NovelToon NovelToon
The Chicken Mafia

The Chicken Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Karir / Evolusi dan Mutasi
Popularitas:844
Nilai: 5
Nama Author: Radit Radit fajar

Seorang mafia ayam 🐓

Renardo adalah seorang pria yang baru saja bekerja di perusahaan mafia yang aneh. sistemnya menggunakan ayam, jadi setiap pekerja punya rekan kerja ayam masing-masing untuk menjalankan tugas.

ayam-ayam bisa dilatih dan dilengkapi senjata. Para ayam juga bisa memakan obat tertentu untuk mendapat kekuatan.

Renardo yang saat itu hanya disuruh membawa ayam tanpa informasi tambahan membawa ayam jagonya yang berasal dari perternakan biasa bernama Kibo.

Akankah Renardo dan Kibo melakukan pekerjaan mereka dengan baik?

🥚 Peringatan Organisasi Ayam: Segala perdagangan obat-obatan ayam, undian ayam, atau pemerasan peternak dalam cerita ini hanya terjadi di dunia fiksi. Jika Anda mencoba di dunia nyata, Anda bukan mafia ayam… Anda hanya mencari masalah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radit Radit fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelatihan Baru

Aku dan Kibo tiba ke hutan tempat Grek melatih kami sebelumnya. Kali ini sepertinya ada penambahan di tiap rintangan.

Di rintangan parkur kayu sudah tambah panjang. Di rintangan semak juga ada kayu horizontal di beberapa bagian atas pagarnya, melintang dari satu sisi pagar ke pagar lain. Jadi untuk melewatinya harus menunduk.

Kalau di rintangan tinju. Sepertinya belum ada penambahan. Tapi ada jalan hutan yang semaknya sudah menepi memberikan rongga untuk ke sebuah tempat yang tidak terlalu jauh dari sini.

Vin dan Van sedang berada di rintangan parkur kayu. Lola sedang di rintangan semak. Sementara Bruno di rintangan tinju.

"tugasmu sudah selesai?" Grek bertanya, mendekatiku dan Kibo.

"iya." aku mengangguk.

"itu jalan kemana?" tanyaku sambil menunjuk jalanan tanah di hutan yang semaknya sudah tersingkirkan.

"itu adalah rintangan baru, kamu mau lihat?" tawar Grek.

"boleh." aku mengangguk.

Lalu aku dan Kibo mengikuti Grek yang membimbing jalanan tanah itu.

Sampai akhirnya tidak lama kemudian, tibalah kami di sebuah danau. Danau yang membentuk lingkaran, tidak terlalu besar, airnya biru jernih. Pasir-pasir mengelilingi bagian pesisirnya. Dan ada batu besar di tengahnya, itu cukup untuk diduduki satu orang.

Lalu seekor ayam datang mendekati kami. Ayam itu ayam albino, bulu putihnya terlihat bersih. Lalu Grek jongkok mengusap kepalanya.

Apa itu ayam Grek? Mungkin saja, karena sebelumnya Grek tidak membawa ayam itu ke pelatihan kami.

"jadi ini rintangan apa?" tanyaku.

"ini rintangan meditasi, kamu duduk dengan memejamkan mata di atas batu pada tengah danau itu selama sepuluh menit. Teman-temanmu tadi sudha melihatnya, tapi mereka memilih ini diakhiran dulu. Apa kamu mau coba?" tanya Grek.

Aku mengangguk, sepertinya ini menarik.

"oke, kalau begitu duduklah dibatu itu, kamu bisa melewati danau ini tanpa perahu karena tidak dalam. Wesk akan menjaga sekitar danau kalau ada hewan yang berbahaya. Kamu juga bisa bawa Kibo kesana." kata Grek.

Wesk itu sepertinya nama ayam Grek. Jika dia sampai bisa melindungi atau memperingati dari hewan berbahaya itu akan berguna.

Aku melepas sepatuku, menggulung celanaku sampai lutut, mengangkat Kibo. Lalu mulai berjalan perlahan ke perairan danau.

Perairan danau ini terasa sejuk saat terkena kulitku. Dasar danaunya juga pasir, tidak ada batuan kasar yang bisa terasa sakit saat diinjak.

Aku mulai ke bagian danau yang lebih dalam. Mendekat ke batu di tengah danau.

Grek benar, perairannya tidak terlalu dalam. Hanya sedikit lewat dari lututku saja aku sudah sampai di depan batunya.

Aku mengangkat Kibo lebih tinggi. Dia mengerti, langsung lompat sambil mengepakkan sayapnya ke atas batu itu.

Baru giliran aku yang naik, dengan sedikit merangkak. Sampai akhirnya tiba di atas batunya, aku langsung memosisikan diriku duduk bersila. Aku membuka gulungan celanaku tadi.

Kibo kembali kuambil, agar dia duduk di atas pangkuanku dengan tenang juga. Kibo tidak akan berani kabur dengan sekitaran air begini.

"aku akan pakai timer ya! Nanti kuberi tau jika waktunya selesai!" teriak Grek agar aku bisa mendengarnya.

"iya!" balasku juga dengan teriakan.

Lalu Grek menekan tombol ponselnya. Setelah itu dia meninggalkan kami, pergi untuk mengawasi rintangan itu.

Aku mulai memejamkan mata. Mengatur nafas.

Harus kuakui aku tidak banyak tau tentang meditasi selain lewat cerita. Jadi akan kulakukan sebisaku saja.

Kibo juga mulanya menoleh-noleh. Dia bingung aku sedang apa, tapi untungnya dia tidak banyak bergerak.

Sekarang aku bisa dengar lebih jelas suara di hutan. Suara serangga dan hewan-hewan lainnya.

Aku juga bisa merasakan angin lembut menabrak kulitku.

Ini lebih menyenangkan daripada yang kukira, awalnya aku mengira ini akan membosankan. Tapi mendengarkan suara alam ternyata ada serunya juga.

Tidak lama kemudian Kibo ikut duduk tenang. Sepertinya dia paham kalau aku seperti sedang bersantai, jadi dia ikut.

Sekarang aku malah bisa merasakan detak jantungku meski tanganku tidak memegang dada.

Setelah sekitar lima menit kemudian, baru aku mulai mengantuk. Aku memaksa diriku tetap bangun.

"Renardo! Kamu berhasil!" sepuluh menit akhirnya berlalu, meditasiku diselesaikan teriakan Grek dari kejauhan.

Aku tersenyum mengangguk. Aku menggulung celanaku lalu mengangkat Kibo.

Lalu aku melangkah turun dari batu itu, baru menuju pesisir danau. Sampai akhirnya tiba di pesisir danau.

Kali ini Bruno yang datang juga ke dekat danau ini bersama ayamnya.

"gimana Renardo?" tanya Bruno.

"ya, seru diawal, tapi ditengah-tengahnya agak ngebosenin." jawabku.

Bruno mengangguk. Kali ini aku berjalan ke rintangan yang lain. Aku kali ini mencoba rintangan parkur kayu karena Vin dan Van sudah pindah ke rintangan semak berduri.

Aku dan Kibo kali ini bisa melewati rintangan kayu ini dengan baik.

Kami terus latihan di hutan ini. Dengan ganti-gantian memakai rintangannya, tidak terasa matahari mulai tenggelam.

Langit yang tadinya biru sudah mulai berubah warna menjadi jingga. Sore hari sepertinya sudah hampir malam.

Kami berenam sedang mengelilingi nampan yang sebelumnya dibawa Grek untuk membawa cangkir minum.

Kami semua selesai minumnya.

"oh ya Grek, kayaknya kamu ngak bisa terus-terusan modifikasi rintangan disini sendiri. Nanti kamu malah jadi kesulitan sendiri." kata Bruno.

Aku dan teman-temanku setuju. Meningkatkan rintangan ini dalam satu malam bukanlah hal yang mudah, apalagi dilakukan sendiri.

"memangnya kalian mau membantuku?" tanya Grek.

Aku dan teman-temanku tanpa berfikir panjang langsung mengangguk.

"kalian yakin tahan? Ini malam-malam... Kalian bisa mudah mengantuk." kata Grek.

Aku dna teman-temanku menggeleng.

"kami punya banyak energi Grek." Van berkata.

"baiklah kalau begitu, nanti jam tujuh malam kembalilah ke sini. Tolong aku meningkatkan rintangan kalian." jawab Grek.

Aku dan teman-temanku tersenyum antusias, langsung mengangguk.

"baiklah, untuk sekarang kalian bisa kembali ke bangunan mafia ayam dulu." kata Grek.

Aku dan teman-temanku mengangguk. Kami bangkit, lalu jalan ke pintu masuk bersama ayam-ayam kami.

Lola yang membuka pintu. Baru setelah itu kami masuk berurutan.

Sembari menunggu makan malam, kami semua sudha duduk di meja pada ruang makan. Memutuskan menghabiskan waktu disini.

Dan semuanya juga setuju. Sekarang baru jam enam kurang lima belas menit. Berarti menunggu lina belas menit lagi untuk bel makan malam.

Sembari menunggu itu. Aku melihat-lihat ponselku. Aku mencari informasi tentang ayam milogi, dari mitologi-mitologi yang ada kaitannya dengan ayam.

Aku menemukan beberapa. Tapi rata-rata informasinya tidak banyak. Hanya ada informasi dasar.

Dan itu juga belum tentu semuanya punya telur ayam mitologi. Bisa jadi itu hanya budaya biasa.

Tidka salah ayam itu masuk kategori langka kedua teratas. Mencarinya saja sesusah ini.

1
Rudian Rudi
konsepnya unik dan seru, semangat terus thor updatenya/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!