dengan dagunya.
"Pak Arsyad?" tanya Arman sembari berbisik.
Sha hanya berlagak muntah. Sejak pertemuan pertama itu, Sha gak suka dengan cara ngomong Arsyad. Gak bisa bersikap dewasa dan ayolah berlagaklah seperti bos dan karyawan, tak perlu mengungkit masa lalu. Urusan kerja ya kerja aja.
"Pak Arsyad dari tadi lihatin kamu loh, Sha. Sepertinya naksir!"
"Sejak kapan Pak Arman jadi pakar ekspresi," sindir Sha malas, ia pun kembali fokus dalam meeting membiarkan Pak Arman yang sedang cekikikan.
Bagian yang amat penting akan dijelaskan, kali ini Pak Danu mempersilahkan Pak Arsyad untuk memaparkan tim struktural perusahaan.
"Bu Retno bertanggung jawab pada devisi keuangan dan marketing, Pak Liam bertanggung jawab pada devisi operasional meliputi produksi, pengadaan bahan baku, dan quality control, Pak Rahmat....." Arsyad menyebutkan nama manajer beserta devisi di bawah naungannya.
"Jumlah anggota saat ini, tetap. Tidak ada open recruitment dalam waktu dekat. Hal ini sebagai konsekuensi karena kalian membiarkan rekan kerja masuk ke dunia hitam, kita amati kalau memang personil dengan jumlah terbatas bisa menguasai target maka kalian akan mendapat kenaikan gaji terhitung mulai bulan depan."
Sebagai orang yang berkutat pada keuangan, Sha cukup heran kenapa Arsyad begitu mudah menjanjikan kenaikan gaji, apa dia tidak tahu kondisi keuangan perusahaan ditambah fasilitas yang dijanjikan. Gak mungkin dong meminta subsidi terus dari perusahaan pusat, dan memang produksi konveksi di perusahaan ini sangat tinggi tapi tidak begitu juga kasih kepuasan pada perusahaan. "Eh apa karena gue pelit ya, makanya gak kaya-kaya," gumam Sha karena tersadar, mungkin Arsyad mengambil tindakan itu karena salah satunya untuk beramal.
"Riweh banget sih kamu, Sha," bisik Arman lagi. Ia heran aja mendengar beberapa kali Sha bergumam.
"Telinga Pak Arman signalnya kuat, dengar aja!" cibir Sha kesal. Pak Arman kembali tertawa, rekan setimnya ini lucu menjengkelkan, kadang cerewet dan kelewat polos.
"Dan untuk tim sekretaris, saya membutuhkan satu lagi dan ini sesuai kepribadian serta kinerja saya langsung tunjuk saja, Lethisa dari devisi keuangan mulai minggu depan bertugas menjadi sekertaris saya membantu Pak Danu dalam hal administrasi kantor," sebut Arsyad tegas dan menatap Lethisa dengan seksama.
Sedangkan gadis yang baru disebut itu hanya mendelik kaget, kenapa dia jadi sekertaris. Boleh gak sih protes.
"Sha, berdiri!" senggol Arman membuyarkan lamunan Sha.
"Ngapain?" tanya Sha cengok.
"Disuruh Pak Arsyad," jawab Arman gemas, langsung menarik lengan Sha untuk berdiri. Sontak saja Sha kaget, dan mengangguk pelan sembari tersenyum tipis dan canggung. Masih belum konek dengan situasi terkini. Apalagi banyak mata yang sedang mengamati dirinya. Suara sumbang pun mulai terdengar atas pengangkatannya menjadi sekertaris.
*Kok bisa dia sih? Wah Pak Bos baru dua hari kerja sudah terlibat skandal cinta lokasi dengan Lethisa?
Apa hebatnya dia sih, mending-mending Diva!
Wah beruntung banget nih langsung dikenal Bos*!
"Ini membuktikan kalau Pak Bos menaruh hati sama kamu deh," tebak Heni setelah Bu Retno cs kembali ke ruangan, dan memberitahu hasil rapat yanv berakhir 10 menit yang lalu.
"Naksir apaan, udah deh, naik jabatan hal wajar kali," jawab Sha gak mau diungkit jabatan barunya, ah lebih tepatnya proses pengangakatannya sebagai sekertaris, dan perlu digaris bawahi ditunjuk langsung. Nah ini yang membuat banyak orang berpikir aneh, siapa Sha? Anak kemarin sore kok langsung menjadi sekertaris Bos. Apa perusahaan tidak berkaca dengan pengalaman sebelumnya, sekertaris yang dipilih Tuan Anwar juga muda dan cantik, seksi pula tapi berujung skandal yang merugikan perusahaan.
"Gini ya, dari awal aku udah bilang bos baru itu nyebelin dan ngeselin, termasuk keputusannya sekarang ini. Aku yang gak ada background sekertaris diangkat gitu aja, gak mikir kayaknya."
"Buat apa mikir kalau cinta yang berbicara," sahut Bu Retno yang langsung mendapat sambutan tawa dari anak buahnya kecuali Sha yang cemberut.
"Minggu terkahir di devisi keuangan, traktirannya cuy," pekik Bagas girang. Namun malah mendapat sodoran bogem.
"Benar-benar, Bagas. Gajinya sih gak terlalu naik, tapi hadiah spesial dari bos gede kali," sambung Diva provokator dan menyamakan seperti modelan sekertarisnya Pak Anwar.
"Eh...apaan, gak ada gitu-gituan!" tolak Sha yang tidak berpikiran akan melakukan hal aneh seperti Mbak Intan, sekertaris Pak Anwar dulu.
"Hati-hati kali Sha, lo cantik kinyis-kinyis. Dan Pak Arsyad kelihatan naksir lo, trus kalian deketan hampir tiap hari, awas aja..."
"Awas apaaan!" sentak Sha begidik ngeri membayangkan status barunya ini.
"Awas jatuh cinta ha...ha...ha!" teriak Heni dan yang lain. Sungguh Sha merasa tidak tenang dengan jabatan baru. Selain karena Arsyad tidak bisa profesional bila di dekatnya, sekaligus menghadapi orang nyinyir dan merasa senior dan paling berkontribusi terhadap perusahaan tapi tidak dipilih menjadi sekertaris, riskan bukan.
Kondisi itu tak perlu menunggu minggu depan, nyatanya saat makan siang dan pulang kerja, banyak karyawan yang menatap Sha dengan tatapan berbeda, penadangan nyinyir dan jangan lupakan bibir yang mengumpat tak suka.
"Udah biarin aja, sirik tanda tak mampu tuh," cerocos Heni menenangkan. Menggandeng Sha menuju parikiran.
byk pelajaran hdp lho dimana wanita hrs kuat dlm kondisi apapun