NovelToon NovelToon
TERBUNGKUS WAKTU Rahasia Suamiku

TERBUNGKUS WAKTU Rahasia Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Penyesalan Suami / Cintapertama / Pihak Ketiga / Trauma masa lalu / CEO
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dina Sen

Sekar Ayu, gadis sederhana lulusan SMK, hidup di bawah naungan paman dan bibinya yang sukses di dunia fashion. Meski tumbuh di lingkungan materialistis, Sekar tetap menjaga kelembutan hati. Hidupnya berubah ketika bertemu Arumi, istri seorang konglomerat, yang menjodohkannya dengan Bayu Pratama, CEO muda dan pewaris perusahaan besar.

Namun, Bayu menyimpan luka mendalam akibat pengkhianatan cinta masa lalu, yang membuatnya membatasi dirinya dari kasih sayang. Pernikahan mereka berjalan tanpa cinta, namun Sekar berusaha menembus tembok hati Bayu dengan kesabaran dan cinta tulus. Seiring waktu, rahasia masa lalu Bayu terungkap, mengancam kebahagiaan mereka. Akankah Sekar mampu menyembuhkan luka Bayu, atau justru masa lalu akan menghancurkan hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Sen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepulangan Sekar

Sore itu langit tampak kelabu, awan menggantung berat seolah menahan hujan yang tak jadi turun. Dari kejauhan, suara kendaraan di jalan besar samar terdengar di balik dinding tinggi rumah Alira. Bayu berdiri di depan pintu besar itu, menatap halaman luas dengan perasaan campur aduk, antara lega dan getir.

Dengan bantuan Rangga, sopir Alira yang kini justru menjadi sekutu diam-diamnya, Bayu akhirnya melangkah keluar dari rumah megah yang selama lima hari terakhir terasa seperti penjara mewah. Setiap langkahnya meninggalkan lantai marmer rumah itu terasa seperti melepaskan beban besar yang selama ini menjerat pikirannya.

Rangga membawa mobil hitam milik Alira ke luar pelan, melewati gerbang utama yang dijaga satpam. Bayu hanya menunduk, menyembunyikan wajah di balik kaca hitam mobil. Begitu gerbang tertutup di belakangnya, ia baru menghela napas panjang seperti baru bebas dari cengkraman sesuatu yang gelap.

“Pak,” suara Rangga memecah hening, “kita langsung ke rumah Pak Hasan?”

Bayu menatap lurus ke depan. “Iya, Rangga. Langsung saja. Dan … jangan lewat rute biasa. Kita harus hati-hati. Alira mungkin akan menyadari aku tidak di rumah sebelum malam.”

“Baik, Pak.” Rangga mengangguk serius, memutar arah ke jalan alternatif yang jarang dilalui.

Sepanjang perjalanan, Bayu tak banyak bicara. Hanya suara roda mobil yang berputar dan desau angin sore mengiringi pikirannya yang berkelindan. Di dalam sakunya, botol kaca bening itu terasa seperti bara panas yang siap membakar semua rahasia. Setiap kali mobil terguncang di jalan berlubang, Bayu menggenggam botol itu lebih erat, ia tak mau bukti itu hilang.

“Aku harus tahu…” gumamnya lirih, lebih untuk dirinya sendiri. “Apa yang sebenarnya dia kasih ke aku."

...

Beberapa menit perjalanan Mobil berhenti di depan rumah bergaya kolonial sederhana milik Hasan, pengacaranya sekaligus orang kepercayaannya sejak lama. Dari luar, rumah itu tampak tenang, namun Bayu tahu di dalamnya tersimpan begitu banyak rahasia hukum dan strategi yang pernah menyelamatkan banyak orang berkuasa.

Begitu pintu dibuka oleh pembantu Hasan, Hasan yang tengah duduk di ruang kerjanya segera bangkit. Wajahnya tampak kaget ketika ia keluar menuju ruang tamu dan melihat Bayu datang tanpa pemberitahuan.

“Bayu?” suaranya meninggi sedikit. “Kamu kemana saja? Lima hari ini susah sekali dihubungi. Ada apa? Kamu kelihatan pucat.”

Bayu meletakkan jasnya di kursi, lalu mengeluarkan botol kecil dari sakunya, menaruhnya di atas meja kayu gelap di depan Hasan.

“Hasan, aku butuh kamu urus sesuatu… segera.”

Hasan menatap botol itu curiga. “Ini apa?”

Bayu menatap lurus, nada suaranya rendah tapi tegas. “Aku ingin kamu kirim ke laboratorium yang paling kamu percaya. Jangan lewat jalur resmi, jangan sebut nama aku. Aku ingin tahu cairan ini mengandung apa.”

Hasan memutar botol itu perlahan di bawah lampu meja. Cairan bening di dalamnya tampak biasa, tapi aroma kimia samar masih tercium. “Ini berbahaya, Bayu. Dari mana kamu dapat ini?”

Bayu menatapnya tajam. “Dari kamar Alira.”

Hasan mendengus pelan, mulai memahami arah pembicaraan. “Kamu mencurigai sesuatu?”

“Bukan curiga lagi,” jawab Bayu cepat. “Aku yakin dia ngasih aku sesuatu selama ini. Obat atau zat yang bikin pikiranku kabur, halusinasi, bahkan kehilangan kesadaran. Aku seperti dikontrol. Aku harus tahu kebenarannya, sebelum aku benar-benar kehilangan kendali atas hidupku.”

Hasan terdiam sesaat, lalu mengangguk pelan. “Baik. Aku akan kirim ini malam ini juga. Aku tahu tempat yang aman.”

Bayu menarik napas lega, lalu menatap ke arah jendela yang kini mulai diguyur gerimis halus. “Dan satu lagi… hasil tes DNA bayi Alira akan keluar dua hari lagi, kan?”

“Benar,” jawab Hasan. “Sopir yang kamu tugaskan sudah menyerahkan sampelnya dengan rapi. Semua berkasnya aku pegang sendiri. Kalau hasil keluar, aku yang pertama tahu.”

Bayu menatap kosong ke luar jendela. “Dua hari lagi…” katanya pelan. “Dua hari lagi aku tahu apakah aku benar-benar ayah dari bayi itu… atau hanya korban dari kebohongan yang lebih besar.”

Hasan menatapnya prihatin. “Bayu, kamu harus siap untuk apapun hasilnya. Kalau semua benar seperti yang kamu duga… dunia kamu akan berubah total.”

Bayu mengangguk lemah, lalu berdiri, menatap langit sore yang kini sepenuhnya diguyur hujan. “Aku tahu, San. Tapi yang aku takutkan bukan perubahan itu…” ia berhenti sejenak, menatap pantulan wajahnya di kaca jendela. “Yang aku takutkan, adalah ternyata aku sudah kehilangan terlalu banyak hal sebelum kebenaran itu datang.”

Sore itu, di tengah hujan yang turun deras, Bayu menatap langit dengan mata sendu.

***

Malam di kediaman Alira.

Alira seketika berteriak di kamarnya usai dirinya pulang, Alira begitu marah dan emosi mendapati Bayu tak ada lagi di rumahnya.

"bedebah! Kamu berani main-main denganku Bayu. Lihat saja... Hidupmu akan hancur olehku!" Teriak Alira sembari mengacak selimut tebal di atas ranjang tidurnya yang semula rapih.

...

Sementara di luar rumah Alira, Rangga yang tengah duduk di gazebo malam itu segera memberi pesan pada Bayu, memberi tahukan jika Alira marah besar bahkan bersumpah akan menghancurkan hidup Bayu.

Terlebih Alira tahu CCTV di rumahnya sengaja ada yang merusak.

Tak lama sorot lampu kendaraan mobil menyilaukan' menembus gerbang besar rumah Alira, mobil itu masuk perlahan dan berhenti tepat di depan tangga rumah Alira.

seorang laki-laki ber perawakan tinggi berjas rapih keluar dari mobil itu, dan masuk ke rumah Alira' Rangga pun dengan hati-hati menyelinap memfoto laki-laki itu dan mengirimkan pada Bayu.

"itu seperti laki-laki yang pernah merangkul nyonya? Apa itu tuan Masaru?" batin Rangga. "ah, sudah... Aku harus memberi tahu tuan Bayu. Aku tidak perduli kalau sampai ada masalah dengan Nyonya, aku bisa datang pada tuan Bayu."

***

Pagi di rumah Pratama.

Sekar akhirnya pulang bersama Arifal. Dengan luka di kening dan perban di kepala membuat orang di rumah Bayu khawatir dan bertanya, terlebih mbok Rini.

Pagi itu, langit masih basah sisa hujan semalam. Halaman rumah keluarga Pratama tampak sepi, hanya terdengar suara burung dan deru mesin mobil yang baru saja berhenti di depan teras.

Dari dalam mobil, Sekar turun perlahan, dibantu Arifal yang menahan lengannya dengan hati-hati. Wajahnya masih pucat, perban putih melingkar di kepala, dan langkahnya tampak pelan karena lemas.

Begitu pintu rumah terbuka, Mbok Rini yang sedari tadi tengah beberes di ruang tamu langsung berdiri tergesa.

“Ya Allah, Non Sekar! Gusti, sampeyan kenapa tho, Non?” serunya dengan suara panik.

“Pelan-pelan, Mbok…” Sekar mencoba tersenyum, meski lemah. “Aku cuma jatuh dikit, kepalaku kebentur. Udah gak apa-apa kok.”

Mbok Rini menatap perban di kepala Sekar, matanya mulai berkaca-kaca. “Jatuh dibilang gak apa-apa? Astaghfirullah, Gusti… Kok bisa, Non? Wong Non kan pergi cuma mau nengok Tante Susan, to? Lha kok malah balik-balik gini.”

Arifal yang berdiri di samping Sekar segera ikut bicara, suaranya tenang namun sopan. “Maaf, Mbok. Saya Arifal, teman lamanya Sekar. Beliau sempat jatuh waktu di rumah sakit. Sekarang kondisinya sudah jauh lebih baik, cuma butuh istirahat.”

“Alhamdulillah…” gumam Mbok Rini sambil mengusap dadanya lega. “Monggo, Pak, silakan duduk dulu. Biar saya ambilin air hangat.”

Arifal tersenyum, "tidak usah, mbok. Saya harus langsung pamit karena banyak pekerjaan."

Sekar menatap Arifal dengan senyum lembut. “Fal, makasih ya, udah nganter aku pulang.”

Arifal membalas senyum itu. “Aku gak tenang kalau ninggal kamu sendirian. Aku pamit, Sekar. Kamu istirahat, jangan mikir yang berat-berat dulu.”

Sekar mengangguk pelan. “Iya, aku janji.”

Begitu Arifal pamit, Sekar duduk di ruang tamu di temani mbok Rini yang masih khawatir dengannya, sementara di luar perlahan mobil Arifal keluar dari halaman. tak lama, Pak Tarman dan Nunik, dua pembantu lainnya, keluar dari dapur dan ikut mengerumuni Sekar dengan wajah cemas.

“Lho, Non Sekar! Gusti Allah… sampean sakit?!” seru Nunik panik.

“nggak usah rame-rame,” ucap Sekar lirih, mencoba menenangkan. “Aku cuma butuh istirahat. Jangan kasih tahu Pak Bayu dulu ya, biar gak khawatir.”

Ucapan itu membuat semua penghuni rumah saling pandang. Mereka tahu sudah hampir seminggu ini Pak Bayu tidak pulang.

Mbok Rini akhirnya memberanikan diri bertanya pelan, “Non… sampean belum dikabarin Pak Bayu, to?”

Sekar menunduk, jari-jarinya saling menggenggam gelisah. “Belum, Mbok… Sudah beberapa hari ini aku gak bisa hubungi dia. Nomornya mati.”

Sunyi. Hanya suara jam dinding yang terdengar berdetak pelan.

Akhirnya, Mbok Rini menepuk pundak Sekar lembut. “Sudah, Non. Jangan dipikir dulu. Yang penting sampeyan sehat dulu. Masalah yang lain nanti bisa diselesaikan pelan-pelan.”

Sekar mengangguk, senyum tipis terpaksa terlukis di wajahnya. “Iya, Mbok. Aku cuma… rindu. Itu aja.”

Mbok Rini menghela napas panjang, lalu membantu Sekar naik ke kamar.

"ya sudah, Non kita ke kamar... Biar non, istirahat dulu."

Sekar mengangguk.

...

Sementara itu, di halaman belakang, Joni tampak resah. Ia mondar-mandir takut terkena marah orang-orang di rumah.

Ia menatap ke arah rumah besar itu, lalu bergumam pelan, “Tuan Bayu, semoga sampeyan benar-benar baik-baik saja. Non Sekar sudah pulang, tapi Alhamdulillah Non Sekar baik-baik saja, semoga nggak ada orang curiga di rumah ini."

Dari kejauhan, Pak Seno, penjaga lama keluarga Pratama, datang mendekat. “Joni, kamu ngapain bengong?”

Joni cepat menyembunyikan ponselnya. “Eh, gak apa-apa, Pak. Cuma mikirin… Non Sekar aja."

pak Seno sedikit terkejut, "loh, maksudmu? Mikirin gimana?"

Joni mendengus, "maksudnya... Kasihan pak, tadi si pak Tarman bilang' Non Sekar jatuh di rumah sakit. Nah, Pak Bayu nomer ponsel nya gak bisa di hubungin, tapi gak tahu juga kalau sekarang. Masalah nya' masa iya, non Sekar nggak di kasih kabar, gitu lo."

Pak Seno mengangguk pelan. “Oh, Iya. Saya juga heran. Pak Bayu kemana, kok gak pulang-pulang. Biasanya gak begini.”

Joni mengangkat bahunya, "Mana aku tahu, pak. Kan, pak Bayu bilang' kalau katanya beliau ke luar kota, nyatanya kemarin saya antar beliau."

Pak Seno hanya mengangguk pelan.

...

Siang itu, tepat pukul sembilan, mentari baru naik sempurna, sinarnya menembus lembut lewat tirai ruang keluarga rumah Pratama. Udara terasa tenang, hanya suara detak jam dinding di sudut ruangan menemani Sekar yang tengah duduk santai di sofa, membaca majalah sambil menyeruput teh hangat.

Di luar, suasana rumah itu tampak sepi. Mbok Rini dan Pak Tarman sedang keluar membeli kebutuhan dapur ke pasar, sedangkan Joni dan Nunik sibuk di halaman belakang menjemur pakaian. Rumah besar itu terasa damai—setidaknya sampai mobil putih berpelat mewah berhenti di depan gerbang utama.

Satpam yang berjaga, Pak Surya, keluar tergesa dari posnya. Ia menatap mobil asing itu curiga. Dari dalam, kaca jendela turun perlahan, menampakkan wajah perempuan muda berpenampilan rapi dengan kacamata hitam dan bibir merah tegas.

“Selamat pagi,” suara lembut tapi penuh percaya diri terdengar. “Saya temannya Pak Bayu. Beliau di rumah, kan?”

Pak Surya menatapnya ragu. “E… maaf, Nyonya siapa, ya?”

Perempuan itu tersenyum tipis, menyibakkan rambutnya dengan elegan. “Panggil saja saya Alira. Saya datang karena urusan pribadi dengan Pak Bayu. Ini penting.”

Nada suaranya tenang, namun tatapannya tajam, membuat siapa pun sulit menolak. Tanpa curiga, Pak Surya akhirnya mengangguk. “Oh begitu, baik Nyonya. Silakan masuk saja. Pak Bayu memang sedang keluar, tapi mungkin Nyonya Sekar ada di dalam.”

Alira menunduk pura-pura sopan, meski dalam hati bibirnya tersenyum miring.

“Ah, bagus. Sekar…” gumamnya dalam hati. “Akhirnya aku bisa lihat perempuan itu.”

Ia turun dari mobil, mengenakan gaun selutut berwarna pastel lembut, kesan anggun namun berbahaya terpancar dari setiap langkahnya. Tumit sepatunya berdetak pelan menyentuh lantai teras rumah Pratama, menimbulkan gema halus di udara siang yang hening.

Pintu utama terbuka. Sekar, yang mendengar suara mobil berhenti di depan rumah, refleks berdiri dari sofa. Ia sedikit heran, sebab ia tidak menunggu tamu siapa pun.

Begitu matanya menatap sosok perempuan di depan pintu, Sekar sempat terpaku. Wajah itu begitu cantik, berkelas, dan penuh percaya diri.

“Permisi,” sapa Alira manis, suaranya lembut tapi mengandung ketegangan samar. “Saya mencari Pak Bayu. Beliau di rumah?”

Sekar tersenyum sopan. “Oh, maaf… Suami saya sedang keluar beberapa hari ini. Tapi kalau boleh tahu, Anda siapa, ya?”

Alira melangkah masuk tanpa menunggu izin lebih lama. “Saya temannya,” ujarnya singkat, sambil menatap sekeliling ruang tamu dengan pandangan menyapu. “Teman dekat, bisa dibilang begitu.”

Sekar menatapnya bingung tapi tetap ramah. “Oh begitu… Teman kerja, ya?”

Alira menatapnya tajam, senyum di bibirnya mulai berubah makna. “Hmm… Bukan hanya kerja, Nyonya Sekar. Kami lebih dari sekadar rekan. Saya pikir sudah waktunya Anda tahu siapa suami Anda sebenarnya.”

Sekar tertegun, ekspresinya berubah. “Maksud Anda?”

Alira menatapnya lama, lalu mendekat satu langkah. Tatapan matanya tajam menusuk, bibirnya bergerak perlahan tapi penuh racun.

“Bayu… sudah lama punya hubungan dengan saya. Bahkan sebelum pernikahan Anda dengannya terasa dingin, dia sudah mencari kehangatan di tempat saya.”

Sekar tersentak mundur setengah langkah. “A... apa maksud Anda?”

“Jangan berpura-pura tidak tahu,” lanjut Alira dengan nada tenang namun kejam. “Bayu sering datang ke rumah saya. Dia bilang, kamu terlalu polos, terlalu membosankan. Dia bilang kamu istri baik tapi tak berguna. Dan ya, satu lagi Bayu sudah menikah sirih dengan ku.”

Sekar membeku di tempatnya. Helaan napasnya mulai berat.

“Tidak… suami saya tidak seperti itu,” ucapnya lirih, meski suaranya bergetar.

Alira tertawa kecil, sinis namun terukur. “Percaya atau tidak, itu urusan kamu. Tapi aku pikir kamu berhak tahu. Aku bahkan masih menyimpan barang-barang milik Bayu di rumahku. Kemeja, jam tangan, bahkan foto kami.”

Sekar menatap perempuan itu dengan mata yang mulai memerah, perasaannya berkecamuk antara bingung, takut, dan tak percaya. “Kamu datang ke sini hanya untuk… menghancurkan rumah tanggaku?”

Alira menatapnya dalam, bibirnya tersenyum miring. “Bukan menghancurkan, Sekar. Aku cuma ingin kamu tahu siapa sebenarnya orang yang kamu panggil suami.”

Hening. Hanya detik jam di dinding yang terdengar jelas.

Lalu tiba-tiba, langkah kaki berat terdengar dari arah pintu belakang. Joni dan Nunik muncul membawa keranjang cucian, mereka tampak terkejut melihat ada tamu asing di ruang tamu bersama Sekar.

“Oh, maaf Non, kami tidak tahu ada tamu,” ujar Joni terbata.

Alira cepat menoleh, lalu menyunggingkan senyum manis penuh pura-pura. “Oh tidak apa-apa. Saya sudah pamit, kok. Terima kasih, Sekar… sudah menerima saya dengan baik.”

Joni dan Nunik meninggalkan ruangan, merasa tidak enak, saat Alira kembali bicara dengan Sekar.

 sementara Sekar masih diam, matanya kosong, hatinya terguncang hebat.

Alira berjalan pelan menuju pintu, sempat menatap Sekar sekali lagi. Tatapannya kali ini lembut, tapi mengandung ejekan samar.

“Suami yang sempurna itu… kadang cuma ilusi, Sekar. Kamu akan tahu nanti.”

Sekar sedikit tak percaya namun ucapan itu menyayat hati seketika.

....

Sementara di luar, di dalam mobil putihnya, Alira tersenyum puas. Jemarinya mengetik pesan cepat di ponselnya.

 Langkah pertama selesai. Sekar mulai goyah. Tinggal tunggu reaksi Bayu.

Ia menatap keluar jendela, menyalakan mesin mobil, lalu berbisik dingin,

“Permainan baru saja dimulai.”

1
Sharah ArpenLovers Khan
Tuhhh bener kan Alira jebak Bayu.. Duhhh semoga hasil Test DNA negatif yaa. biar kapok tuh Alira krn hasilnya negatif 😅😅😅
Sekar jgn percaya begitu saja sama Alira dong 🥲🥲 Bayu cuma di jebak 🥲🥲
Alira pelakor stress 😅😅😅
kasihan Sekar semoga Sekar percaya begitu saja sama perkataan Alira 🥲🥲
akhirnya Sekar bakal kerja di toko nya Arifal 😄😄

penasaran sama lanjutannya...
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus yaa Sayyy quuu lanjut kan karya mu 💪💪🥰🥰🤗🤗
Sharah ArpenLovers Khan: Sama Sama Sayy 🤗☺
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
wadawww Alira berani nya mendekati Sekar ngomong tentang hubungan nya dg Bayu. semoga Sekar gk percaya, kasihan Sekar 🥲
penasaran dg lanjutannya..
di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy 🤗🥰💪💪
Sharah ArpenLovers Khan: Sapu nya buat ngusir di Alira sekalian pakai palu buat palu Alira biar kapok 😅😅😅
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Semoga Bayu bisa memecahkan masalah nya.
semoga nnt Sekar bisa kerja di Toko..
bagus juga Sekar Mandiri 😁😁
Sharah ArpenLovers Khan: Yupz Sayyy ku tunggu 😄😄
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Ternyata benar dugaan Bayu kalau dia emng di jebak oleh Alira. jangan² Bayi itu emng bayi nya Pak Masaru dan Alira apalagi Rangga perlihatkan foto Pak Masaru dan Alira...
penasaran dg lanjutannya...

di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus yaa Sayyy quuu 💪💪🤗🤗🥰🥰
Sharah ArpenLovers Khan: Sama² Sayy 🤗🤗😁😁
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Arifal perhatian banget yaa sama Sekar, seperti perhatian seseorang sama pasangan nya 🥰
gmn jika nnt Bayu tau yaa 😆😆

penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya yaa Author kesayangan kuuu tetap terus semangat ya Sayyy 🥰🤗💪💪🤗
Sharah ArpenLovers Khan: Yaaa betul salah dia sendiri karena ninggalin Sekar terus, gak kasih kabar juga, akhirnya Sekar sendirian dan ada yg nemanin 😅😅😅
total 2 replies
Wang Lee
Wow
Wang Lee
Asik
Wang Lee
Mantap
Wang Lee
Keren
Sharah ArpenLovers Khan
Mudah²an Alira gk curiga sama Rangga dan Rangga bisa jaga Rahasia. kira² gmn ya hasil nya...

di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu Emak Ncingg si Gemoyyy tetap semangat Sayy 🤗🥰💪
Sharah ArpenLovers Khan: Jangan sampai ketahuan Sayy bahaya klo sampai ketahuan Alira bisa gagal rencananya Bayu ntar 😆😆
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Kasihan Sekar, Bayu tidak bisa di hubungi 🥲 untungnya ada Arifal🥲

penasaran dg lanjut nya gmn yaa nnt jika Bayu tau Sekar kecelakaan?? di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu tetap semangat Sayyy 🤗🥰💪
ginevra
aku dah mampir thor ...
Dinar Sen: siap kak terimakasih, 🙏🏻😉
total 1 replies
ginevra
baik banget sumpah
ginevra
Bayu green flag banget
Dinar Sen: terimakasih kak ☺️
total 1 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Alhamdulillah Sekar baik² saja berkat pertolongan Arifal.
duhh kira² berhasil gk yaa Bayu...
gmn hasilnya nnt??

di tunggu updatenya author kesayangan kuuu Emak Ncinggg si Gemoyyy tetap semangat ya Sayyy 💪💪🥰🥰🤗🤗
Sharah ArpenLovers Khan: Oke Sayy 😆
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Kasihan Sekar kena tabrak 🥲🥲
semoga Sekar baik² saja 🥲🥲
gmn nnt reaksi Bayu setelah tau Sekar kecelakaan??

di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuu Semangat ya Sayyy 🐱🤗🥰💪
Sharah ArpenLovers Khan
Semoga Bayu berhasil dapatkan Sampel nya bayi itu yaa 🥲🥲
kira² berhasil gk yaaa??

di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuu tetap semangat Sayyy 🥰🐱💪
Sharah ArpenLovers Khan
Duhh Gmn yaa perasaan Sekar jika tau Bayu nikah siri dg Alira 🥲🥲

di tunggu updatenya ya Author Kesayangan kuuu terus semangat Sayyy 💪🥰🐱☺🤗
Wang Lee
Iklan untukmu thor🙏
Dinar Sen: sip, terimakasih hadirnya 🙏🏻😊🙏
total 1 replies
Wang Lee
Aku yang membuktikan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!