Anatari Gayatri yang sedang magang di hotel. Ia adalah cewek yang sama sekali tak suka dengan cowok bule.
Erland yang saat itu sebenarnya sedang patah hati dan ingin menyendiri, jadi kesal dengan teriakan Anatari yang tak suka cowok bule. Ia pun bertekad hendak membuat gadis itu jatuh cinta lalu meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kasih Tak Sampai
Anatari berdiri di depan pintu kamar. Ia sudah ganti pakaian Dnegan celana jeans dan kaos ketat berwarna putih. Ia penasaran apa yang sebenarnya akan Weda katakan padanya. Apakah dia perlu minta ijin pada Erland?
Gadis itu menelepon Erland. Namun ponsel pria itu tak aktif.
Ia pun memutuskan untuk keluar kamar. Saat turun ke bawah, Anatari langsung ke ruangan Erland. Namun ruangan itu kosong. Anatari kemudian mengirim pesan pada Erland. "Aku ijin ketemu dengan temanku."
Ia pun melangkah menuju ke bagian lobby sambil celingukan ke kanan dan ke kiri karena khawatir ada yang melihatnya. Akhirnya ia lolos juga karena banyak orang yang ada di lobby. Sepertinya ada rombongan turis yang baru tiba. Di depan pintu masuk pun tak ada satpam karena sibuk membantu para tamu menurunkan koper mereka dari taxi.
Perlahan Anatari melangkah menuju ke cafe tempat Weda menunggunya. Tempatnya tak begitu jauh sehingga Anatari cukup jalan kaki saja.
Saat ia berada di pintu cafe itu, ia langsung. melihat Weda yang duduk sendiri di sudut ruangan.
"Hai.....!" sapa Anatari. Pertemuan terakhir mereka berakhir tak baik dan ada ragu yang membuat gadis itu kehilangan percaya dirinya.
Weda langsung berdiri saat. kelihatan Anatari. Senyum di wajah pria berkulit sawo matang itu membuat Anatari tak bisa membohongi dirinya kalau dia masih mengangumi lelaki itu.
"Terima kasih karena kamu sudah datang. Oh ya, silahkan duduk. Kamu mau pesan apa?" tanya Weda setelah keduanya duduk saling berhadapan.
"Aku baru saja makan. Masih kenyang."
Weda pun menyesap kopi yang isinya masih penuh itu. "Ana, aku sudah putus dari Alea. Aku baru tahu dari Mayang bahwa kamu sebenarnya meminta Alea untuk mendekatkan kita berdua. Aku sebenarnya sejak pertama melihatmu menjadi mahasiswa baru sudah suka padamu. Namun aku tak berani mengungkapkan perasaanku karena aku tahu sainganku sangat banyak. Makanya aku hanya bisa mengangumi mu dari jauh. Saat Alea mendekatiku, aku pikir bisa menemukan jalan untuk mendekati dirimu. Namun Alea bilang kalau kamu menyukai pria bule. Dia bahkan mengembalikan hadiah ulang tahun yang aku kirimkan untukmu. Aku percaya begitu saja karena pikir kamu dan Alea bersahabat baik. Akhirnya aku dan Alea jadi dekat. Alea mampu menghibur aku. Suatu malam, entah karena pengaruh mabuk atau terbawa suasana, Alea merayu dan membuat kami akhirnya bercinta. Alea menangis dan akhirnya aku tak tega meninggalkan dia. Walaupun hati kecilku mengatakan kalau Alea sebenarnya sudah tak perawan. Alea sangat baik dan perhatian padaku. Aku tertipu oleh kata-kata manisnya, rayuannya dan tak menyadari kelicikan yang sudah dibuatnya untuk menjauhkan aku dan kamu." Wajah Weda terlihat begitu kesal. Ia kemudian menatap manik Anatari. "Ana, maukah kamu memberikan aku kesempatan untuk dekat lagi denganmu? Mayang sudah membuka mataku sehingga aku akhirnya percaya bahwa kamu sebenarnya mencintai aku juga. Dan kamu sangat membenci cowok bule."
Hati Anatari bergetar. Pernyataan cinta ini yang ia nantikan dari Weda semenjak pertama kali melihat kakak tingkatnya itu. Weda yang sederhana namun berkarisma, Weda yang pintar dan selalu humoris. Anatari bahkan punya beberapa foto Weda yang diambilnya secara diam-diam. Alea tahu bagaimana perasaan Anatari pada Weda.
"Ana, kenapa diam?" Weda menyentuh tangan Anatari yang memang ada di atas meja.
"Eh ......" Anatari terkejut. Ia hendak menarik tangannya menjauh namun Weda dengan cepat menggenggam tangan kanannya itu.
"Maafkan aku karena terlalu percaya dengan omongan Alea tanpa mencari tahu secara langsung bagaimana perasaan mu padaku. Aku tahu kalau aku bodoh dan pengecut. Namun belum terlambat untuk bisa merebut kembali hati mu kan? Dan aku sudah bertanya pada Andre si pemain sepak bola itu. Dia mengatakan kalau hubungan kalian hanya sebatas teman saja."
Anatari masih diam. Ia tak tahu harus bicara apa.
"Ana, Please. Jangan diam saja." Weda menggoyangkan tangan Anatari yang masih digenggamnya.
"Weda, walaupun hubunganmu dengan Alea sudah berakhir namun aku tak bisa bersamamu lagi. Apa nanti kata orang. Baru selesai dengan Alea, kini sudah bersama teman baik Alea." Anatari hendak menarik tangannya namun Weda masih terus menggenggam tangan gadis itu.
"Kamu masih menyimpan perasaan mu kepadaku kan?"
Pertanyaan Weda membuat Anatari semakin panik. Hatinya begitu ingin menerima Weda. Namun saat ia melihat cincin yang ada di jari manisnya, Anatari menyadari siapa dirinya yang sebenarnya. Matanya sempat berkaca-kaca namun ia berusaha agar tak menangis.
"Weda, kita berteman saja seperti dulu ya? Aku bukan gadis yang baik untukmu." Anatari akan berdiri namun Weda menahan tangannya. Lelaki itu berpindah tempat duduk di samping Anatari.
"Ana, aku sudah bekerja. Gaji ku sudah lebih dari cukup untuk membiayai kehidupan kita. Aku juga sementara merintis usaha dengan beberapa teman. Aku yakin kalau aku bisa membahagiakan kamu. Aku akan berusaha sekuat tenaga agar menjadikan diriku layak untukmu." Weda terlihat sangat serius dan hati Anatari semakin gelisah. Tangannya terangkat. Ia memegang pipi Weda.
"Kamu adalah cinta pertama dalam hidupku. Namun kita tak bisa saling memiliki. Hidupku sudah hancur. Aku tak berdaya menolak jalan hidup yang harus aku jalani secara terpaksa. Aku tak pernah menganggap kalau dirimu tak layak untukku. Hanya saja sekarang ini, akulah yang tidak layak untukmu." Anatari melepaskan tangganya yang memegang pipi Weda. Ia menghapus air matanya yang terlanjur mengalir membasahi pipinya. "Maafkan aku ...!" Anatari langsung berlari meninggalkan tempat itu. Weda dengan cepat membuka dompetnya dan meninggalkan sejumlah uang di meja lalu segera mengejar langkah Anatari.
"Ana...., tunggu...!" Weda berhasil mengejarnya dan memeluk gadis itu dari belakang. "Apa yang membuat kamu tak layak untukku? Aku tak peduli dengan semua yang pernah terjadi pada dirimu dengan lelaki lain. Aku hanya ingin bersamamu."
Tangis Anatari akhirnya benar-benar pecah. Ia membiarkan Weda memeluknya beberapa saat. Sampai akhirnya ia melepaskan diri kembali dan berlari sekencang mungkin meninggalkan Weda diantara kerumunan orang yang sedang menikmati malam di Bali.
Begitu sampai di depan hotel, Anatari memilih ikut pintu khusus. Ia punya akses masuk dari bagian belakang hotel itu. Pintu masuk itu langsung berhadapan dengan lorong tempat ruangan Erland berada. Anatari terus melangkah sampai ia masuk ke dalam lift.
Namun begitu ia tiba di atas, gadis itu tak langsung menuju ke kamar. Ia memilih duduk di tepi kolam renang sambil terus menangis. Ia meletakan ponsel dompet dan kartu akses untuk masuk di sampingnya. Tangannya memeluk kedua lututnya sambil terus menangis.
Ada rasa sesal di hatinya mengapa Weda baru jujur sekarang. Anatari ingat, dulu dia ingin menyatakan cintanya terlebih dahulu pada cowok itu. Namun Alea selalu melarangnya dengan alasan bahwa perempuan itu harus punya harga diri untuk tak menyatakan perasaannya lebih dulu. Siapa yang sangka kalau ternyata Alea juga menyukai Weda.
"Ah .......!" Anatari berteriak kaget saat tubuhnya di dorong masuk ke dalam kolam renang. Ia mendongak setelah berhasil berenang ke tepian. Matanya menatap tajam ke arah Erland yang sedang berkacak pinggang sambil berdiri di tepi kolam.
"Are you crazy?" teriak Anatari kesal. Ia bermaksud akan naik lagi namun. Erland kembali mendorongnya.
"Erland, what do you wants?"
"Bersihkan dirimu dengan benar sebelum masuk ke kamar. Karena aku tak mau bercinta dengan perempuan yang baru saja dipeluk oleh lelaki lain. Aku bukan cemburu namun aku tak mau apa yang sekarang ini masih menjadi milikku, di jamah oleh orang lain." kata Erland lalu membungkuk. Ia mengambil dompet, ponsel dan kartu akses milik Anatari, lalu pergi dan masuk ke dalam kamarnya.
Anatari menjadi sangat kesal. "Ah...!" teriaknya marah. "Dasar bule gila, bule sinting, bule nggak punya otak. Aku berdoa semoga malam ini kamu mati karena serangan jantung!" teriak Anatari lalu segera keluar dari air. Air kolamnya sangat dingin dan Anatari tahu bahwa ia akan segera mendapat flu karena sekarang sudah malam.
************
Dasar bule gila...! 🤣🤣😅
Apa kementar mu guys
weda sll dtng tiba2 😂😆🤭🫢
jadi bgmn Anatari weda apa Erland nih..
mksh up nya thor 🥰😘
Anatari sprtinya sdh mulai bisa menerima suami bule nya 😂😍😘🥰🫢
Dan apakah Erland jg sdh bisa menerima Anatari sijutek & judes hehehehe
Erland kn lok udh dkt kmu minta jatah Mulu lah ann kn kmu udh ksih ijin kan ...dgn senang hati lah dia minta jatah nya lgi...dan lagi...lah....😄😄🤭