Hidupku yg sempurna berubah 180° berkat perselingkuhan ayahku. Aku yg dulu hidup bagai tuan putri kini harus bekerja keras mencari nafkah demi kelangsungan hidupku, belum lagi ibuku yg jatuh sakit pasca perceraian. Bagaiamana aku harus bertahan??
#HowtoFight??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.34 Latihan Fisik
Selama 3x dalam seminggu Margaret mengikuti kelas bela diri. Segala bentuk latihan fisik akan dijalaninya selama beberapa tahun kedepan. Semua demi mempersiapkan keamanannya di masa depan. Meski melelahkan karena dilakukan sepulang kerja, tapi Margaret tak akan goyah mengingat ancaman dan mungkin pembunuhan yang bisa terjadi di masa depan.
Setiap pulang kerja tubuhnya merasa sakit dan letih luar biasa karena Margaret jarang melakukan latihan fisik. Tapi semua harus dijalani dengan maksimal sesuai dengan niatannya. Tak ada lagi gadis manja yang selalu mendapat perlakuan khusus dari ayahnya. Margaret harus berubah menjadi wanita mandiri dan kuat untuk menghadapi setiap masalah di hidupnya.
Theresia mulai melihat perubahan pada Margaret.
"Margie kau sakit?" tanya Theresia.
"Oh tidak tante, hanya saja aku baru-baru ini pergi ke gym jadi tubuhku belum terbiasa." ucap Margaret.
"Ya ampun, kau sudah semakin dewasa sekarang. Olahraga itu baik untuk tubuhmu, tapi pastikan makananmu juga seimbang dan istirahat yang cukup." ucap Theresia.
"Rasanya seperti mendengar saran dari dokter pribadi." balas Margaret.
"Tentu, tante akan menjadi dokter pribadimu dan menjagamu selama kamu tinggal disini." ucap Theresia.
"Terimakasih tante." ucap Margaret.
"Iya sama-sama.."
"Ughh.. " rintih Margaret.
"Kamu harus menahannya dan mengompresnya jika parah." ucap Theresia.
"Baik tante."
....
Hari demi hari berlalu, latihan fisik mulai intens dan begitu juga dengan tumpukan pekerjaan yang semakin intens. Semua karena Margaret sudah terbiasa bekerja sebagai asisten pribadi Kevin.
"Selalu bertambah setiap hari.. " gumamnya.
"Artinya pekerjaanmu bagus." ucap Beni
"Baik pak." jawab Margaret.
"Oh iya, nanti malam ada pertemuan dengan klien, kau temani tuan ya." ucap Beni.
"Oke pak." jawab Margaret.
Karena jadwal pekerjaan, Margaret harus bolos latihan di gym. Dengan begitu tubuhnya bisa istirahat dari latihan yang cukup berat. Dan sejak mulai latihan fisik Margaret menjaga makanannya. Dirinya sampai membawa bekal ke kantor dan menikmatinya sendiri karena staf lain memilih makan di kantin yang disediakan. Tapi terkadang Margaret juga makan di kantin saat sedang sibuk dan tak sempat memasak.
Tidak hanya belajar bela diri, Margaret juga mempelajari makanan yang baik untuk tubuhnya. Berbagai sayuran, buah dan daging-dagingan ia riset dengan seksama dan pelajari cara memasaknya. Meski kadang gosong, terlalu asin, dan berbagai kegagalan lain sering ia dapatkan.
Demi membentuk tubuhnya, Margaret mencurahkan pikiran dan waktunya untuk belajar. Selain bekerja dirinya juga selalu sibuk dengan hal lain di waktu weekend. Terlihat dengan rutinnya Margaret berbelanja setiap minggu di supermarket. Sampai Theresia kagum dengan kegigihannya, walau kadang dapurnya jadi berantakan.
Terkadang saat ada waktu, Theresia mengajarinya memasak dan memberitahu resep ibunya dan neneknya pada Margaret. Meski jarang memasak karena sibuk, tapi Theresia bisa memasak makanan sehari-hari.
Dengan kesibukan yang luar biasa tersebut, membuat Margaret melupakan rasa takutnya dan mulai waspada pada setiap hal kecil yang terjadi di sekitarnya. Perlengkapan keamanan pun sering ia bawa kemana-mana di dalam tasnya.
Hari demi hari berlalu, dan tubuhnya mulai terbiasa dengan latihan fisik yang ia terima. Dengan latihan fisik tersebut, membuat staminanya meningkat. Margaret tak mudah kelelahan meski harus menemani agenda Kevin sampai malam. Sebagai asisten pribadi, tugasnya terkadang lebih berat dari staf biasa. Bahkan dirinya dan Beni paling sering lembur. Tapi penghasilannya juga cukup menjanjikan dan sepadan dengan lemburan yang ia kerjakan.
Sedikit demi sedikit Margaret menabung uangnya dan berniat mencari tempat tinggal yang aman serta dekat dengan kantornya. Tapi hal seperti itu sangat sulit baginya. Berbagai informasi dicari olehnya dengan teliti karena dirinya merasa tak enak terus merepotkan Theresia. Apalagi di luar negeri, orang yang sudah dewasa dan bisa mencari uang biasanya tinggal sendiri dengan alasan mandiri.
Margaret harus bisa mandiri bagaimana pun caranya. Saat sedang membuka sebuah situs, Kevin melihatnya dan sedikit memberi saran.
"Apa kau sedang mencari tempat tinggal?" tanya Kevin.
"Benar tuan." jawab Margaret.
"Yah jika dipikir selama ini kau sudah menumpang cukup lama di apartemen Theresia." ucap Kevin.
"Iya aku harus segera mencari tempat tinggal baru yang aman. Aku tak mau merepotkan tante terus menerus." ucap Margaret.
"Mau aku bantu?" tanya Kevin.
"Asalkan harganya masuk akal." ucap Margaret.
"Kau tenang saja, aku akan mencari tempat yang aman." ucap Kevin.
"Baiklah, kabari saja tuan jika sudah ketemu." ucap Margaret.
"Oke.." balas Kevin.
Kevin pun tersenyum dan bersenandung riang dihadapan Beni yang sibuk dengan dokumen. Mau kesal Beni tak mampu karena Kevin adalah atasannya yang memberinya gaji setiap bulan.
"Tuan bahagia sekali, padahal aku cukup tersiksa dengan semua tumpukan ini, bahkan setelah ada Margaret.." gumam Beni dalam hati.
Setelah menghubungi beberapa orang, Kevin memanggil Margaret ke ruangannya. Margaret yang bingung karena tugasnya belum selesai pun membawa beberapa yang sudah beres.
Toktok..
"Masuk.." ucap Kevin saat ada ketukan pintu.
"Permisi tuan." ucap Margaret.
"Kemarilah, ada informasi bagus" ucap Kevin.
"Ada apa tuan? jika mengenai tugasku masih ada yang belum." ucap Margaret.
"Bukan tugasmu, ini temanku sedang menyewakan unitnya." ucap Kevin.
"Benarkah? Di daerah mana?" tanya Margaret.
"Di daerah Xx.. Kebetulan aku juga tinggal disana." ucap Kevin
Margaret pun hanya tersenyum membayangkan se-elit apa lingkungan itu.
"Masalahnya apa aku mampu membayar biayanya??" gumam Margaret dalam hati.
Kevin dengan semangat memberinya gambaran unit milik kenalannya. Apartemen yang cukup luas dan mewah. Tapi apa harganya sesuai dengan gaji Margaret. Tanpa basa-basi Margaret langsung menanyakannya.
"Tapi apa harga sewanya sesuai dengan gajiku tuan?" tanya Margaret.
"Ooh aku lupa menanyakannya.. Nanti aku tanyakan lebih lanjut." ucap Kevin sadar kesalahannya.
"Baiklah tuan, kabari aku mengenai harga sewanya juga. Jika terlalu mahal dari gajiku aku tak mungkin mampu." ucap Margaret jujur.
"Oke, kau tenang saja." ucap Kevin.
Meski David mungkin mampu membayarnya sekalipun, Margaret berusaha rasional. Jika gajinya saja tak mampu membayar sewa tempat tinggalnya artinya sama saja dirinya belum sanggup hidup mandiri. Dengan alasan itu, Margaret mempertimbangkan tempat tinggalnya.
Dan lagi Margaret mencoba bertahan hidup di negeri orang sendirian untuk mengetahui sejauh mana kemandiriannya. Bahkan meskipun dirinya punya tabungan yang cukup, jika harganya tak sesuai dengan gaji bulanannya lebih baik membeli unit lain yang terjangkau daripada sewa unit mewah yang diluar kemampuannya.
Margaret kembali ke mejanya dengan lesu, rasanya atasannya lupa saat ini Margaret sudah tidak menerima bantuan ayahnya lagi. Daripada memikirkan hal belum pasti, lebih baik Margaret mengerjakan tugasnya yang tersisa.
Hingga saat jam kerja berakhir, Margaret bisa pulang tepat waktu dan segera pergi mengikuti kelas bela dirinya. Meski lelah tubuhnya kembali segar setelah latihan dan begitu juga dengan pikirannya.
...----------------...