Grace Li selalu mencintai Ethan dalam diam. Tak pernah berani berharap, sampai takdir mempertemukan mereka dalam sebuah pernikahan yang terpaksa harus mereka jalani.
Sayangnya, meski Grace Li adalah istri sah, hatinya bukanlah tjuan cinta sang suami. Semua kasih sayang lelaki itu justru tertuju pada adiknya.
Namun, bukankah waktu bisa mengubah segalanya? Akankah pernikahan tanpa cinta ini prlahan melahirkan rasa yang tulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SUMBER STRESS
Kilatan kamera semakin banyak mengambil foto-foto Ethan dan Sean. Keduanya terlihat tampan tiada tanding. Mereka masih saling berdiri melempar tatapan persaingan yang sama-sama ingin menjadi pemenang.
ketegangan halus terasa keluar dari tubuh keduanya. Yang satu mengenakan jas hitam dengan dasi perak, senyum di bibirnya setajam bilah kaca. Yang satunya lagi, berbalut tuxedo biru tua, terlihat tenang tapi matanya menyala dengan bara terpendam.
Ethan tersenyum, menatap Sean dengan tatapan yang tampak bersahabat tapi beracun di baliknya. “Hebat sekali, bayangan satu ini, pandai sekali mengambil punya orang!” ujarnya pelan, nada suaranya lembut tapi penuh duri.
Sean tertawa kecil, menegakkan bahunya.
“Oh, begitulah bagaimana cara bayangan bekerja dalam diam, baru tahu ya” balasnya
Tawa kecil terdengar lagi di antara mereka, tawa yang mengandung sarkasme permusuhan. Ethan menatap sean seraya berkata, “Sepertinya kau sudah merasa punya cukup keyakinan untuk menemaninya berdiri di tengah sorotan!"
Sean tersenyum tipis. “Sorotan hanya menyilaukan bagi mereka yang matanya lemah. Aku lebih suka menatap dalam gelap,karena di sana. sepandai-pandainya tupai melompat, pasti ajab jatuh juga.”
Kata-kata mereka mengalir seperti racun manis, dibalut dalam kalimat puitis berbalut sindiran. Senua yang ada di dekat mereka menyadari bahwa saat ini di antara dua pria tampan itu sedang berlangsung perang dingin ala-ala kelas atas.
Ethan lalu berujar ringan,
“Aku kagum, kau masih ingin mencoba. Tapi, seperti bunga di musim dingin, cinta yang kau kejar itu pasti layu lebih dulu.”
Sean membalas dengan senyum menenangkan. “Mungkin saja. Tapi apa kau lupa? Ada bunga di musim dingin yang justru tumbuh lebih kuat "
"Meski di permukaan tampak “mati” Namun, mereka beradaptasi dengan cara menyimpan energi dan memperdalam sistem akarnya agar siap mekar lebih kuat saat musim semi tiba."
"Dan, aku akan dengan senang hati menjadi mataharinya, jika saat itu tiba. Memberi kehangatan pada hatinya agar dia tetap hidup!" kata Sean yang baru saja memberikan puisi sarkasme keoada Ethan.
Ethan mencondongkan tubuh sedikit, suaranya menurun, penuh sindiran yang disamarkan. “Jaga hatimu baik-baik, jangan sampai patah hati. Kepunyaanku, meskipun aku sudah tidak ingin. Tidak, ada satupun yang boleh mengambilnya!"
Sean menatap Ethan lurus-lurus. "Jas tuxedo-mu bagus. Tapi, ini teralu gaya tempo dulu, tua!" Kata Sean sembari merapikan jas berwarna biru terang yang sedang dia pakai. lalu Sean berkata lagi, "Saatnya yang muda yang mengambil alih!'
Senyum mereka bertemu bukan dalam keakraban, melainkan dalam perang yang nyaris tak terdengar. perang batin dua pria terus berlanjut, dibalut kepura-puraan elegan yang hanya mereka berdua yang paham artinya. Sementara itu, Grace yang menjadi pusat perhatian mereka berdua, malah tidak menyadari bahwa malam ini ada dua hati yang sedang berperang tanpa pedang.
Di balik panggung, Manajer Sarah sedang melapor. Orang yang mengambil alih perhatian malam ini adalah Sean dari keluarga Nan. "Bukankah dia adalah rekan Grace!" pikirnya.
"Malam ini pasti jalang itu yang meminta Sean datang, untuk mengacaukan penampilan perdanaku!" Katanya kepada si Manajer.
Sarah pun membisikan sesuatu kepada Manajernya, "Nah cepat kau lakukan sekarang!"
Secepat kilat Manajer itu, langsung pergi ke basement. Acara pun selesai. ketika acara selesai, para tamu dan wartawan tercengang banyak sekalu bunga ucapan herjejer di kanan dan kiri. Berisi ucapan selamat, dan semua datang dari Ethan Mo.
Bisik-bisik pun terjadi, "Bukankah tadi Tuan Muda Mo dab Sean baru saja bertengkar, memperebutkan wanita sepertinya!"
"Bunga-bunga ini untuk Sarah... eum, apakah menurutmu wanita yang sedang diperebutkan adalah dia?"
"Tentu saja dia, Apa kalian buta. Lihat saja nama yang tertera di bunga papan itu!" kata si manajer dengan angkuh.
Keesokan paginya, Grace bangun dengan tubuh yang segar. Baru saja dia menyalakan ponselnya. Sebuah panggilan dari Nania langsung memekakan telinga Grace, "Apa kau sudah lihat berita?"
"Berita apa?" tanya Grace sambil bangkit dari ranjang.
"Ethan dan Sean berebut wanita, ha ha ha, itu pasti memperebutkanmu!" kata Nania dengan yakin.
"Tapi, sungguh sial. Adikmu itu menikungmu lagi dari belakang!" kata Nania dengan berapi-api. Dia berkata lagi, "Tapi, tenang saja kita masih punya kartu As!"
Baru bangun, Grace merasa langsung meremang. Jika Nania sudah bicara seperti biasanya akan ada kehebohan. Grace menjatuhkan dirinya di ranjang, seraya bergumam. "Oh ya ampun jadi terkenal itu ternyata begini ya rasanya!"
Grace pun duduk, dan mulai melihat trending topik yang dibicarakan Nania tadi. "Wah banyak juga bunga papannya!" imbuh Grace setengah mencibir.
Grace tidak mau ambil hati, dia berjalan pergi ke dapur. Baru saja minum segelas air putih, ponsel sudah berdering lagi.
"Lihat, lihat media sosial!" kata Nania sambil tertawa puas.
Grace pun segera melihatnya, Nania memposting video Sean yang langsung mwnggendong Gràce ala-ala pengantin ketika ada ular di perkemahan mereka.
Manajer Sean benar-benar pandai melihat peluang candid. Ketika Nania mengatakan akan memposting itu di akun pribadinya. Tentu saja dengan mudahnya mendapatkan video itu.
Baru saja diposting, meski tanpa membubuhi dengan kata kata manis, namun karena ini ada di akun ptibadi Nania yang memiliki jutaan follower, naka video itu pun langsung tersebar luas.
"Coba kalian liat, wanita yang digendong Sean, itu bukan Sarah!"
"Bukankah itu si Dewi Bulan!" kata salah satu netizen lagi.
"Apakah ini maksudnya, dua pria tampan itu memperebutkan Si Dewi Bulan!" asumsi Netizen semakim tidak bisa dikendalikan.
Grace duduk di kursi meja makan, lalu menelungkupkan kepalanya. "Oh ya ampun!"
Grace saat ini merasa sedang mengalami jetlag. Merasa seperti baru saja mengalami kondisi tubuh yang terasa lelah, pusing, dan tidak seimbang setelah melakukan perjalanan jauh melintasi beberapa zona waktu.
Pada saat ini di kediaman Li, Sarah mengamuk kembali. "Grace, wanita jalang. Kenapa kau selalu merebut masa keemasanku!"
Sepanjang hidupnya, Sarah adalah orang yang fokus pada diri sendiri, haus akan pujian, dan kurang empati terhadap orang lain. Merasa dirinya paling hebat, lebih menarik, lebih penting dari orang lain.
Haus akan perhatian dan pujian. Dan, paling anti dikritik. Bahkan jika disampaikan dengan lembut.
Dalam hubungan, Sarah lebih suka dikagumi dan dipuja. Bukan sekadar dicintai. Bisa bersikap manis di awal untuk memikat, padahal manipulatif.
Pada saat ini Tuan dan Nyonya Li tidak ada di rumah, sehingga tidak ada yang menenangkan Sarah yang sedang tantrum. Sarah terlihat sedang bejalan ke sana kemari di dalam kamar, "Ayo Sarah, pikirkan lagi sebuah cara... ayo berpikirlah!"
Pada saat ini, Nona Muda pertama dan Nona Muda kedua dari keluarga Li, sedang bermuram hati. Hanya saja dari sumber stres yang berbeda.
kk charlos ngintai adeknya ya😂😂
Ethan..kalau kamu mau Grace berarti kamu harus buang si Sarah..jangan jadi orang serakah
udah Sean..kamu sama Cheryl saja 🤭