NovelToon NovelToon
SLEEP WITH MR. MAFIA

SLEEP WITH MR. MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Action / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Duda / Roman-Angst Mafia
Popularitas:9.4M
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Damian, lelaki yang dikenal dengan julukan "mafia kejam" karena sikapnya bengis dan dingin serta dapat membunuh tanpa ampun.

Namun segalanya berubah ketika dia bertemu dengan Talia, seorang gadis somplak nan ceria yang mengubah dunianya.

Damian yang pernah gagal di masa lalunya perlahan-lahan membuka hati kepada Talia. Keduanya bahkan terlibat dalam permainan-permainan panas yang tak terduga. Yang membuat Damian mampu melupakan mantan istrinya sepenuhnya dan ingin memiliki Talia seutuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

Damian semakin menikmati permainannya mengulum bibir Talia. Ia gigit-gigit kecil, dan menghisap penuh perasaan. Lidahnya masuk ke dalam mulut Talia, mengabsen satu persatu gigi-gigi gadis itu yang terawat.

Damian baru sadar apa yang dilakukannya setelah beberapa detik berlalu. Ia langsung menarik diri, menatap wajah Talia yang masih setengah mabuk dengan napas sedikit memburu.

Sial.

Apa yang baru saja ia lakukan?

Damian memejamkan mata sejenak semberi mengusap wajahnya kasar. Ia berusaha mengendalikan pikirannya. Tapi saat ia membuka mata, yang ia lihat adalah Talia yang tersenyum bodoh dengan pipi merona.

"Hm … apel yang ini lebih enak," gumamnya sambil menepuk bibirnya sendiri.

Damian mengusap wajahnya kasar. Gadis ini benar-benar akan membuatnya gila.

"Aku bukan apel, Talia," ulangnya dengan nada lebih tegas.

Talia hanya terkikik, lalu berguling ke samping, menarik selimut hingga menutupi sebagian wajahnya.

"Tapi kenapa manis?" tanyanya setengah mengigau.

Damian menggelengkan kepala. Ia meraih botol air yang tadi dibelinya dan meletakkannya di samping tempat tidur.

"Minum airnya sebelum tidur," perintahnya.

Talia merespons dengan gumaman tak jelas, tetapi tidak juga mengambil botol itu. Damian menghela napas, akhirnya membantu gadis itu duduk dan menyodorkan botolnya langsung ke mulutnya.

"Minum sedikit saja," katanya.

Talia memandangnya dengan mata sayu, lalu menurut. Setelah meneguk beberapa kali, ia kembali bersandar di dada Damian, membuat pria itu sedikit kaku.

"Damian," panggilnya pelan.

"Hm?"

"Jangan tinggalkan aku. Aku takut tikus."

Suara itu terdengar begitu kecil, hampir seperti bisikan.

Damian menegang sejenak, menatap gadis di pelukannya dengan ekspresi tak terbaca. Ia tidak tahu apakah kata-kata itu berasal dari hati Talia atau hanya omong kosong orang mabuk. Tetapi dia juga merasa lucu ketika gadis itu berkata kalau dia takut tikus.

"Talia …"

Namun, sebelum ia bisa berkata lebih jauh, gadis itu sudah terlelap. Napasnya teratur, tubuhnya benar-benar menyerah pada rasa kantuk.

Damian menatap wajah Talia cukup lama. Ada keinginan untuk menyapukan jarinya ke rambut gadis itu, tetapi ia menahan diri.

Akhirnya, ia menghela napas dan membaringkan Talia dengan hati-hati. Setelah memastikan gadis itu nyaman, ia bangkit dari ranjang. Ia butuh udara.

Dengan langkah pelan, ia berjalan ke balkon kamar hotelnya, membiarkan udara malam Tokyo menyapu wajahnya. Kota itu masih ramai, penuh dengan lampu-lampu yang berkilauan, tetapi pikirannya dipenuhi oleh satu hal.

Talia.

Gadis itu datang begitu saja ke dalam hidupnya, secara kebetulan l, mengacaukan semuanya dengan caranya sendiri.

Damian menyeringai kecil.

"Apa yang harus kulakukan denganmu, Talia?" bisiknya pada angin malam.

Ia mengingat ciuman tadi lalu tersenyum kecil. Damian tidak menyesalinya. Karena ia sadar penuh kalau ciuman yang ia lakukan itu bukan hanya sekadar nafsu semata, tetapi dia melakukannya dengan penuh perasaan. Meski perasaan itu belum ia yakini seratus persen, tapi sosok Talia hampir seratus persen berhasil memporak-porandakan hatinya. Damian tidak menyangkalnya.

Ia masih betah berdiri di balkon, membiarkan angin malam menyapu pikirannya yang kusut. Ia menyesap udara dalam-dalam, mencoba menenangkan diri.

Ia menoleh sekilas ke dalam kamar. Talia masih terlelap, tubuhnya meringkuk di bawah selimut, napasnya teratur. Damian tersenyum kecil. Gadis itu benar-benar tidak menyadari betapa besar pengaruhnya terhadap dirinya sekarang.

Damian mengusap tengkuknya dan bersandar pada pagar balkon. Pikirannya berkelana ke pertemuan pertama mereka, saat Talia melakukan aksi hebohnya di sebuah rumah makan kecil. Kemudian pertemuan kedua mereka di taman dekat rumahnya, gadis itu terjatuh dari kursi. Pertemuan ketiga yang paling berkesan, karena itu adalah awal mula ketertarikan Damian terhadap gadis itu.

Damian tersenyum. Ia tidak pernah menduga bahwa gadis absurd itu akan menjadi bagian dari kehidupannya. Bahkan sekarang, ia selalu ingin gadis itu terus.

Damian tertawa kecil. Ini konyol. Ia, seorang pria yang terbiasa menjaga jarak dengan orang lain, bahkan sangat dingin kepada semua orang. Kini justru mulai memikirkan satu gadis sampai sejauh ini.

Tiba-tiba, suara gemerisik dari dalam kamar membuatnya menoleh. Talia menggeliat dalam tidurnya, lalu meraba-raba sisi tempat tidur seolah mencari sesuatu, atau seseorang. Damian memperhatikannya dari tempatnya berdiri, hatinya mencelos ketika mendengar gumaman kecil keluar dari bibir gadis itu.

"Dingin … Damian ..."

Damian membeku sesaat. Ia suka mendengar namanya keluar dari mulut gadis itu. Ia berjalan pelan kembali ke dalam kamar dan duduk di tepi ranjang. Talia masih terpejam, tapi wajahnya terlihat sedikit gelisah. Damian tanpa sadar mengulurkan tangan dan menyelipkan helaian rambut gadis itu ke belakang telinga.

"Hei," bisiknya, setengah berharap Talia akan membuka mata.

Gadis itu hanya menggeliat sedikit, lalu mendesah pelan. Damian menghela napas, lalu meraih selimut dan menariknya lebih tinggi agar gadis itu tidak kedinginan.

Ia seharusnya kembali ke sofa, menjaga jarak agar bisa menahan diri, tetapi entah kenapa, malam ini terasa berbeda. Ia ingin memastikan Talia baik-baik saja, ingin tetap berada di dekatnya.

Akhirnya, dengan sedikit ragu, Damian berbaring di sampingnya, menjaga jarak agar tidak terlalu dekat, tetapi cukup untuk merasakan kehangatan tubuh gadis itu.

Ia menatap langit-langit kamar, pikirannya terus berputar. Ini bukan sekadar ketertarikan sesaat. Ia tidak bisa lagi mengabaikan perasaannya.

Ia menghela napas panjang.

"Sepertinya aku benar-benar dalam masalah sekarang," gumamnya pelan.

Talia menggeser tubuhnya, tanpa sadar mendekat ke arahnya. Damian menoleh dan menatap wajah gadis itu yang terlihat begitu damai dalam tidurnya.

Ia tersenyum kecil, lalu memejamkan mata.

Pria itu tidak peduli lagi, malam ini ia akan membiarkan dirinya menikmati momen ini. Dia tak dapat lagi membohongi dirinya sendiri.

Damian menutup matanya, tangannya tanpa pikir panjang memeluk pinggang Talia dari belakang. Jantungnya berdebar-debar tak karuan.

Tubuh Talia terasa hangat dalam dekapannya, membuat Damian semakin enggan melepaskan. Napas gadis itu teratur, begitu damai, kontras dengan hatinya yang kini porak-poranda.

Damian menelan ludah. Ia tahu dirinya melanggar batas yang selama ini ia buat sendiri, tetapi tangannya enggan bergerak, malah semakin mengeratkan pelukan. Ini gila. Ia bahkan bukan tipe pria yang suka kontak fisik dengan perempuan mana pun. Kanara saja yang mantan isterinya, tidak pernah ia perlakukan selembut ini. Tetapi dengan Talia, semuanya terasa berbeda.

Perlahan, Talia menggeliat, tubuhnya semakin tenggelam dalam pelukan Damian. Napasnya memburu pelan, lalu ia bergumam lirih,

"Hangat …"

Damian menahan napas. Gadis itu masih tidur, tetapi reaksinya membuat sesuatu di dalam dirinya bergetar. Ia menundukkan kepala, mendekatkan wajahnya ke rambut Talia, menghirup aroma samar vanila yang begitu khas.

Bibirnya membentuk senyum kecil.

"Talia …" bisiknya lembut.

Gadis itu tidak merespons, hanya semakin nyaman di dalam dekapannya.

Damian menghela napas panjang. Ini berbahaya. Talia bisa dengan mudah menghancurkan semua pertahanan yang susah payah ia bangun selama ini.

Namun, untuk malam ini saja, ia akan membiarkan dirinya jatuh lebih dalam.

Tangan Damian perlahan membelai lengan Talia, sebelum akhirnya ia memejamkan mata, membiarkan dirinya hanyut dalam ketenangan yang hanya bisa ia temukan di dekat gadis itu.

1
ollyooliver🍌🥒🍆
semoga anaknya lahir dengan selamat gak ada drama, si rani dan dunosairus berulah dihari kelahiran anak kembar thalia dan damian.
Aurel Bundha
lanjut 🥰🥰🥰🥰 semangat
Lilik Juhariah
waduuuh thor jgn sampe thalia GK ada yg jaga , gang demit pasti bereaksi nunggu moment, jgn sampe anaknya di culik thor KY karya sebelah
Lilik Juhariah
darahnya dikasih makanan apa kok jadi jahat gitu, GK sadar sadar coba
Lilik Juhariah
lebih baik dicintai drpd mencintai untuk istri sih ,🤣 sukanya di sini dr jaka walaupun dijodohin tapi tau hak dan kewajiban ke istrinya GK arogan
Lilik Juhariah
pak dokter mah udah maniak🤣
Taviadewi Dewi
senang x baca y😍 ternyata kenyataan y tak begitu 🤣 lanjut tor
Kostum Unik
Aduh kok deg2 an ini gk ada Damian. Jgn macem2 ya kak Mae si Rani 🤭
Sh
Damian...tinggalin Thalia di rumah mertua tapi tetap harus waspada.. bodyguard atau pasukan bayangan harus tetap ada...2 kunyuk masih di luar mengintai
Santi Sukmawati
jngn bilang ada penyusup thorr p😂
Ilfa Yarni
semoga Talia tidak knp2 ya soalnya bahaya mengintai sementara damian diluar kota
Miss Typo
Soha semua baik², gak tau kenapa kok aku deg²an saat Damian pergi ke luar kota, takut Rani dan Duno dah mulai bergerak, atau apa gitu deg²an aja bacanya
Silla Okta
wah,,,,, Damian,,,,, memang harus di halalkan dulu kayaknya,,,,, 💪💪💪 next Thor
👑yosha💣
jangan sampai waktu damini ke luar kota , Rani menjalankan rencana jahatnya y Thor 🤔🤔🤔
TriAileen
ne kek ny dino braksi
LANY SUSANA
Damian tinggalin Thalia ada bodyguard bayangan kan? takutnya Rani Duno berulah ni tau kmn pergi
sibung
perasaanku kok GG enak ya... hmmm hati* talia masih ada Rani n duno
beybi T.Halim
jangan ada acara culik menculik anak thalua dan damian yaa ...,🤭bukan apa bakalan lamaaa dan bakalan brutal ntarrr😁
Sulikah 12
kok aku berdebar debar ya Damian meninggalkan Talia tanpa disampingnya walau cuma sehari saja serasa nggak aman saja walaupun Talia dirumah orang tuanya...
LANY SUSANA: sama,... aku jg takut ni Rani Duno beraksi, semoga aman2 sj ya bumil
total 1 replies
Fitria Syafei
Waduh ku deg deg kan nih Kk ada bahaya mengintai kapan ajaa mereka lengah soalnya ada predator yang belum ke tangkap nih 😩Kk yang baik kereen 😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!