Alona gadis introvert yang mulai merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya ketika bertemu dengan Vier pemuda tegas yang cuek di tempat tugasnya didaerah terpencil. Di daerah perbatasan Indonesia dan Kalimantan.
Apakah cinta seorang dokter spesialis penyakit dalam dengan seorang perwira angkatan darat yang tegas dan cuek bisa terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisye Titiheru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Clara Berulah
Kandungan Alona sudah tiga bulan. Perutnya masih kecil belum begitu terlihat. Setiap hari Alona ke kantor di antar Vier suaminya. Semenjak masuk kerja setelah cuti. Vier mendengar dia akan mendapat promosi disekolahkan lagi di Amerika tahun depan. Karena sisa satu bulan lagi sudah tahun depan. Jika semuanya jadi dia akan membawa istrinya yang sedang hamil dengan perut besarnya. Akhirnya Alona mengajukan untuk sekolah mengambil bedah jantung dan pembulu. Jadi mereka bisa sekalian sekolah.
Pagi ini dirumah sakit sewaktu Alona tiba, dia melihat sosok misterius di lobi rumah sakit. Ternyata bukan hanya Alona, Vier juga melihat. Dia meminta tolong satpam memarkirkan mobilnya dan mengejar istrinya. Seketika sosok itu menghilang. Vier yang tidak mau menbuat istrinya ketakutan terus mengandeng tangan istrinya.
"Mas kenapa?"
"Mas mau jaga ade sampe tempat ade bekerja."
Alona tahu sifat protektif suaminya karena ada hal yang dia lihat. Hatinya bertanya "apakah sosok misterius itu yang membuat suaminya begini? Siapa dia?" Alona kembali berpikir positif.
Ketika dirasa istrinya sudah sampai di ruangan kerjanya. Vier mencium bibir dan kening istrinya.
"Apa pun yang terjadi, hubungi mas sayang."
"Iya."
"Jaga diri baik - baik ya. I love you."
"Love you more mas." Waktu Alona masuk, Vier melihat Zaki yang sedang menuju ruangan kerja bersama istrinya. Dia meminta Zaki untuk tidak meninggalkan Alona sendiri dengan alsan yang dia ceritakan. Dan Zaki berjanji pada Mayor Xavier Anthonio bahwa akan menemani Dokter Alona sampai dia dijemput pulang. Dia minta Zaki untuk merahasiakan ini. Karena tidak mau istrinya berpikir keras.
Vier langsung menuju ruangan CCTV rumah sakit dan meminta Chris dan Jefry ke rumah sakit karena Clara ada berkeliaran. Tak berselang lama kedua sahabatnya datang. Dan mereka menemukan Clara di rooftop rumah sakit lantai lima belas. Clara yang tahu dia sudah ketahuan, ingan mengakhiri hidupnya. Namun dia sempat menawan Dokter Alona, dan menikam Zaki dengan pisau yang dia pegang karena menghalanginya.
"Ini yang kamu mau kan Vier, melihat dia perempuan ketiga dan aku meninggal."
"Jangan Clara, lihat orangtuamu."
"Mereka tidak mencintaiku, hanya adek yang mereka cintai."
Alona sudah ketakutan. Dalam hatinya dia berdoa agar keselamatan masih berpihak padanya. Semua upaya dilakukan oleh polisi. Vier sudah memberi peringatan bahwa istrinya sedang hamil. Mereka menyayangkan kenapa pihak kejaksaan terlebih lapas bisa tidak mengawasi tawanan mereka.
Berbagai negosiasi dilakukan. Sampai orangtua Clara pun turun tangan. Namun hasilnya tetap tidak berubah. Alona sudah semakin ketakutan. Vier melihat ada darah yang sudah mengalir pada leher istrinya.
"Saya tidak bisa membiarkan seperti ini, istri saya terluka? Dia mulai mengarahkan senjata laras panjangnya. Vier adalah sniper hebat. Dia sudah menghubungi Jefry untuk bersiaga menangkap Alona. Hitungan ketiga peluru melesat tepat mengenai bahu tangan kanan Clara, pisau yang dia pegang terjatuh. Jefry dengan cepat menangkap Alona dan Chris memegang Clara. Alona langsung dibawa ke ruang pengobatan oleh rekan - rekan medisnya. Sedangkan Clara langsung dikawal dengan ketat oleh petugas polisi dan lapas membawanya kembali ke rumah sakit buat orang - orang yang mengalami kejiwaan. Orang tua Clara tidak bisa membantah melihat keadaan anaknya. Mamanya Clara hanya bisa menangis.
Vier sudah meminta anggotanya merapikan senjata yang dia gunakan. Dia berlari untuk melihat kondisi istrinya yang berada di ruangan klinik ginekolog. Pintu dibuka, melihat istrinya. Vier langsung memeluk dan menciumnya.
"Maafkan mas, yang tidak bisa menjagamu." Alona memeluk suaminya. "Dokter bagaimana keadaan istri saya?"
"Puji Tuhan kandungannya aman."
"Terima kasih Tuhan."
Istirahat beberapa menit, Alona dan Vier langsung melihat Zaki. Yang baru selesai operasi jahit perutnya akibat luka tikam benda tajam ulah Clara. Alona memeluk Zaki yang sudah seperti adik baginya.
"Maafkan aku, yang sudah melibatkan kamu dalam kejadian ini."