Raihana ayu,ibu muda berusia 25 tahun ini harus menerima kenyataan pahit.luka sayatan bekas oprasi caesarnya belum juga kering tapi harus menerima kenyataan pahit suami yg menikahinya 14 bulan lalu menjatuhkan talak 3 atas dirinya.dengan langkah gontai ia keluar bersama putri cantiknya yang baru berusia 45 hari.hana memilih menjauh,meninggalkan kota kelahirannya yang penuh dengan kenangan pait.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mayra Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
semakin ada harapan...
Setelah kepergian pak sobri,aku dengan didampingi salma,angga dan febri meluncur ke alamat yang tadi disebutkan oleh pak sobri.meskipun kami masih meraba-raba karena informasi yang beliau berikan hanya sebatas rumah dijalan delima dengan toko kue di depan rumahnya.padahal setauku jalan delima itu terbentang hampir 1 kilo meter.
Rupanya tempat yang dimaksud pak sobri lumayan jauh juga dari rumahku.setelah beberapa saat mencari akhirnya kami bertemu dengan rumah yang spesifikasinya sama dengan penuturan pak sobri.rumah dengan toko kue di depannya.
Saat kami turun dari mobil,aroma kue yang sedang di panggang menyentuh lembut indra penciuman kami.
Salman memohon ijin untuk memastikan terlebih dahulu apakah benar langit ada disini.dia masuk kedalam toko kue,cukup lama.aku bahkan dibuat gelisah karenanya.
Salman kembali dan meminta kami untuk ikut masuk dengan seorang perempuan yang membukakan pintu gerbang agar mobil kami bisa masuk.katanya takut mengganggu lalu lintas.
" silahkan duduk pak " ucapnya setelah kami diijinkan masuk.
" terima kasih "
" jadi bapak-bapak kesini mencari langit ?" aku menganguk
" apa benar langit ada disini ?" ada debaran yang tak menentu di jantungku.
" benar pak " lega...itulah yang aku rasakan.
" maaf kalau boleh tau bapak-bapak ini siapa ya ?"
" oya maaf,perkenalkan saya mahes papanya langit,yang ini angga,itu febri dan yang itu salman "
" salam kenal saya anita "
" apa kami boleh bertemu dengan den langit mbak ?" angga benar-benar tak sabar rupanya.maklum dia lah yang lebih sering mendampingi langit ketimbang aku papanya.
"mohon maaf tapi langit sedang ke rumah sakit dengan bundanya !"
ha...bunda,bunda siapa .aku dibuat menerka-nerka.jangan sampai amara lebih dulu kemari.belum sempat bertanya aku terkejut dengan pertanyaan angga.
" ha...kenapa musti ke rumah sakit,atau jangan-jangan kalian bersekongkol dengan bu amara untuk mengambil ginjal tuan muda langit ?" ya rabbi,angga kenapa sefrontal ini sih.
bruuuukkkkkk......
Dengan muka memerah karena amarah perempuan itu mengebrak meja di depan kami.kami semua terlonjak.
" enteng banget ya mulut anda !" dengan tatapan tajam tangan wanita yang bernama anita itu menunjuk angga.nah lho angga...
" asal kalian tau,telat dikit adik saya nemuin langit,mungkin yang akan kalian temui cuma jasad langit " aku menghela nafas,menyesalkan kesembronoan angga.
" kami memang miskin tapi tak segila pemikiran anda.dan dengar saya tidak kenal siapa itu amara " aku benar-benar merasa tidak enak hati dibuatnya.
" mohon maaf atas kelancangan asisten saya mbak " aku meminta maaf agar tak semakin kemana-mana.
" didik asisten anda tuan.kalau perlu zakati itu mulutnya.mulut kalau tidak pernah di zakati ya begitu,dol tidak ada remnya." hampir saja kami terbahak.
" tunggu sebentar saya akan telfon adik saya,biar cepat pulang,keburu asisten anda semakin buruk saja pikirannya "
Begitu anita masuk pecahlah tawa febri dan salman.sementara angga hanya mampu menunduk malu.sepertinya perempuan ini akan jadi lawan sepadan angga.
" lain kali perhatikan lisanmu ngga"
" maaf tuan saya panik duluan tadi "
ku hela nafasku.aku tau seberapa besar rasa sayang angga ke langit.tak heran kalau dia panik mendengar langit dibawa ke rumah sakit,terlebih ucapan anita sedikit membuat kami sedikit binggung,langit pergi dengan bundanya.ya walau selama ini langit memanggil amara mama.
Ada lega yang kurasakan.semoga langit yang dimaksud benar-benar langit kami.tak apa menunggu,asal bisa bertemu dengan langitku.