NovelToon NovelToon
Cinta DiTujuh Kehidupan

Cinta DiTujuh Kehidupan

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintamanis / Time Travel / Transmigrasi / Ruang Ajaib
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Datu Zahra

Hong Zhi Shi, seorang putri dari garis keturunan Klan Dewa Pengetahuan. Cantik sudah pasti, karena ia seorang Dewi yang tinggal dialam surgawi. Pintar, tak perlu ditanya lagi, secara Klannya adalah Dewa pengetahuan.

Hidup abadi, cantik, pintar, tinggal dialam surgawi yang semua serba indah dan ada, tentu menjadi anugerah diingini banyak manusia.

Tapi akibat ia menolak lamaran Dewa neraka untuk menjadikannya selir, Hong Zhi Shi dijatuhi hukuman. Ia akan menjalani hidup dialam dunia fana dalam tiga kali masa kehidupan.

Ada banyak misi yang harus ia emban, salah satunya mendapatkan cinta tulus dari seorang pria yang juga ia cintai. Karena hanya dengan itu, Hong Zhi Shi akan kembali bisa hidup dialam surgawi setelah kematiannya didunia fana.

Entah dikehidupan yang keberapa cinta itu akan ia dapatkan, pasalnya sudah enam kehidupan sudha ia jalani. Sekarang dimasa ini, adalah kehidupannya yang ketujuh.

Bagaimana kisah Hong Zhi Shi dikehidupan ketujuh ini..?

Mari ikuti kisahnya..!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memanfaatkan waktu

Hari baik pernikahan Jang Lei dan Jing Jie ternyata jatuh dihari rabu minggu pertama bulan depan. Jadi masih ada waktu sekitar tujuh hari lagi.

Mundur sepuluh hari dari waktu yang diinginkan.

Jang Lei pun memilih untuk menunda kepulangannya dan membereskan semua pekerjaan. Tak lupa pria itu mengajukan cuti serta mengundang rekan sejawatnya.

Sementara Jang Bing, setelah menyirami ladang dan membersihkan rumput liar. Ia memilih memanfaatkan waktu senggangnya untuk kembali berburu.

Ia berencana akan menjual sebagian burung pegar dan kelinci, jadi Jang Bing ingin mencari tambahannya.

Bai Fang yang baru selesai mengurus pembelian tanah dibelakang rumahnya seluas seribu meter dan ladang subur dua hektar, juga turut serta.

Selain berburu, mereka berniat mengumpulkan kayu bakar. Karena nanti pasti akan membutuhkannya dalam jumlah banyak.

Hutan pegunungan Hanyang menjadi pilihan mereka dan hanya perlu melewati batas aman dua kilo meter. Kedua pria itu sudah mendapatkan rusa jantan dewasa.

Mereka pun pulang, sembari membawa kayu bakar yang sebelumnya telah dikumpulkan.

Tiga puluh burung pegar dan tiga puluh kelinci, Jang Bing bawa untuk menemani rusa tadi.

"Akademi mana yang Heng pilih..?" tanya Jang Bing ditengah perjalanan mereka menuju kekota.

Bai Fang menghela nafas "mungkin akademi Liu yang biayanya lebih murah, soalnya Heng juga ingin belajar ilmu beladiri."

"Apa kau tidak berkeinginan menjadikan aku guru putramu..?" seloroh Jang Bing.

Netra Bai Fang mendelik bebinar "kau mau mengajari Heng..?" serunya senang.

Jang Bing terbahak "kalau Heng mau, kenapa tidak..?"

"Pasti Heng mau.! justru karena melihatmu bermain pedang dan panah, makanya Heng ingin belajar beladiri."

"Daftarkan Heng diakademi Chen, lagi pula kau menggarap enam hektar ladang. Pasti bisa kau membiayainya, kita juga masih akan berburu nanti."

Bai Fang mengangguk "baik, aku akan membicarakan ini dengan Heng dan keluargaku."

Mereka pun tiba dikota dan langsung menuju ketoko Wang Chun, yang siang ini nampak sangat ramai.

Orang-orang yang berlalu lalang mulai menawar hewan buruan Jang Bing. Burung pegar dan kelinci satu persatu mulai dipinang oleh pembeli.

Ekor mata Jang Bing meruncing, melirik pria seusianya yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Sejak tadi pria itu nampak ragu untuk mendekat, dengan wajah pias cemas kebingungan tak nyaman.

Jang Bing mengikis jarak "tuan..!"

Pria itu gugup, meremas kantong koin ditangannya. "Maaf tuan, aku sudah mengusik ketenanganmu." ucapnya tak enak.

Jang Bing menggeleng "apa ada sesuatu yang ingin kau sampaikan padaku..?"

"Em, aku sebenarnya ingin membeli satu ayam hutanmu untuk nutrisi istriku yang baru melahirkan, tapi aku hanya memiliki tiga koin perak." ucapnya sendu menunduk melihat tanah.

"Sudah dua hari aku berburu tapi tidak mendapatkan hasil, karena memang aku bukan ahli dalam berburu." ucapnya lagi.

Jang Bing menghela nafas dengan dada berdesir pilu. Ia kembali mengingat masa sulitnya dan jika ia masih dikeluarga Hong. Nasibnya pasti akan sama seperti pria didepannya ini, istrinya akan kekurangan nutrisi.

Jang Bing meninggalkan pria itu, mengambil tiga ekor burung pegar dan tiga kelinci. "Ini, bawalah pulang untuk istrimu."

Pria itu mengangkat kepala, menatap Jang Bing dengan netra memanas haru. "Tuan ini terlalu banyak, aku hanya ada ini..!" ucapnya mengeluarkan tiga koin perak.

"Tak apa, ambil ini dan simpan koinmu." Jang Bing memindahkan hewan buruannya ketangan pria itu, lalu merogoh satu koin emas dari balik bajunya.

"Tuan, ini-----

Ucap bergetar pria itu saat Jang Bing menyelipkan koin emas itu ketangannya.

Jang Bing tersenyum "kalau kau butuh ayam dan kelinci atau daging, datang saja kerumahku didesa Sing-ji. Aku Jang Bing..!"

"Terimakasih tuan, terimakasih..!" pria itu terisak menunduk dalam. Jika tak dicegah Jang Bing, pria itu sudah nyaris menuduk hormat menyentuh tanah.

"Aku Mu Jiao..!" balas pria itu.

Jang Bing menepuk bahu Mu Jiao perlahan "semoga istrimu segera pulih."

Mu Jiao mengangguk "sekali lagi terimakasih tuan, semoga dimasa depan aku bisa membalas kebaikanmu ini."

Mu Jiao pergi dari sana setelah berpamitan pada Wang Chun dan Bai Fang. Dengan sesekali menitikan airmata, Mu Jiao kembali kerumahnya didesa Shilin.

Menjelang sore semua hewan buruan Jang Bing terjual dan menghasilkan delapan belas koin emas sembilan puluh perak.

Awalnya akan Jang Bing bagi rata dengan Bai Fang, tapi sahabatnya itu menolak dan hanya mengambil enam koin emas saja.

Sebelum pulang, kedua itu membeli pakain sutra untuk anggota keluarga masing-masing satu stel.

Permen, tanghulu dan kue persik bulan, dibeli Bai Fang untuk putra putrinya.

Tepat pukul empat sore mereka tiba dirumah masing-masing hanya untuk menaruh belanjaan, lalu pergi keladang untuk menyirami tanaman yang sudah mulai tumbuh subur.

Malamnya Jang Bing kerumah kepala desa untuk membeli lahan subur empat hektar, yang berdekatan dengan lahan Jang Lei, Wang Chun dan Bai Fang.

Kini sudah ada sandaran untuk masa depan mereka.

Jang Bing dengan dua ribu meter persegi tanah dan rumah didesa Sing-ji serta lahan pertanian empat hektar, sama seperti Jang Lei.

Bai Fang Dua hektar lahan pertanian dan tanah seluas seribu seratus meter persegi dengan bangunan rumah tipe 46 didesa.

Untuk Wang Chun, pria itu belum berniat untuk menambah asetnya.

1
Andi Ilma Apriani
crazy up thoorr
Andira Rahmawati
lanjutttttt..thorrrrr..
Andira Rahmawati
ceritanya bagusssss bgt...seruuu
trusss semangat ya thorrr💪💪💪
Andira Rahmawati
🤣🤣🤣 jang lei ama jang bing suka ketukar...
Andi Ilma Apriani
selalu ditunggu upx thoorrr
Andi Ilma Apriani
semangaattt thooorrrr💪💪💪💪
Andi Ilma Apriani
crazy up thoorrr...ceritax sangat bagus 😍😍😍😍
Andi Ilma Apriani
semangaaatt thoorr
Andi Ilma Apriani
hadiiirrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!