NovelToon NovelToon
Bu Guru, I Love You

Bu Guru, I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dede Dewi

Menjadi seorang Guru adalah panggilan hati. Dengan gaji yang tak banyak, tetapi banyak amanah. Itulah pilihan seorang gadis bernama Diajeng Rahayu. Putri dari seorang pedagang batik di pasar Klewer, dan lahir dari rahim seorang ibu yang kala itu berprofesi sebagai sinden, di sebuah komunitas karawitan.
Dari perjalanannya menjadi seorang guru bahasa Jawa, Diajeng dipertemukan dengan seorang murid yang cukup berkesan baginya. Hingga di suatu ketika, Diajeng dipertemukan kembali dengan muridnya, dengan penampilan yang berbeda, dengan suasana hati yang berbeda pula, di acara pernikahan mantan kekasih Diajeng.
Bagaimana perjalanan cinta Diajeng? Mari kita ikuti cerita karya Dede Dewi kali ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dede Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kasih Sayang Bapak

Pak Sabari adalah sosok seorang bapak yang religius, semenjak ditinggal istri tercintanya, pak Sabari tak lagi menikah, dia justru lebih menyibukkan diri dengan ibadahnya, dengan kegiatan muamalahnya, dan tetap berniaga meski usianya tak lagi muda. Pak Sabari memberikan kebebasan pada anak-anaknya, tetapi pak Sabari tetap selalu memantau ibadah anak-anaknya. Begitupun seperti malam ini, melihat anak gadisnya yang tak lagi berusia belasan atau duapuluhan, tetapi kini anak gadisnya telah berusia sangat matang, orang sekitar menyebutnya sebagai, 'perawan tua' karena di usia kepala tiganya, dia belum juga menikah, tetapi pulang tengah malam diantar laki-laki berandalan.

Sebenarnya pak Sabari sudah cukup sabar menghadapi putrinya yang keras kepala, tetap teguh pendirian dalam berkarier, dan memilih berpacaran dengan alasan sebagai perkenalan sebelum menikah. Tetapi, tujuh tahun bukan waktu yang singkat bagi dua sejoli yang menjalin hubungan sebelum menikah. Tetapi kekasih putrinya, tak segera melamar dan menikahi putrinya dengan berbagai alasan. Pak Sabari selalu mengawasi keduanya, hingga rasa curiga itu muncul, tatkala kekasih putrinya sudah tidak pernah mengantar ataupun berkunjung ke rumahnya. Dan malam ini, semua telah terjawab oleh sebuah undangan pernikahan.

"Tujuh Tahun penantianmu, dan berakhir seperti ini?" tanya pak Sabari dengan garangnya.

"Dia dijodohkan orangtuanya pak." jawab Diajeng tetap menunduk menahan tangis. Diajeng sudah tau, pasti bapaknya akan sangat marah ketika tau, bahwa dia telah ditinggal menikah kekasihnya. Itu sebabnya, Diajeng merahasiakan hal itu.

"Dulu, bapak juga mau dijodohkan, tetapi bapak sudah berjanji pada ibumu untuk menikahi ibumu. Jadi, bapak memperjuangkannya."

"Dia tidak seperti bapak." lirih Diajeng.

"Laki-laki itu yang dipegang omongannya." kata pak Sabari dengan nada sedikit meninggi.

"Ajeng tau pak. Maafin Ajeng."

"Kamu ga salah, yang salah itu bapak, karena bapak sudah membiarkanmu menjalani hari bersama laki-laki yang ga bermoral seperti dia."

"Dia masih bermoral pak, tapi dia hanya terpaksa."

"Omong kosong!"

"Trus, ini tadi, kamu ke rumah sakit, demi dia?" pak Sabari masih mengintrogasi.

"Ajeng ditelpon istrinya pak." jawab Diajeng.

"Sampai tengah malam, kamu pulang sendiri, demi dia?" tanya pak Sabari.

"Pak..."

"Kamu masih mengharapkan laki-laki beristri itu, Nduk? Apa kamu mau disebut sebagai penganggu rumah tangga orang?" Diajeng masih menunduk merasa bersalah. Dalam keadaan marah, pak Sabari pantang untuk dilawan, jika tak ingin membuat pak Sabari down kesehatannya.

"Banyak laki-laki lain yang lebih baik dari dia."

"Mulai sekarang, bapak yang akan mencarikanmu pasangan, dan kamu, tidak boleh menolak!" tegas pak Sabari sambil berjalan menuju kamarnya.

"Tapi pak..." sanggah Diajeng yang seketika terpotong dengan isyarat tangan pak Sabari yang menunjukkan telunjuknya yang berdiri ke wajah diajeng.

"Tidak ada penolakan." pelan pak Sabari sembari terus berjalan menuju kamar.

Diajeng yang merasa tak bisa berbuat apa-apa lagi, seketika sifat keras kepalanya melunak, tatkala mengingat pesan dokter jantung bapaknya, bahwa bapak tidak boleh terlalu emosi, karena hal itu akan memacu tekanan darahnya yang semakin tinggi, dan akan beresiko pada kondisi yang tak diinginkan, seperti stroke.

Diajeng masuk kamar dengan penuh perasaan bersalah. Jangankan untuk melanjutkan pekerjaan sekolahnya, Diajeng tidak bisa fokus. Dia segera membaringkan tubuhnya ke tempat tidur, dipandangnya langit-langit kamarnya sambil mencoba introspeksi diri. Diajeng mencoba untuk memutar kembali perjalanan hidupnya bersama Adnan, yang ternyata hal itu hanya akan menyisakan luka tak berdarah. Diajeng paham betul maksud bapaknya, kesendiriannya adalah sebuah beban bagi bapaknya. Itulah sebabnya bapak sangat berharap, bahwa Adnan memang yang akan menjadi menantunya.

Disaat sedang memikirkan hal itu, Sebuah pesan masuk ditengah malam.

'Assalamu'alaikum Bu Ajeng. Save ya, saya Raka.'

Pesan Raka kembali mengukir senyum di wajah ayu bu guru muda itu. Dan langsung saja Diajeng balas dengan pesan pula.

"Wa'alaikumussalam Okey, Ka."

Langsung Diajeng menyimpan kontak muridnya yang selalu berhasil membuat hatinya kembali tenang.

💜💜💜💜💜💜💜

Keesokan harinya, saat Diajeng akan berangkat sekolah, Diajeng dikejutkan dengan kondisi bapaknya yang sudah terkulai lemah di atas sajadahnya, saat Diajeng sedari tadi memanggil bapaknya tetapi tak ada jawaban.

"Astaghfirullah, Bapak." histeris Diajeng berlari ke arah bapaknya. Di peluknya sang bapak, di cek bagian nadinya. Diajeng segera mencari pertolongan.

Diajeng segera membawa bapaknya ke rumah sakit terdekat, karena waktu masih sangat pagi, sehingga mau tidak mau dia harus membawa ke IGD terdekat, yaitu rumah sakit yang semalam dia kunjungi guna menjenguk Adnan.

"Bagaimana keadaan bapak saya Dok?" tanya Diajeng ketika dokter IGD memeriksa kondisi pak Sabari.

"Alhamdulillah, kondisi bapak sudah mulai membaik. Pak Sabari mengalami gejala stroke, sehingga keluarga harus menjaga kestabilan emosionalnya." jelas dokter tersebut.

"Baik Dok, Terimakasih."

"Kalau begitu, saya tinggal dulu." pamit sang dokter.

"Baik dok."

Diajeng segera masuk ke ruangan bapaknya, dan melihat kondisi bapaknya yang masih tampak marah kepadanya.

"Bapak... maafin Ajeng ya." kata Diajeng penuh penyesalan sambil memeluk tubuh bapaknya.

"Jangan kau kabarkan pada kedua mas mu ya. Bapak gapapa." kata Pak Sabari sembari mengelus kepala putrinya yang tertutup jilbab.

"Tapi pak..."

"Sudah kau kabari mereka?" tanya Pak Sabari.

"Belum kok pak."

"Jangan ya. Bapak tidak mau kamu kena marah mereka karena kabar buruk ini." kata pak Sabari memberi alasa.

"Yaa Allah, ternyata itu alasan bapak tidak mengijinkanku mengabari kedua kakakku. Itu semua demi aku?" batin Diajeng.

Diajeng semakin memeluk erat tubuh bapaknya. Banyak penyesalan dalam diri Diajeng, dia merasa sangat bersalah atas sikapnya selama ini terhadap bapaknya. Begitu sayangnya sang bapak kepada putrinya, sehingga sang bapak ikut serta merasakan kepedihan hatinya. Dan inilah yang dikhawatirkannya saat itu jika harus memberi tau bapaknya tentang kabar pernikahan Adnan.

Setelah masuk ruang rawat inap, Diajeng segera menghubungi pihak sekolah untuk ijin masuk sekolah agak terlambat. Karena Diajeng ingin menyelesaikan urusannya di rumah sakit dahulu, kemudian barulah Diajeng menitipkan bapaknya kepada perawat dan juga mbak Nuk, ARTnya. Bapak memintanya ke sekolah, karena pasti masih banyak yang harus diselesaikannya.

Ketika Diajeng ke sekolah, pergantian sift petugas rumah sakit terjadi. Seorang direktur rumah sakit masuk ruangan untuk menjenguk setiap pasien di setiap ruangan. Dan betapa terkejutnya, bahwa pasien yang dirawat di ruangan itu adalah kawan lamanya.

"Sabari?" tegur sang direktur.

"Hanif?" pak Sabari juga terkejut oleh sosok seorang direktur rumah sakit yang tak lagi muda.

"Kamu kenapa Ri?" tanya pak Hanif penuh rasa empati.

"Biasa, sakit tua." jawab pak Sabari.

"Sama siapa kamu di sini?" tanya pak Hanafi sambil melihat ke sekeliling.

"Ditunggu ARTku, anakku tak suruh masuk sekolah, karena dia masih harus menyelesaikan banyak tugas untuk akreditasi." jawab pak Sabari.

"Owalah, ya wis, aku tak muter dulu abis itu nanti tak temenin kamu ngobrol." kata pak Hanif.

"Wah, Terimakasih Nif."

1
Etit Rostifah
lanjut, jadi penasaran ibu guru cantik n baik hati. semoga ibu guru Ajeng mendapat jodoh dari Allah yang sholeh.
Ibrahim Efendi
sm kyk ipar. MAUT!!...
Ibrahim Efendi
tu tau..... 😜
Ibrahim Efendi
😍😍😍 J E N G K O O O L L L . . .
Ibrahim Efendi
"buset dah! kirain ada petir" kata cicak 😜
Ibrahim Efendi
setiap orang yang telah melaksanakan kewajibannya dengan sebaik2nya, maka dia bukanlah beban. tapi bila melalaikan kewajibannya, maka dialah beban. siapapun dia.
Dede Dewi: MaasyaaAllah. Terimakasih atas pencerahannya pak... baarokallahufikum
total 1 replies
Punya Impian
gk gitu' bedmood aj bacanya klo gamon nya kelamaan' apalagi klo ud punya pasangan' pasangan nya siapa yg di pikirin dan di tangisin siapa😮‍💨
Punya Impian
kedepan nya ngk usah ada lebay pake drama nangis2 kak
Dede Dewi: kalau kakka diputua pacar, nangis ga kak?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!