NovelToon NovelToon
SABDA ARIMBI

SABDA ARIMBI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Teen School/College / Diam-Diam Cinta
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Bagaimana perasaan kamu kalau teman SMAmu melamar di akhir perkuliahan?
Itulah yang dialami Arimbi, selama ini menganggap Sabda hanya teman SMA, teman seperjuangan saat merantau untuk kuliah tiba-tiba Sabda melamarnya.
Dianggap bercanda, namun suatu sore Sabda benar-benar menemui Ibu Arimbi untuk mengutarakan niat baiknya?
Akankah Arimbi menerima Sabda?
Ikuti kisah cinta remaja ini semoga ada pembelajaran untuk kalian dalam menghadapi percintaan yang labil.
Happy Reading

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ARTI TEMAN

Arimbi makan dengan lahap, Ikan gurame bakar, menu mewah untuk anak kos. Setiap beli aneka bakaran, Arimbi selalu memesan mujaer bakar, tak berani beli gurame bakar. Tapi khusus hari ini, hari terakhir sebelum boyong, Arimbi akan memuaskan segala macam hal yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.

Nafisah sampai bengong melihat teman kamarnya begitu lahap makan selepas maghrib.. Biasanya saja Arimbi akan menolak keras urusan makan malam.

"Kelaparan, Buk? Emang di pantai tadi gak makan?" tanya Nafisah yang icip tumis kangkung orderan Arimbi. Sebelum pulang dari pantai tadi, Arimbi nitip dibelikan makan menu ikan gurame bakar, tumis kangkung, es jeruk, kerupuk, dan tahu tempe, nambah sambal juga. Ketika membaca pesan itu Nafisah pikir saat di pantai gak sempat makan siang.

"Makan, enak juga benar-benar seafood banget, Pis."

"Terus?"

"Lapar lagi lah gue?"

"Tumben."

Sembari minum es jeruk, Arimbi memberi alasan kenapa dia pesan sebanyak ini. "Uang warisan lo banyak kali, Mbi!"

"Ya tapi gak dibuat hambur-hamburan makan kali, Pis."

"Ya elah, UKT dapat potongan 60% selama setahun, belum lagi dapat beasiswa PPA, hadiah lomba karya tulis berapa kali. Jangan kayak orang susah deh," sebal rasanya Nafisah melihat Arimbi berlagak susah. Padahal pundi-pundi uangnya melimpah. Arimbi tertawa.

"Lo lupa skincare gue gimana? Baju gue gimana?" balas Arimbi kalau dibanding anak kos lain pengeluarannya jelas membengkak di skincare dan baju. Pernah menjadi icon kampus tentu harus memperhatikan penampilan juga.

"Kalau kata Timothy Ronald, lu kebanyakan gaya," sahut Nafisah, Arimbi kembali tertawa. Sudah biasa ngoceh receh begini bersama Nafisah, dan mungkin ini akan menjadi yang terakhir juga.

"Gak terasa ya, Mbi. Kita sudah di ujung perjuangan kuliah."

"Gue udah selesai," balas Arimbi yang disambut decakan sebal oleh Nafisah.

"Lo jadi boyong besok?" tanya Nafisah yang melihat tumpukan kardus dan koper milik Arimbi, meja belajar, dan lemari sudah kosong. Bahkan tumpukan kertas sudah tidak ada, setelah ini entah teman tidur Nafisah siapa.

"Belum, mungkin pulang sabtu atau enggak minggu. Besok gue urus penjajakan, daftar yudisium dan wisuda."

"Apa hal yang terbaik saat kuliah yang membuat hidup lo berubah, Mbi?" tanya Nafisah mulai melankolis, mungkin memanfaatkan detik-detik akhir bisa mengobrol di kamar kos ini, Nafisah juga ingin berbagi cerita dengan pemikiran dewasa, untuk bekal sebelum terjun ke masyarakat.

"Jadi putri kampus lah, Pis. Sumpah moment itu gak bakal gue lupakan seumur hidup. Gue sebagai gadis yang berasal dari jurusan yang diremehkan, tapi gue bisa merubah mindset semua orang."

"Ya emang dasaran lo cewek pintar, Mbi."

"Nah itu, gue bersyukur banget punya otak pintar plus wajah cantik, serta tinggi badan mumpuni, 168 cuy."

"Sialan!" Nafisah tertawa, tersindir secara tidak langsung. "Calon istri Sabda sengklek," ejek Nafisah lagi. Arimbi tertawa saja.

"Sebenarnya gue bisa kayak gini itu karena mencontoh ibu." Nafisah diam, mendengarkan perjalanan hidup seorang Arimbi Jyavani. "Gue benar-benar salut sama perjuangan ibu gue. Beliau tamatan SMA tapi luar biasa bijak. Pintar mengelola uang, pintar kasih motivasi ke anak, the best deh."

"Terbukti kan kalau ibu pintar maka anaknya juga pintar," ucap Nafisah dan disetujui Arimbi.

"Ibuku pernah bilang jadi perempuan itu kudu pintar, kalau kamu gak pintar gimana mengurus anak kamu nanti. Pintar itu gak harus rangking satu tapi kamu pintar untuk memotivasi diri mu agar tidak diam, tidak malas, dan tidak menyerah."

"Struggle!" sahut Nafisah.

"Cucok."

"Ibuku benar-benar kasih contoh secara nyata. Gak boleh malas misalnya Ibuku sejak jam 3 pagi sudah ramai tuh dapur, kompor nyala, mesin cuci nyala, sapu dan pel serta omelan beliau aktif semua. Mbi, bangun. Perempuan kudu sholat tahajud, tirakat, Mbi. Sumpah gue merasa kayak toa masjid coba."

"Kurang ajar lo, Mbi."

"Ya Pis, gue juga anak-anak kali, Pis. Masih pengen tidur, masih pengen malas-malasan, sampai pernah gue dilempar sandal karena gak bangun tahajud."

"Segitunya, Mbi."

"Itu baru sholat. Belum lagi masalah bersih-bersih rumah, gue gak boleh sekolah kalau gak nyapu, menjemur baju, sama menata dagangan ibu di etalase. Nah kalau gue telat bangun, bisa lo bayangkan pasti gue sekolah telat, so mau gak mau gue melek di saat ibu gue melek juga."

"Terbukti sekarang lo cekatan dan disiplin banget soal bangun pagi, Mbi. Tapi awas, bisa-bisa Sabda kebalikan lo."

"Suek!" Arimbi langsung menabok tangan Nafisah, gak suka dengan tebakannya.

"Nah kalau kejadian gimana?"

"Ya Sabda yang harus mengikuti ritme gue lah, enak aja."

"Yakin? Kalau pagi-pagi diajak ehem-ehem."

"Nafisah!" teriak Arimbi yang tidak berpikir sampai ke situ.

"Lah benar loh, Mbi. Kan kata orang, laki-laki itu kalau pengen begituan gak kenal waktu," Nafisah makin menyebalkan, Arimbi langsung menutup telinganya. Belum sanggup memikirkan hal itu.

"Ayah gue saja, yang didampingi ibu gue dengan setia, masih cari di luar," ucap Nafisah yang memang memiliki latar belakang sang ayah sering punya istri siri.

"Pis," Arimbi takut. Nafisah tersenyum menepuk pundaknya.

"Tidak semua laki-laki seperti ayahku, Mbi. Meski beliau sering menyakiti ibu, tapi kalau sama anak beliau selalu mengusahakan."

"Ibu dan ayah gue memberikan contoh yang baik akan rumah tangga, Pis. Meski ayah di Kalimantan tapi saat cuti beliau selalu menemani gue dan Dewa, bahkan jarang pegang ponsel. Istilahnya, Ibu memberikan contoh dalam ketegasan dan taat aturan, sedangkan ayah memberikan contoh kelembutan."

"Semua orang tua pasti mengusahakan kebutuhan anaknya yang terbaik, tapi mereka kadang lupa untuk memperhatikan pasangan. Berkaca dari hubungan ayah dan ibu gue, Mbi. Kita harus merawat cinta sebagai pasangan meski sudah punya anak. Karena suatu saat nanti, yang menemani kita hanya pasangan kita."

"Ah, Pis. Lo bikin gue nangis tahu," ucap Arimbi mengusap air matanya. Meski Nafisah belum punya pacar, tapi ia bisa memberikan sebuah nasehat pernikahan dari kehidupan rumah tangga orang tuanya.

"Pesan gue, Mbi. Kalau lo udah memutuskan untuk menikah dengan Sabda. Terima kekurangannya juga, karena gak ada manusia yang sempurna."

"Iya, Pis. Makasih."

"Doain gue juga ya, agar gue ketrima PNS , biar bisa menikah."

"Ya Allah, syaratnya emang harud PNS ya, Pis."

"Harus, dan gak bisa diganggu gugat."

"Gak ada doa yang terbaik, selain doa dan harapan seorang ibu, Pis. Lo anak baik, lo juga menjaga pergaulan lo, insyaAllah lo akan menikah setelah menerima SK PNS sesuai doa ibu lo, aamiin."

"Aamiin, makasih, Mbi."

Beginilah namanya teman, saling curhat, saling doa sebelum berpisah.

1
Yunita Dwi Lestari
lanjut kakak
Yunita Dwi Lestari
suka suka /Kiss//Kiss/
lanjut kak
Sheva Linda
bagus bgt ceritanya, karakter Sabda keren, gentle, baik... paket komplit pokoknya
Yunita Dwi Lestari
/Heart//Heart//Heart//Heart/ lanjutt kak
Yunita Dwi Lestari
/Heart//Heart//Heart//Heart/
gojam Mariput
wkwkwk.....sabda gr tuh
gojam Mariput
seindah itu masa kuliah
gojam Mariput
kangen masa2 itu, udah puluhan tahun berlalu. kk othor bikin aku muda lagi nih
Lel: othornya juga sedang mengenang masa muda
total 1 replies
gojam Mariput
serunya masa remaja
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak/Heart/
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak /Heart/
Yunita Dwi Lestari
lanjut kak/Heart/
gojam Mariput
suka banget sama karakter sabda yg strong, manly , visioner
Yunita Dwi Lestari
lanjut kaaakkk /Heart//Heart/
Yunita Dwi Lestari
semangat kak
Yunita Dwi Lestari
kereeen kak
semangat terusss ya /Heart/
Yunita Dwi Lestari
bagus kak 😍😍
lanjut ya kak
semangat
Lel: terimakasih
total 1 replies
Yunita Dwi Lestari
bacaan ringan tp menarik. tidak melulu ttg org pemilik perusahaan n CEO.
Yunita Dwi Lestari
lanjut ya kak. cerita nya ringan tp asik bgt. dr segi bahasa jg menarik.
Lel: terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!