Menjaga Benih CEO

Kring...

Ponsel Deril berbunyi, tertera nama Justin disitu. Biasanya jika Justin menelepon saat Deril ada pertemuan dengan seseorang berarti itu penting.

Deril meminta izin pada Mattew untuk menjawab telepon. Dia beranjak dari tempat duduknya, dan sedikit menjauh dari Mattew.

"ada apa Justin?"

"saya melihat Cassandra di sebuah taman bermain bersama seorang anak kecil tuan", jawab Justin dari sambungan telepon.

"anak kecil? Apa dia sudah bisa lari? Dan sekitar umur dua tahun lebih?"

"kira seperti itu tuan!"

"baiklah, coba ambil video atau foto dan kirimkan sekarang!"

Tut... Tut... Tut... Sambungan telepon dimatikan.

Ting...

Sebuah pesan masuk dari Justin di aplikasi hijau. Deril membukanya.

Matanya terbelalak kala melihat foto Cassandra bersama seorang anak kecil.

Dan yang membuatnya terkejut adalah foto anak kecil itu sama seperti anak kecil yang ditolongnya didekat pantai waktu itu.

"ini kan Aleta... Anak kecil itu..." gumam Deril dengan nafas memburu.

Wajah Deril pucat pasi, tangannya berkali kali mengusap wajahnya.

Ia menekan nekan layar ponselnya, mencari nama Justin dan menekan tombol hijau, "Justin! Pastikan kau tak lepas dari pandangannya".

Hanya itu yang Deril ucapkan, lalu mematikan teleponnya.

Deril segera menemui Mattew kembali, "maaf Mattew, aku harus pergi sekarang. Ada urusan yang sangat penting. Oh iya, terima kasih informasinya. Jika kau ada informasi yang lain, hubungi aku".

"kau tenang saja Deril, aku akan berikan informasi yang akurat", jawab Mattew.

Deril pergi dengan tergesa gesa, ia memacu kuda besinya dengan kecepatan penuh agar segera sampai di tempat tujuan.

Sebuah pesan masuk lagi di aplikasi berwarna hijau. Ternyata Justin yang baru saja, mengirimkan lokasi kepada Deril.

"aku tahu tempat ini", batin Deril.

......................

"bunda... Ini bola bunda..." teriak Aleta.

"hap... Yey... Aleta tangkap ya sayang..."

Cassandra melempar bola kecil itu pada Aleta, dan ya... Meleset...

"bunda... Lapal...." rengek Aleta dengan suara cadelnya.

"oke... Kita makan, emm... seafood mau? Habis itu beli es krim..." rayu Cassandra.

"mau bunda...." seru Aleta.

Cassandra segera menggendong tubuh mungil putrinya. Tak sengaja ia melihat ke sebuah sudut ruangan.

Seoarang lelaki menggunakan pakaian serba hitam berdiri disana.

Lelaki yang tak asing di mata Cassandra sedang sibuk mengotak atik ponselnya.

"sayang, kita cari makan di luar aja ya.. Bunda ada tempat seafood yang enak banget, yuk..." ajak Cassandra.

"oke bunda..." jawab Aleta riang.

Cassandra segera pergi dari tempat itu dengan tergesa gesa.

Didalam sebuah taxi online, Cassandra hanya terdiam. Bahkan biasanya dia mengajak aleta bercanda, namun kali ini tidak sama sekali.

"itu Justin... Buat apa dia disini? Apa dia mencariku?" batin Cassandra.

"bunda kenapa diam..? Bunda..."

Cassandra tersenyum pada Aleta, "tidak sayang... Bunda lapar, makanya bunda diam", jawab Cassandra.

"pak agak cepat ya..." pinta Cassandra pada driver taxi online tersebut.

Sebenarnya Cassandra ingin sekali mengatakan pada Deril jika ini adalah putrinya.

Namun tak tahu kenapa hatinya belum siap bertemu dengan Deril. Kata hatinya mengatakan, dirinya tak boleh bertemu Deril untuk saat ini.

Cassandra ingin Deril memberitahu bahwa putrinya juga membutuhkan sosok ayah.

Agar dirinya tak semena mena mencari wanita lain.

Padahal Cassandra tak tahu, sesungguhnya Deril sama sekali tak mencintai Grace.

Diam diam dia menyimpan rasa itu untuk Cassandra. Namun Cassandra sudah terlanjur mendengar omongan Grace.

Selain itu dia juga sudah melihat saat Deril bergandengan mesra dengan Grace di acara besar hari itu.

......................

"ah.. Shit!! Aku terlambat! Bisa bisa tuan muda marah besar padaku!" umpat Justin.

Saat dia mengirim pesan pada Deril dan mengotak atik ponselnya tadi, rupanya digunakan oleh Cassandra untuk menghindar dari Justin.

Hanya hitungan detik Cassandra mampu lari dan menghindari pantauan Justin.

Sebuah mobil mewah berhenti didepan taman bermain, seorang lelaki tinggi putih dan tampan turun dari mobilnya.

Siapa lagi kalau bukan Deril. Seorang CEO ganteng yang sering jadi rebutan para gadis gadis cantik diluaran sana.

"mana dia!"

"maaf tuan... Cassandra sudah pergi. Saya kehilangan jejaknya. Saat saya mengejarnya sia sudah naik sebuah taxi online tuan", jawab Justin gugup.

"bod*h..!!! Mengintai satu orang saja tak becus! Lalu untuk apa kau menyuruhku kesini..!" gertak Deril yang begitu marah kala mendapati Cassandra sudah pergi.

"Cassandra baru saja pergi tuan. Saya tak sempat memberitahu tuan Deril. Tapi saya sudah fotokan plat nomor taxi online itu",

"kirimkan padaku biar kucari sendiri. Mempercayai orang tak becus sepertimu sungguh tak berguna!",

Benar saja, apa yang dikatakan Justin. Pasti tuannya akan marah besar padanya.

"lebih baik kau jemput Angel di bandara. Dia segera sampai. Aku tak mau mulutnya terlalu banyak mengoceh hanya karena terlambat menjemput dirinya", pesan Deril.

"baik tuan", ucap Justin.

Deril pun pergi meninggalkan Justin begitu saja, dia ingin mencari sendiri kemana Cassandra pergi sekarang.

"benar kan apa yang ku katakan... Orang seperti tuan Deril tak boleh dibuat marah. Bisa bisa habis diterkam. Untung saja ini ditempat umum jadi aman wajahku. Kalau di rumah? Pasti babak belur", gerutu Justin.

Meskipun demikian Justin tetaplah anak buahnya yang paling setia.

Bagaimana tidak semua fasilitas sudah atas namanya.

Rumah mewah untuk keluarganya, apartemen, mobil pribadi, dan gaji yang lumayan tinggi kadang membuat sebagian anak buah Deril menjadi iri.

Tak banyak juga kasus yang menjebak Justin agar segera dipecat Deril namun Deril tak sebodoh itu.

Dia begitu mengenal Justin, meskipun amarahnya sering meledak ledak tetap saja Justin akan terus setia padanya.

......................

"makasih ya pak..." ucap Cassandra sembari memberikan satu lembar uang seratus ribu pada driver taxi.

Ia sengaja melebihkan ongkosnya karena tadi masih harus berhenti untuk membungkus makanan dan membelikan es krim untuk putrinya.

"wah... Enak sayang? Sampai bunda gak dikasih gitu.." goda Cassandra.

"enak bun... Tak apa, Aleta ngambek sama bunda..."

"kok masih ngambek sih... Kan sudah dibelikan es krim. Iya deh, bunda minta maaf ya. Gak jadi makan disana. Tapi kan kasihan tante Naina, sama oma. Masa mau dimakan sendiri. Yuk, masuk kita makan sama sama..." ucap Cassandra membujuk putrinya.

Ia tahu putrinya akan marah padanya, tapi Cassandra pandai membujuk putrinya meskipun marah.

Jika sudah membawa nama Naina dan oma, pasti Aleta langsung paham. Dan sedikit mereda marahnya.

"bu, ayo kita makan sama sama. Cassandra beli seafood banyak banget ini", ucap Cassandra sambil mengangkat beberapa bungkus makanan ditangannya yang terlihat berat.

"taruh disitu gek... Biar ibu yang siapkan. Bangunkan Naina ya..." ucap bu Nina, diangguki oleh Cassandra.

"Aleta sayang... Sekarang cuci tangan ya. Biar kumannya gak ikut, oke",

"oke bunda.."

Cassandra segera menuju kamar Naina, dan membukanya begitu saja.

"ih... Kok gak ketuk pintu sih... Gimana kalau aku pas lagi gak pakai baju, hayo..."

"ya biarin lah... Orang aku juga punya, sama lagi bentuknya", celetuk Cassandra.

"ya ampun Cassandra..."

"udah udah... Aku mau kasih tahu sesuatu sama kamu..." ucap Cassandra menceritakan kejadian saat melihat Justin mengintainya.

"hah.. Serius? Berarti Justin sudah tau keberadaan kamu. Cassandra, apa gak sebaiknya kamu muncul aja. Gagalkan rencana pernikahan mereka. Kan Aleta juga anak Deril", Naina memberi ide.

Cassandra mengeleng perlahan, "tapi kan Grace juga hamil",

"Ya siapa tahu bukan anak Deril, anaknya orang banyak. Hayo..." timpal Naina.

"ih... kok kamu langsung mikir gitu",

"siapa sih yang gak suka sam Deril... Tampan kaya berwibawa, postur tubuhnya dapat. Semua ada padanya, perfect lah, aku jadi geram sama Grace atau Gracia. Ah entah lah siapa dia..."

"yang jelas, sepertinya dia sengaja mengundangmu. Lalu menceritakan semuanya, dan biar kamu lihat semuanya kamu jadi sakit hati. Be smart Cassandra... Melawan orang kayak Grace itu harus dengan sama sama licik ", imbuh Naina.

Cassandra terdiam dan meresapi semua apa yang dikatakan Naina.

...****************...

Nah kan.. Cassandra harus belajar lagi pada Naina. Agar sifat baik hatinya tak mendarah daging.

Apalagi harus kasihan sama orang seperti Grace.. Hufft...

Oke seperti biasa tinggalkan jejak ya, LIKE, KOMEN, VOTE, dan terbangakan hadiahnya.

Kali ino Author akan mulai update dua atau tiga bab sehari.

Supaya teman teman juga semangat membaca ceritanya... Thank you🥰🥰

Follow juga ig author @Riiyamariiya