Ranjang Panas Tuan Muda

Happy Reading.

Rea keluar dari dalam kamar mandi memakai jubah handuk. Tadi Kenzo benar-benar melucuti seluruh pakaiannya dan akhirnya Rea mandi untuk kedua kalinya bersama Kenzo.

Tidak ada acara coblos mencoblos ataupun buka segel, hanya ciuman dan pegang-pegangan saja. Itu pun tentu Kenzo yang memaksa. Katanya sebagai vitamin biar nggak ngantuk saat kerja, jadi dia menyusu dulu sama Rea.

Kalau dulu Rea begitu kesal dengan sikap Kenzo yang sangat messum itu, entah kenapa sekarang Rea malah merasa tidak masalah.

Akhirnya gadis itu berjalan ke arah tempat penyimpanan baju, sepatu dan lain-lain, atau biasa disebut walk in closet. Mencarikan baju untuk Kenzo yang tengah menunggu di sofa sedang memangku laptop dengan hanya memakai jubah mandi.

Rea memilihkan kemeja untuk Kenzo berwarna putih dengan setelan jas abu tua. Pada saat Rea akan mengambilkan cd untuk majikannya itu, tiba-tiba dia melihat sebuah kotak kecil seperti sebuah wadah kalung tersimpan di sudut laci.

Entah kenapa dia tiba-tiba penasaran, Rea hanya ingin tahu apa isinya itu.

"Ngintip sedikit nggak apa-apa kan?" Batin Rea cekikikan.

Siapa tahu itu adalah kotak yang menyimpan rahasia Kenzo, dan Rea akan tahu apa kelemahan Kenzo untuk bisa dijadikan bahan ejekan.

Perlahan Rea membuka kotak itu dan benar saja, isinya adalah kalung indah dengan liontin sebuah inisial nama.

"LA, sepertinya aku pernah melihat inisial ini, tapi dimana ya?" Rea berusaha mengingat lagi dan akhirnya dia mengingat tulisan itu berada di lemari paling sudut. Di sebuah baju dengan rajutan tulisan inisial itu.

Entah kenapa tiba-tiba Rea jadi penasaran dengan inisial LA. "Apa itu nama ibunya tuan Ken?" Rea langsung menggeleng, tidak mungkin Tuan Kenzo membelikan kalung indah ini sedangkan ibunya meninggal sejak Tuan Kenzo kecil. Ya, Rea memang tahu sedikit tentang masa lalu Kenzo dari Kelvin.

Tentang kepergian kedua orang tua Kenzo yang begitu tragis.

"Oh, apa ini yg untuk kekasih Tuan Ken? Apa dulu tuan Kenzo pernah memiliki kekasih?" Rea sekarang jadi semakin kepo dengan masa lalu majikannya itu.

"Rea! Kenapa lama sekali!" Rea buru-buru mengembalikan kotak kalung itu di tempatnya. Dia langsung bergegas keluar sambil membawa setelah yang tadi dia pilih. Tidak lupa cd-nya juga.

"Tuan, saya ke kamar dulu ya, mau ganti baju," ujar Rea. Karena bajunya telah basah, Rea sekarang tidak memakai apapun di tubuhnya kecuali jubah handuk itu.

Kenzo hanya berdehem tanda dia memberikan izin. Rea langsung keluar dari dalam kamar Kenzo dan berjalan ke arah kamarnya yang ada disebelah Kenzo.

Saat itu dia berpapasan dengan Nilam yang sedang bersih-bersih, wanita itu menatap Rea dengan tatapan takjub. Sedangkan Rea hanya menggeleng cepat, memberitahukan jika dia tidak melakukan apa-apa dengan tuan Ken.

"Aku masih Virgin, Lam," bisik Rea.

"Eh, masa?"

"Ho'oh, Tuan Ken nggak akan nyentuh aku," jawab Rea tersenyum lebar.

"Oh, hebat berarti kamu, semoga selamat ya," Rea mengerucutkan bibirnya, kenapa seolah-olah ucapan Nilam mengejeknya.

"Aku menjadi pelayan tuan Ken saja, maunya kalau buka segel tuh sama suami yang halal," bisik Rea lagi. Sepertinya selama ini Kenzo memang masih memegang prinsip Rea. Meskipun sudah *****-***** tapi Kenzo juga tidak memaksa Rea untuk melayaninya diatas ranjang.

Terhitung sudah dua bulan ini Kenzo puasa, biasanya dia selalu menyewa wanita untuk menghangatkan ranjangnya. Namun, semenjak mengenal Rea, entah kenapa dia tidak ingin berhubungan dengan wanita lain, selain Rea, itupun kalau wanita itu mau.

****

Kenzo sudah berangkat bekerja, Rea duduk-duduk saja di meja dapur sambil nyemil.

Sebenarnya dia tahu kalau banyak yang iri sama dia, tapi Rea cuek saja. Toh tidak akan ada yang berani menggangguku dia atau mereka akan berakhir seperti Susi.

Terdengar suara bel pintu depan berbunyi, nampaknya ada tamu. Tapi siapa? Karena selama Rea bekerja di rumah ini belum pernah ada tamu kalau tuan Ken sedang di kantor.

"Rea, tolong bukakan pintu ya, aku lagi nanggung ini," seru Lusi.

"Iya mbak," Rea melangkah ke depan dan membuka pintu utama itu.

Suara pintu terdengar saat Rea membukanya perlahan. Rea mengerutkan keningnya saat melihat tamu yang datang seorang wanita cantik dan dewasa.

"Maaf, cari siapa mbak?" Tanya Rea.

"Saya cari Kenzo, katanya masih dirumah," jawab wanita itu lembut.

"Oh, Tuan Ken baru saja berangkat Mbak, mungkin belum sampai kantor, dengan mbak siapa ya, nanti saya akan hubungi langsung tuan Ken," ujar Rea.

"Saya Larasati Anjani!"

Bersambung.