NovelToon NovelToon
SETIA (Senja & Tiara)

SETIA (Senja & Tiara)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Cinta Terlarang
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ita Yulfiana

"Cinta itu buta, itulah mengapa aku bisa jatuh cinta padamu." -Langit Senja Pratama-

"Tidak, kamu salah. Cinta itu tidak buta, kamu saja yang menutup mata." -Mutiara Anindhita.

.

Ketika cinta jatuh di waktu yang tidak tepat, lantas apa yang mesti kita perbuat?

Terkadang, sesuatu yang belum sempat kita genggam, justru menjadi yang paling sulit untuk dilepaskan.

Follow IG @itayulfiana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ita Yulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SETIA — BAB 8

...Di balik rasa penasaran, benih cinta yang tak terlihat mulai bertunas, tanpa disadari....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

POV Tiara

Aku mengerutkan kening, mencoba mengingat wajah pria berkulit sawo matang dengan postur tinggi dan tegap di depanku. Tapi, tidak ada secuil pun memori yang muncul. "Anda... siapa, ya?" tanyaku dengan rasa penasaran.

Pria itu tersenyum lebar, tapi sebelum dia sempat menjawab, sebuah suara keras memotong pembicaraan kami. "Hais, geser!" Pria besar itu tiba-tiba menyingkir, digantikan oleh sosok yang sangat kukenal: Langit Senja Pratama. Aku merasa lega sekaligus terhibur dengan kejadian ini.

"Maafkan temanku itu, dia memang suka iseng," kata Senja dengan senyumannya yang selalu menghangatkan. Aku yang tadinya tegang, kini ikut tertawa. "Aku pikir tadi siapa. Dia benar-benar membuatku terkejut karena tidak mengenalinya sama sekali."

Senja juga tertawa, mata coklatnya berkilau. "Boleh aku duduk di sini?" tanyanya sambil menunjuk kursi di sebelahku.

"Ya, silakan," jawabku sambil mengangguk.

Senja tersenyum dan duduk dengan santai.

"Terima kasih." Lalu, dia berbalik pada temannya yang tadi menyingkir. "Kamu cari tempat duduk lain saja, Boy. Aku ingin membahas hal penting dengannya, tidak mau diganggu."

"OK, Bro," jawab pria bernama Boy itu sambil mengacungkan kedua jari jempolnya. Dia mengambil tempat duduk yang cukup jauh dari kami, sambil sesekali melirik ke arahku dan Senja.

"Memangnya ada hal penting apa?" tanyaku penasaran.

Senyuman tipis menghiasi bibirnya sebelum dia menjawab, "Mengenai tawaran beberapa waktu lalu. Kabar terakhir, kamu bilang baru menghubungi editormu. Apakah sudah ada jawaban?"

Aku menggelengkan kepala. "Aku belum mendapatkan kabar yang jelas, itulah sebabnya aku belum memberimu kabar kepastian hingga hari ini." Senja mengangguk-anggukkan kepalanya, seolah memahami.

"Oh ya, kenapa kamu tiba-tiba ada di sini?" tanyaku penasaran, karena setahuku tempat tinggalnya cukup jauh dari kawasan ini.

"Aku dan Boy sedang menunggu dokumen dari notaris," jawabnya santai, membuatku mengangkat alisku dengan penasaran.

"Dokumen dari notaris?" tanyaku mengulang 3 kata terakhirnya. Senja mengangguk. "Kalau boleh aku katakan dengan jujur, sebenarnya aku penasaran dengan pekerjaanmu. Karena aku terkadang merasa kamu itu orang yang sangat sibuk, tapi juga kadang sangat santai hingga bisa sering aktif di sosial media dan membaca novel online," kataku sambil tersenyum, dan Senja ikut tertawa.

"Memang benar seperti itu. Aku memang terkadang sangat sibuk, tapi di lain waktu bisa menjadi sangat santai," katanya dengan senyum. "Aku akan menjawab rasa penasaranmu itu. Aku bekerja sebagai pengembang properti, atau developer. Aku membangun dan menjual properti, mulai dari perumahan hingga apartemen."

Aku terkejut, mataku melebar menatap Senja tak menyangka. "Wow, keren sekali! Jadi, ternyata kamu yang membangun apartemen-apartemen baru di kota ini?" tanyaku ingin memastikan.

Senja mengangguk. "Ya, kurang lebih begitu. Aku bekerja sama dengan tim arsitek dan kontraktor untuk merancang dan membangun proyek yang sesuai dengan kebutuhan pasar."

Aku tidak bisa menyembunyikan kekagumanku. "Wow, kamu keren sekali ternyata," kataku sambil bertepuk tangan, merasa sangat bangga padanya meskipun tidak kukatakan secara langsung.

Senja tertawa dan menggelengkan kepala. "Ah, tidak terlalu keren juga sih. Ini semua hanya pekerjaan yang aku sukai, dan aku rasa bisa memberikan manfaat bagi orang lain."

Aku tersenyum dan mengangguk, dalam hati merasa semakin kagum padanya. "Tapi tetap saja, pekerjaanmu itu sangat bermanfaat. Aku yakin banyak orang yang senang memiliki hunian nyaman yang dibangun olehmu. I'm really impressed with you," kataku tersenyum sembari mengacungkan kedua jari jempol lalu sekali lagi bertepuk tangan.

Senja tersipu dan menundukkan kepala, wajahnya sedikit merona. "Aku jadi malu kamu memujiku seperti itu."

Aku tertawa melihat reaksinya yang lucu. "Hei, kamu ini kenapa? Aku baru memujimu sedikit, kamu malah tersipu seperti itu."

"Entahlah, aku juga tidak tahu." Senja tertawa, masih menundukkan kepala, sementara aku terus menatapnya, merasa ada sesuatu yang berbeda dalam interaksi kami kali ini. Mungkin karena aku bisa melihat sisi lain dari dirinya yang tidak pernah aku lihat sebelumnya.

"Ngomong-ngomong, bagaimana sih proses membangun sebuah proyek properti? Apakah itu sangat rumit?" tanyaku, penasaran ingin tahu lebih banyak tentang pekerjaannya. Sebagai seorang penulis novel, aku harus menggali informasi lebih dalam tentang profesinya itu, siapa tahu kelak aku bisa menulis novel dengan karakter yang memiliki profesi sebagai Developer, tidak melulu CEO-CEO yang sudah sangat umum.

Senja mengangguk dan berdehem sebelum memulai penjelasannya. "Sebenarnya, prosesnya cukup panjang dan membutuhkan banyak perencanaan," katanya, terlihat antusias menjelaskan padaku. "Aku harus bekerja sama dengan tim arsitek untuk merancang desain yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Lalu, kami bekerja sama dengan kontraktor untuk membangun proyek tersebut. Dan yang paling penting, kami harus memastikan bahwa proyek itu selesai tepat waktu dan sesuai dengan budget."

Aku mendengarkan dengan saksama, sangat tertarik dengan penjelasannya. "Wah, kedengarannya pekerjaanmu itu sangat menantang tapi juga sangat memuaskan," kataku sambil tersenyum.

Senja mengangguk setuju. "Ya, kamu benar, memang sangat menantang. Dan aku memang tipe orang yang sangat menyukai tantangan," katanya dengan senyum yang lebar. "Oh ya, bagaimana dengan novel terbarumu? Aku sudah lama tidak membuka aplikasi baca novel karena akhir-akhir ini sibuk dengan beberapa proyek," tanya Senja, mengalihkan topik pembicaraan.

"Ya, sejauh ini lancar-lancar saja. Selain dari narasumber-narasumber, aku juga mendapatkan inspirasi dari beberapa drama yang kutonton. Semoga saja tidak ada writers block dalam penulisan cerita kali ini," jawabku penuh harap.

"Semoga saja proses menulismu dilancarkan," kata Senja dengan nada tulus. "Dan sebagai salah satu penggemarmu, aku sangat berharap semua ceritamu sukses, disukai banyak pembaca, lalu kamu menjadi penulis ternama dan populer," tambahnya.

"Aamiin... semoga saja, dan terima kasih banyak atas doamu," ucapku sambil tersenyum. Senja mengangguk.

"Oh ya, tema novelmu kali ini adalah pengkhianatan dalam rumah tangga. Sebagai seseorang yang sudah pernah membaca hampir semua tulisanmu, aku kadang-kadang merasa penasaran, dari sudut pandang atau kaca matamu sendiri, apa yang akan kamu lakukan jika di dunia nyata pasanganmu berselingkuh?" tanya Senja dengan nada yang santai. "Eh, tapi sebelum kamu menjawab, disclaimer yah, aku tidak mendoakan suamimu berselingkuh, tidak sama sekali. Aku hanya bertanya saja," tambahnya buru-buru, mungkin karena takut aku tersinggung.

Aku terdiam sejenak, mempertimbangkan jawabanku. "Bagiku, tak ada toleransi bagi pengkhianat. Aku tidak menerima pembenaran apa pun alasannya."

Senja terdiam, wajahnya menatapku tanpa ekspresi. "Jadi... kalau misalnya pasanganmu berselingkuh di belakangmu, kamu akan menceraikannya?" tanyanya lagi.

"Tentu saja," jawabku dengan mantap. "Yang jadi masalah, kalau dia berselingkuh di belakangku tapi aku tidak tahu."

Senja kembali terdiam, bibirnya terkatup rapat cukup lama. Namun tiba-tiba, dia memanggilku dengan suara yang lembut, "Tiara...."

Aku menatapnya dengan penasaran. "Ya?"

Senja membuka mulutnya, seperti ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting. "Bagaimana jika aku mengatakan bahwa... aku tahu sesuatu tentang suamimu?" katanya dengan suara yang pelan, matanya yang tajam menatapku dengan intens.

Aku terdiam, terkejut. Apa yang dia maksudkan? Apakah selama ini Mas Arkan diam-diam berselingkuh di belakangku? Aku merasa jantungku berdetak kencang, penasaran apa yang akan Senja katakan selanjutnya.

1
Cikhy Cikitha
lanjuuut
Ita Yulfiana: siap kk
total 1 replies
wathy
aku kasi kopi deh biar tambah semangat 💪
Ita Yulfiana: Waaaah Kk baik banget😍😍 makasih banyak yah😘🥰🥰
total 1 replies
wathy
aku suka,, lanjut thor😍
Ita Yulfiana: Okey siaap😁😁
total 1 replies
Cikhy Cikitha
Next....
Ita Yulfiana: waiiit/Grin/
total 1 replies
Cikhy Cikitha
lanjuuut
Ita Yulfiana: Siaaap😄🙏
total 1 replies
Cikhy Cikitha
Semangat berkarya🤩🤩
Ita Yulfiana: Siap, makasih banyak😍😍
total 1 replies
wathy
aku beri kopi deh biar semangat update 💪
Ita Yulfiana: uwwaaah makasih banyak Kak😍😍🙏
total 1 replies
wathy
wahhh senja langsung nembak 😄
wathy
itu pasti senja
wathy: Aamiin.. sama2 😍
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!