Dijodohkan? Kedengarannya kayak cerita jaman kerajaan dulu. Di tahun yang sudah berbeda ini, masih ada aja orang tua yang mikir jodoh-jodohan itu ide bagus? Bener-bener di luar nalar, apalagi buat dua orang yang bahkan gak saling kenal kayak El dan Alvyna.
Elvario Kael Reynard — cowok paling terkenal di SMA Bintara. Badboy, stylish, dan punya pesona yang bikin cewek-cewek sampai bikin fanbase gak resmi. Tapi hidupnya yang bebas dan santai itu langsung kejungkal waktu orang tuanya nge-drop bomb: dia harus menikah sama cewek pilihan mereka.
Dan cewek itu adalah Alvyna Rae Damaris — siswi cuek yang lebih suka diem di pojokan kelas sambil dengerin musik dari pada ngurusin drama sekolah. Meskipun dingin dan kelihatan jutek, bukan berarti Alvyna gak punya penggemar. Banyak juga cowok yang berani nembak dia, tapi jawabannya? Dingin banget.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Namanya Aneh Banget
"P-punya gue? M-maksud lo apa sih?"
tanya Alvyna tergagap, otaknya seolah berhenti bekerja sejenak, sambil buru-buru memalingkan pandangan ke arah lain.
Bisa dibilang Alvyna ini memang terlalu berharap lebih. Hanya mendengar sepotong kalimat dari El saja sudah cukup membuat dirinya kepo setengah mati dan penasaran ingin tau lebih lanjut maksud sebenarnya. Ya, dia hanya ingin memastikan supaya tidak salah tangkap kalau El memang berniat menjelaskan.
Ingat, berharap terlalu tinggi itu tidak baik. Ingat pepatah lama? Malu bertanya, sesat di jalan.
"Ya punya lo, karena lo udah jadi istri gue. Artinya lo milik gue dong. Ya gak?" balas El, menaikkan sebelah alis sambil menatap tajam ke arah Alvyna. Ia juga memiringkan kepala istrinya supaya mau melihat ke arahnya.
Nah loh, semakin menjadi saja kata-kata El! Cowok satu ini emang hobi banget bikin orang salah tingkah. Cukup lama mereka saling tatap dalam jarak yang sangat dekat, hingga akhirnya Alvyna yang memutuskan kontak mata lebih dulu karena tidak tahan terlalu lama menatap El. Jantungnya? Langsung gak beres!
"Kalau dipikir-pikir, Tuhan cukup adil juga ya? Cowok lo selingkuh sama cewek gue dan kita juga sama-sama mengkhianati mereka. Bahkan lebih parah karena sampai menikah. Bisa dibilang sekarang udah imbang walaupun harus ngelewatin sakit hati dulu karena ulah mereka," celetuk El sambil menghela napas dan tetap menatap wajah Alvyna.
Alvyna menoleh. Kalimat El tadi ada benarnya. Bahkan sangat tepat. Ia dulu pernah benar-benar terluka ketika pertama kali melihat kedekatan Sagara dan Lyra. Sekarang? Mungkin sudah agak kebal meski rasa perih masih ada.
Sejak hadirnya El, hidupnya memang terasa sedikit lebih berwarna. Meski kadang warna itu bikin darahnya naik setiap hari.
"Tapi aneh juga ya kok kita masih milih bertahan, padahal udah sama-sama disakitin," celetuk El sambil terkekeh kecil.
“Cih! Kalau bukan karena cewek lo udah gue lepasin, Sagara mah dari dulu udah gue tinggalin. Siapa juga yang sudi pacaran sama cowok model playboy kayak dia?” batin Alvyna dalam hati. “Gue cuman gak mau Lyra ngerasa menang aja. Kalau gue mundur, dia bakal ngerasa paling hebat karena berhasil rebut cowok gue. No way! Gue gak akan kasih dia kesenangan itu!” lanjutnya dalam hati.
Grep
"Ra, lo dengerin gue ngomong gak sih?" suara El tiba-tiba terdengar dari belakang, ternyata sudah berdiri tepat di belakang Alvyna dan memeluknya dari belakang.
Deg
“Jantung gue …” batin Alvyna, memegangi dadanya yang berdetak dua kali lebih cepat.
"Lo tau gak sehari sebelum kita nikah, mereka berdua kepergok jalan bareng sama temen gue di mall," lanjut El, menaruh dagunya di pundak Alvyna dan melingkarkan tangannya ke perut sang istri.
Rasa terkejut Alvyna atas pelukan El belum juga reda lalu apa tadi katanya? Lyra dan Sagara keluar berdua lagi dan dia gak tau?
"Oh ya?" tanya Alvyna pelan, matanya membesar.
"Hem," sahut El sembari meraih ponselnya dan memperlihatkan bukti nyata kepada Alvyna.
Alvyna mengepalkan tangannya kuat-kuat. Hari itu bukankah dia sedang ngurus mamanya di rumah sakit dan sedang diam-diaman dengan Sagara lebih dari seminggu? Bukannya introspeksi malah pacaran? Benar-benar nyebelin!
"Kirim ke WA gue El," kata Alvyna setelah terdiam cukup lama.
"Buat apa? Lo mau kasih tunjuk ke cowok lo? Percuma, gak bakal ngaku juga. Maling ngaku penjara penuh Ra," jawab El santai.
"Gue cuma pengen pegang buktinya. Sini, lo kasih nama gue apa di kontak?" tanya Alvyna sambil mulai mencari namanya di HP El.
"Rae," jawab El singkat sambil menatap layar HP-nya.
Saat menemukan nama itu, mata Alvyna membola. Rae dengan emotikon hati. Sukses bikin salting!
"K-kok ada emoticon love segala sih El geli tau!" protesnya dengan pipi memerah.
"Suka-suka gue lah. Eh, nama kontak gue di HP lo juga jangan diganti! Awas aja lo berani ganti, gue hukum nanti!" ancam El setengah bercanda.
"Jadi bener lo yang nyimpen sendiri nomor lo dan kasih nama begitu?"
"Iya lah, siapa lagi? Salah sendiri HP gak dikunci. Pokoknya jangan diganti ya!" ucap El cepat.
Alvyna cuma mendengus kesal, mengembalikan ponsel El.
"Mau keluar cari makan gak, Ra?" tanya El lagi, makin manja dengan menggesekkan wajahnya ke leher Alvyna.
"Ish El! Bisa jauhan dikit gak sih geli tau!" keluh Alvyna, berusaha menjauh.
Kenapa El jadi manja gini? Mana ada pernikahan dadakan tapi cowoknya malah jadi bucin. Harusnya tuh cuek, galak, dingin bukan kayak gini dong!
"Tubuh lo wangi banget, kayak ada manis-manisnya gitu kayak le minerale," bisik El sambil menyibak rambut Alvyna dan mencium lehernya.
"Ck udah ah jangan modus minggir! Gue lapar, belum sempat makan gara-gara lo!" omel Alvyna sembari mendorong El menjauh.
"Makanya ayo keluar. Gue juga laper, tadi siang cuma makan dikit doang," jawab El santai sambil mengecup leher Alvyna.
Cup
Tubuh Alvyna menegang. Merinding. Bulu kuduknya berdiri semua!
"Ck El geli banget sih sumpah!! Minggir deh!" rengeknya frustrasi.
Drrtt Drrtt Drrtt
Ponsel El bergetar. Alvyna menoleh curiga.
Darian. Nama itu terpampang di layar.
"Namanya aneh banget, jangan-jangan selingkuhannya?" batin Alvyna.
"HP lo bunyi, angkat gih," katanya sambil menyerahkan HP El.
Klik
"Awas ya kalo sampai dimatiin loudspeaker nya! Gue gak masakin lo!" ancam Alvyna sambil mengaktifkan speaker.
El tersenyum geli, malah mengangkat tangan Alvyna sambil menahan pergelangan tangannya.
"Lo aja yang pegangin, biar puas dengerinnya," bisik El di telinga Alvyna. Jantungnya langsung balapan!
"Hem ada apa?" sapa El ke si penelepon.
"Lo dimana? Nyusul ke tempat biasa yuk, ada pemandangan istimewa nih. Rugi kalo lo gak lihat!" jawab Darian dari seberang.
El melotot, "Pemandangan apaan? Langsung aja!"
"Ck gak seru dong kalo gue langsung bilang! Tunggu gue fotoin dulu deh!"
"Hem GPL!"
Alvyna ikutan penasaran. Ternyata itu cuma temennya, bukan selingkuhan. Tapi kok masih aja bikin deg-degan.
Ting
"Buka WA, udah gue kirim. Hati-hati ya, jangan sampe jantung lo drop!" canda Darian.
"Sialan, gue bukan penyakitan!" omel El, langsung buka WA. Pesan Darian berisi gambar pun muncul.
Alvyna melotot. Itu benar-benar Lyra dan Sagara. Lagi-lagi di club malam. Kali ini lebih parah. Lyra memeluk Sagara erat dari depan. Mereka menempel nyaris tanpa jarak. El dan Alvyna saling tatap.
"Mereka bareng lagi?" tanya El, kali ini terdengar marah.
"Hem baru aja dateng tadi. Makanya gue suruh lo ke sini, biar lihat langsung."
"Udah cukup. Kirim semua fotonya ke gue ya."
"Siap brother. Gue off dulu, masih manja-manja sama ayang."
El mendengus malas, "Hati-hati aja jangan sampe malu-maluin gue!"
"Aman bro. Gue selalu rapi."
"Ck terserah!" El langsung matikan telpon.
"Mereka beneran bareng lagi?" tanya Alvyna.
"Hmm lo sakit hati? Tenang, masih ada gue," sahut El sambil mengangkat alis nakal.
Alvyna mendengus, "Ck rugi banget gue kalo sakit hati buat orang gak punya hati. Lo pikir gue bakal drama nangis-nangis gitu? Sorry hidup gue gak serendah itu!"
"Yakin? Entar juga nangis..." goda El.
"Yakin banget. Palingan juga lo yang sakit hati diduakan cewek lo!"
"Dulu iya, sekarang gak tau deh. Gue paling gak bisa liat cewek nangis. Jadi mending gue menghindar aja."
"Yakin tuh cewek lo nangis? Jangan-jangan air mata buaya!" cibir Alvyna.
El hanya mengangkat bahu, "Tadi pagi gue tanya soal foto semalem dia nangis. Makanya gue pergi, gak ketemu lagi sampai sekarang."
"Jangan-jangan itu alasan lo makan di rooftop dan gak bukain pintu buat dia?"
"Hem bener cari aman aja. Jadi lo ikut cari makan gak?"
Alvyna menimbang-nimbang.
"Emang gak masalah ya?" tanyanya.
"Gak lah. Atau lo takut pacar lo tau? Takut diputusin?"
"Ck harusnya gue yang nanya gitu. Emang lo gak takut cewek lo tau?"
"Gak lah. Lo pikir cewek cuma dia doang? Kalau mereka bisa, kita juga harus bisa."
"Lo bener gak seharusnya gue marah karena orang gak jelas. Yuk El gue laper!"
"Yakin?"
"Kenapa gak?" Alvyna senyum smirk.
Bukankah ini akan jadi permainan yang menyenangkan? Musuh jadi pasangan. Rival jadi penonton. Let the game begin.
