Arini gadis 25 tahun menjadi pewaris tunggal . Ayahnya meninggal 1 tahun yang lalu. Arini sejak kecil sudah diasuh oleh ibu tirinya dan juga kedua saudara tirinya. Selam ini keluarganya baik kepadanya dan penuh kasih sayang.
Siapa sangka ternyata di balik semua itu ada rencana, satu persatu kebusukan ibu tirinya dan kedua saudaranya terungkap, Arini mendapatkan pengkhianatan dari kekasihnya dengan adanya perselingkuhan.
Tabiat laki-laki yang dia pikir selama ini mencintainya, juga sudah mulai terungkap ketika Arini memberikan posisi Direktur di Perusahaan.
Arini mulai dicampakkan ketika aset keluarganya memiliki saudara tirinya dan calon suaminya. Arini bahkan dibuang dan mendapat caci maki dari orang-orang akibat jebakan yang dari keluarganya.
Sampai akhirnya Arini kembali bangkit dari keterpurukan untuk membalas semua dendamnya. Dari mengambil seluruh apa yang telah menjadi miliknya dan menjadikan orang-orang yang telah menghancurkannya saling menusuk satu sama lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22 Rencana Semakin Lancar
Arini kembali ke restoran dengan wajah kesal memasuki ruang istirahat dengan moodnya buruk dan bahkan menjatuhkan tasnya begitu saja membuat Siska dan Medina saling melihat satu sama lain.
"Ada apa Arini?"
"Kenapa wajah kamu ditekuk seperti itu? bukankah semuanya berjalan dengan lancar?" tanya Siska.
"Semua berjalan dengan lancar, tetapi aku sangat kesal kepada Mona, berani sekali dia menarik rambutku dan membuat kekacauan di Perusahaan," jawab Arini.
"Memang apa yang dia lakukan sampai membuat kamu semarah ini?" tanya Medina.
"Seperti biasa aku menggoda suaminya dan tiba-tiba saja dia muncul, marah-marah tidak jelas seperti orang kesetanan dan akhirnya dia tahu bahwa aku sudah menjadi Sekretaris Dellon," jawab Arini.
"Artinya rencana kamu berantakan dan pasti Mona menyuruh Dellon untuk memecat kamu," sahut Siska panik.
"Tetapi aku lebih pintar daripada mereka berdua. Aku juga tahu jika hal itu pasti akan terjadi. Sebelum mereka menyerang dan aku sudah menyiapkan senjata. Mereka harus membayar 15 miliar kepadaku jika ingin mengeluarkanku dari Perusahaan," jawab Arini.
"Itu artinya sebelumnya kamu membuat kontrak dan ditandatangani oleh Dellon untuk jaga-jaga?" tebak Medina membuat Arini mengganggu dengan tersenyum.
"Tetapi bukankah uang 15 Miliyar itu mudah untuk mereka, bisa saja mereka mengorbankan salah satu aset keluarga kamu untuk membayar 15 Miliyar itu kepada kamu asalkan kamu tidak berada di Perusahaan. Arini mereka pasti sudah mengetahui maksud dan tujuan kamu berada di sana dan untuk menghindari hal itu mereka bisa melakukan apapun," sahut Siska.
"Mungkin mereka akan melakukan hal itu, tetapi orang serakah seperti mereka tidak akan mau rugi, tidak akan mengeluarkan uang sebanyak itu untuk membuangku kembali dari Perusahaan," ucap Arini dengan sangat yakin.
"Jadi kamu yakin jika rencana kamu berjalan dengan lancar?" tanya Siska.
"Hmmm, ini rencana sudah berjalan dengan lancar dan hanya saja aku kesal dengan Mona. Tetapi sekarang perasaanku sudah jauh lebih tenang karena aku ingin melakukan sesuatu," ucap Arini.
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Siska.
"Membongkar semua keburukan Dellon di Perusahaan, menggelapkan dana Perusahaan dan merugikan Perusahaan. Aku akan membuatnya tidak dipercayai para pemegang saham dan akhirnya menyingkirkannya dia begitu saja dan kemudian aku akan kembali mendapatkan posisi itu," jawab Arini.
"Tetapi aku tidak yakin pemegang saham setuju dengan kamu kembali pada posisi kamu, mungkin mereka bisa mempertimbangkan kecurangan Dellon dengan semua bukti yang kita miliki. Tetapi mereka tidak mungkin membiarkan kamu berada di sana," ucap Siska dengan sangat ragu tentang tindakan yang akan dilakukan sahabatnya itu.
"Jika aku mendapat dukungan dari pemegang saham terbesar di Perusahaan maka semuanya akan baik-baik saja dan aku akan mendapatkan kembali posisiku di Perusahaan keluargaku yang seharusnya menjadi milikku, mengembalikan semua kondisi yang sudah hancur dan membuang orang-orang yang telah membuangku," jawab Arini.
"Pemilik saham terbesar dan bukankah itu adalah Aditya Laksmana Brawijaya," sahut Medina yang pasti mengetahui hal itu membuat Arini melihat ke arahnya dengan tersenyum.
"Tunangan dari Meisya?" sahut Siska.
"Iya, dia memang investasi di Perusahaan, sahamnya sangat banyak karena para pemegang saham di sana juga beberapa menjual saham mereka kepada Aditya," jawab Siska.
"Kalau memang dia merupakan pemilik saham terbanyak. Lalu Bagaimana caranya dia bisa mendukung kamu dan sementara dia adalah tunangan dari Meisya?" tanya Siska kebingungan dengan rencana temannya.
"Kamu siapkan aku ayam madu paling terenak," jawab Arini membuat Siska dan Medina mengerutkan dahi dengan permintaan Arini yang sangat aneh.
"Kalian jangan menatapku seperti itu, aku bukan orang gila dan aku sedang merencanakan sesuatu, sudahlah besok kalian akan mendapat kabar bahagia bahwa aku sudah kembali duduk pada Posisiku," ucap Arini tersenyum penuh arti.
"Baiklah! aku akan menyiapkan ayam madu paling terenak," ucap Siska membuat Arini tersenyum.
***
Perkebunan Bunga Asri.
"Belum menikah saja dan kamu sudah mulai melupakan makanan kesukaan Nenek," ucap Lena tanpa kecewa pada cucunya yang duduk di depannya.
"Aditya akan kembali setengah jam lagi untuk membawa ayam madu kesukaan Nenek," ucap Aditya tidak ingin mendapatkan masalah dari Lena.
"Setengah jam lagi waktu yang sangat lama dan Nenek sudah lapar. Sudahlah kita makan malam apa adanya saja," sahut Lena dengan wajahnya yang terlihat cemberut.
Walau mengatakan tidak apa-apa, tapi terlihat kekecewaan yang besar pada cucunya itu.
"Nenek!" tiba-tiba terdengar suara lembut membuat mereka berdua menoleh ke belakang.
Arini sudah ada di sana dengan membawa paper bag berwarna coklat.
"Arini!" sahut Lena cukup heran dengan kedatangan Arini.
"Maaf, Arini datang malam-malam seperti ini dan ini bukan waktunya belajar dan justru mengganggu makan malam Nenek dengan Kak Aditya. Tadi Arini hanya mampir saja untuk mengantarkan makanan ini sebagai ucapan terima kasih kepada Nenek," ucap Arini berdiri di depan mereka dan memberikan paper bag tersebut kepada Lena.
"Apa ini Arini?" tanya Lena.
"Ayam madu dengan sedikit lada hitam, Arini berharap Nenek menyukainya. Karena ini merupakan makanan kesukaan almarhum kedua orang tua Arini dan setiap ulang tahun pasti makanan ini menjadi hidangan utama. Hari ini adalah hari ulang tahun Mama Arini, jadi Arini membeli banyak sekali ayam madu dan membagikannya kepada orang-orang terdekat Arini. Arini melupakan bahwa Arini juga memiliki tempat baru. Jadi Arini menyempatkan untuk mampir membawa makanan ini," jawab Arini dengan penjelasannya.
"Ini yang dinamakan rezeki tidak akan lari ke mana. Kamu harus tahu Arini jika saya sangat menyukai ayam madu ini. Saya baru saja marah kepada Aditya karena tidak membawakannya," jawab Mona.
"Sungguh Nenek menyukai ayam madu?" tanya Arini berekspresi kaget.
"Benar, ini benar-benar sangat tepat ayam madu dengan sedikit lada hitam sesuai dengan selera saya," sahut Lena tampak begitu bahagia sekali kalah mendapatkan makanannya.
Aditya juga merasa lega karena neneknya itu sudah tidak marah lagi dan sementara Arini tersenyum merasa senang karena makanannya diterima dengan baik.
Arini, Nenek dan Aditya menikmati makan malam bersama. Lagi-lagi Arini memiliki kesempatan dekat dengan Nenek pria yang menjadi tunangan kakaknya.
"Arini kamu mengatakan almarhum kedua orang tua kamu dan bukankah setahu saya bahwa Meisya memiliki seorang ibu dan ayahnya yang sudah meninggal?" tanya Lena.
Memang dia hanya mendengar sedikit cerita mengenai calon menantu cucunya itu.
"Kak Meisya yang memiliki seorang ibu dan sementara saya tidak," jawab Arini.
"Maksud kamu. Kamu dan Meisya bukan saudara kandung?" tebak Nenek.
"Benar. Nek, Ibu saya sudah meninggal saat usia saya 7 tahun dan usia saya 10 tahun Ayah saya menikah dengan ibunya Meisya. Mereka datang ke rumah kami bersama dua anaknya Meisya dan Mona, Mona dengan saya hanya berbeda bulan saja dan lebih tua dari saya,"
"Ayah saya meninggal 2 tahun lalu, jadi kedua orang tua saya sudah meninggal dan saya hanya memiliki dua saudara dan ibu tiri," jawab Arini dengan raut wajahnya tampak sedih.
"Maafkan saya jika harus mengungkit masa lalu kamu dan pasti membuat kamu sedih karena mengingat kedua orang tua kamu," ucap Nenek.
"Tidak apa-apa. Nek, saya sudah terbiasa dan sudah berdamai dengan masa lalu dan takdir saya," jawab Arini dengan memberi senyuman.
Bersambung....