Di Jodohkan Dengan Gadis SMA

Ke esokan hari nya di kediaman pak Mahendra.

Radit masih berbaring di tempat tidurnya.

Pak Mahendra yang sudah rapih dengan pakaian kantor nya, duduk menunggu anak nya di kursi meja makan.

Pak Mahendra merasa heran anak nya belum turun dari lantai atas.

"Bi Sumi." panggil pak Mahendra.

"Iya tuan." jawab bi Sumi.

"Radit sudah bangun belum bi." tanya majikan nya.

"Den Radit, "sepertinya belum bangun tuan."

"Tolong bangunin bi, "hari ini saya ada meeting di kantor."

"Baik tuan saya permisi, "mau membangunkan den Radit dulu."

Dengan langkah pelan nya bi Sumi menaiki anak tangga.

Usia bi Sumi sudah tidak muda lagi, tidak seperti awal memasuki rumah pak Mahendra.

Sudah 30 tahun bi Sumi, mengabdikan diri nya di rumah besar milik pak Mahendra.

Sesampai nya, di depan kamar anak majikan nya.

Bi Sumi memberanikan diri nya, mengetuk pintu kamar.

"Tok_tok_tok.. Pintu kamar di ketuk bi Sumi.

"Den maaf, "bibi mengganggu."

Satu kali bi Sumi mengetuk pintu, dua kali sampai tiga kali sambil memanggil dari luar.

Tapi belum ada tanda-tanda kehidupan dari dalam kamar Radit.

"Den, "tuan sudah menunggu Aden, "di meja makan." ucap bi Sumi di balik pintu kamar Radit.

Tidak lama Radit membuka pintu kamar nya.

"Bi maaf saya baru bangun, "tolong bilangin sama papah, "nanti saya pergi sendiri ke kantornya."

"Baik den nanti bibi sampai kan, "sama tuan besar."

"Terimakasih bi." Radit menutup pintu kamar nya kembali setelah kepergian bi Sumi.

Raditya duduk di tepi ranjang, sambil memegangi ponsel nya.

Radit bangun berjalan menuju kamar mandi nya.

lelaki tampan itu menekan hendel pintu nya kebawah.

Setelah pintu kamar mandi terbuka tidak butuh waktu lama.

Radit sudah mengguyur tubuh atletis nya dengan air shower.

Hanya menghabiskan waktu lima belas menit Radit sudah selesai dengan ritual mandi nya.

Radit keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang terlilit di pinggang.

Memperlihatkan dada bidang nya yang seperti roti sobek.

Tubuh yang tidak memiliki lemak di bagian perut, idaman para lelaki.

Radit rajin berolahraga tubuh nya sangat terawat.

Makanan nya yang sangat di jaga, tidak banyak makan makanan yang berlemak

Radit tidak terlihat seperti lelaki berusia 30 tahun, lelaki tampan itu terlihat seperti baru berusia 25 tahun.

Radit sudah mengenakan kemeja putih di padukan dengan celana hitam nya.

ketampanan Radit makin terlihat sempurna.

...****************...

Di perusahaan milik pak Mahendra, Marsel mengikuti langkah pemilik perusahaan.

"Marsel,"apa ruang meeting nya, "sudah di persiapkan." tanya pak Mahendra.

"Sudah pak, "semua nya sudah di persiapkan."

"Jam berapa pak luis, "akan menghadiri meeting nya sel."

"Saya menerima laporan nya, "jam sembilan pak."

"Yasudah kita sebentar lagi, "akan masuk kedalam ruang meeting."

Kedua nya berjalan bersama, melewati lorong kantor.

Pak Mahendra sudah berada di ruangan nya, pemilik perusahaan mendudukan bokong nya di atas kursi kebesaran nya.

Kepala direktur mengerjakan kerjaan nya dengan penuh kegigihan.

Jam sudah menunjukan jam sembilan pagi, Marsel mengetuk pintu ruangan kepala direktur.

Tok..tok...tok. Pintu di buka Marsel dari luar.

"Permisi pak, "tuan Luis sudah berada di ruang meeting."

"Baik kamu temui mereka lebih dulu, "saya akan segera menyusul."

"Baik pak." Marsel melangkah meninggal kan ruangan pak Mahendra.

Di ruangan meeting pak luis bersama anak nya Excel, duduk menunggu pemilik perusahaan di temani para karyawan yang bekerja di perusahaan milik pak Mahendra.

Marsel masuk kedalam ruangan meeting.

"Maaf pak sudah lama menunggu, "pak Mahendra sebentar lagi akan masuk ke ruang meeting." ucap Marsel.

"Baik pak Marsel." ucap Excel menggoda.

Tidak lama pak Mahendra masuk kedalam ruangan meeting.

"Selamat pagi semua nya, "maaf sudah menunggu."

"Tidak jadi masalah pak Mahendra." jawab pak luis.

"Ya sudah pak luis, "kita mulai presentasi nya."

"Biar asisten saya, "yang akan membahas meeting pagi ini."

Marsel menyalakan layar monitor nya, di hadapan pak luis.

Dengan melihat langsung kinerja Radit, di layar monitor membuat pak luis bertepuk tangan.

Radit menghabiskan waktu sehari semalam mengerjakan kerjaan nya, sampai membuat lelaki tampan itu kesiangan pergi ke kantor.

Menghabiskan waktu selama satu jam meeting selesai.

"Pak Radit sangat berbakat, "saya menyukai cara kerja putra pak Mahendra, "saya akan menerima kerja sama kita." ucap pak luis.

"Terimakasih pak luis." jawab pak Mahendra.

"Baik pak luis meeting kita hari ini sudah selesai."

Pak luis menjabat tangan pak Mahendra.

Di luar ruangan Radit baru sampai di perusahaan.

"Pak apa meeting nya sudah selesai." Radit bertanya sama salah satu karyawan yang sedang bertugas.

"Seperti nya belum pak." jawab salah satu karyawan.

"Baik terimakasih pak, "maaf saya tinggal dulu."

"Silahkan pak Radit."

Lelaki tampan itu berjalan meninggalkan karyawan nya.

Sesampai nya di pintu ruang meeting, Excel membuka pintu dari dalam lebih dulu.

"Dit loe baru sampe." tanya Excel.

"Iya gue baru sampe, "meeting nya sudah selesai cel." tanya Radit dari luar ruangan.

"Sudah dit baru saja, "ini gue baru mau pulang."

"Cel loe jangan pulang dulu, "ada sesuatu yang mau gue bicarakan."

"Nanti jam makan siang, "kita bertiga pergi ke cafe tempat biasa." ucap Radit.

"Dit jam makan siang masih lama, "gue balik ke kantor dulu, "nanti kita ketemu di sana saja."

"kerjaan gue masih banyak dit, "kemaren gue enggak masuk kantor, "bisa-bisa gue di pecat sama pemilik perusahaan." kedua sahabat itu tertawa.

Tidak lama pak Mahendra keluar bersama rekan kerja nya.

"Selamat pagi pak luis." ucap Radit.

"Selamat pagi pak Radit, "pak Radit saya sangat menyukai kinerja bapak."

"Terimakasih pak luis." jawab Radit.

"Saya permisi pak Radit, "saya masih banyak kerjaan."

Setelah pak luis pergi, Radit kembali kedalam ruangan nya.

Di dalam ruangan Radit bersama pak Mahendra sibuk dengan kerjaan nya masing-masing.

Setelah sekian lama tidak terasa waktu sudah menunjukan jam makan siang.

"Pah, Radit mau makan siang di cafe, "Radit mau ngajak Marsel juga, "papah tidak apa-apa kan Radit tinggal."

"Iya dit, "papah tidak apa-apa." jawab pak Mahendra.

Radit keluar dari ruangan kerja nya, berjalan mendekati ruangan Marsel.

Radit membuka pintu ruangan Marsel.

"Sel ayo ikut gue." ucap Radit.

"Kemana dit." tanya Marsel.

"Bisa enggak loe jawab oke saja, "enggak harus banyak tanya."

"Gue juga harus tau dit, "loe mau pergi kemana."

"Sel, sekali lagi loe panggil gue, "dengan sebutan Radit, "loe gue pecat."

"Tidak ada yang paling serem dit, "ancaman nya." tanya Marsel.

"Eh loe nantang in gue." jawab Radit.

"Sudah ayo, "loe sebenernya mau kemana sih dit."

"Gue mau ke cafe tempat biasa, "ini kunci mobil gue."

Radit memberikan kunci mobil nya sama Marsel sahabat sekaligus asisten nya.

Tidak butuh waktu lama kedua sahabat itu, sudah berada di dalam mobil.