18+ 🔥
"Pa, ini tidak seperti yang papa bayangkan, please percaya pada Ando pa."
"Nikahi gadis itu, atau papa tarik semua fasilitas yang papa berikan padamu selama ini."
.............
"Ma Pa, sungguh ini salah paham Nada dan Anak itu tidak melakukan apapun".
"Cukup, diam dan turuti perintah Papa, sebelum nama baik keluarga kita tercoreng."
Cerita ini mengisahkan seorang mahasiswi dan pelajar sma yang terjebak pernikahan karena sebuah kesalah pahaman yang tidak disengaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mawarjingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta bang Rasyid (Part-3)
"Capek nggak, mau pulang sekarang?" Tanya Ando pada Nada setelah menghabiskan satu mangkok bakso bersama Pandu dan Danang.
"Jam berapa sekarang?"
Ando melirik arloji di pergelangan tangannya. " jam 9."
"Masih agak sore sih, emang udah boleh pulang?"
"Ya bolehlah, siapa yang larang, bentar aku izin bang Rasyid dulu takut nyariin!"
"Mau ikut apa tunggu disini,"
"Disini aja deh, nggak lama kan.?"
"Yaudah aku tinggal bentaran, jangan kemana-mana ya,?" Tangannya terulur mengusap puncak kepala Nada.
"Hmmm."
Sembari menunggu Ando kembali Nada memilih untuk duduk disalah satu kursi kosong yang berjejer disana.
Samar-samar dibelakangnya, ia mendengar seseorang menyebut Nama suaminya.
"Itu cewek yang bareng si Ando tadi bukan sih?"ujar selli.
"Eh iya bener, itu cewek yang bareng si Ando tadi!" stefy ikut menimpali.
"Musti gue samperin nih,!" Marissa berjalan dengan langkah lebar menuju Nada.
"Eh eh, Sa lo jangan cari masalah lah, udah sih ngapain nyamperin dia segala, entar yang ada si Ando malah marah, terus hubungan elo sama dia jadi semakin memburuk." Selli mencoba menahan langkahnya, sementara stefy sudah memasang raut khawatir.
"Emang gue mau ngapain tu Anak, lo berdua pada takut banget sih, gue cuma mau ngobrol doang nggak boleh?" tanyanya sedikit membentak.
Selli meringis, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. " Sorry Sa, gue kira lo bakal ngelabrak tuh cewek!"
"Iya Sa, gue fikir juga gitu!" Stefy ikut menimpali.
"Ck! Gila ya lo berdua, nuduh gue sampe segitunya." Melangkah acuh kembali pada tujuan utamanya.
Selli melirik Stefy yang menggidikan bahu,
Seperti mengatakan Entahlah.
"Hai, Lo cewek yang tadi bareng Ando kan?"
Nada mendongak, dengan tatapan bingung, mencoba mengingat kembali gadis dihadapannya.
"Iya, kamu cewek yang tadi kan?" ucapnya dengan kening berkerut.
"Iya, sorry buat yang tadi ya, kenalin gue Marisa mantan pacarnya Ando." ucapnya dengan tangan terulur.
"Oh, aku Nada pacarnya Ando." ujarnya ragu-ragu.
"Boleh, gue duduk disini!" menunjuk salah satu kursi kosong disebelahnya.
"Boleh."
Hening..
"Ngomong-ngomong lo udah kenal Ando sejak kapan?" Ucap Marissa memecah keheningan.
"Emm, belum lama sih!" Ia bingung harus menjelaskannya bagaimana, bahkan ikatan yang menjadikannya sepasang suami istri terjadi karena sebuah kesalah pahaman.
"Dimana lo bisa kenal sama Ando?" tanyanya lagi.
"Emmm-"
"Sorry ya, kamu jadi lama nunggu, tadi bang Rasyid masih ngobrol sama teman-temannya, jadi pulang sekarang kan?" tangannya terulur meraih tangan Nada agar beranjak dari duduknya.
Nada mengangguk, "jadi kok" ucapnya pelan. sembari melirik Marissa yang memasang tampang tanpa expresi.
Tapi setidaknya ia merasa lega, karena Ando datang menyelamatkannya tepat waktu, tentang pertanyaan-pertanyaan beruntun dari marissa.
"Sa, sorry kita pulang dulu ya."Suaranya sedikit melemah merasa tidak tega juga dengan Marissa.
"Its ok, nggak papa, lain kali kita ngobrol lagi" memaksakan senyum, diam-diam matanya melirik Ando yang terlihat tidak peduli sama sekali dengan kehadirannya.
"Yaudah, aku sama Ando pamit ya Sa." mencangklong tasnya dan mengikuti langkah Ando yang sudah berjalan terlebih dahulu.
"Iya hati-hati."
"Ando tunggu ihs, jangan cepat-cepat napa jalannya!" Nada mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Ando sembari menggerutu.
"Iya iya, sorry deh." tangannya bergerak merangkul pinggang Nada, sesekali mengusap kepalanya sayang.
"Ihs jangan gitu juga, malu dilihat orang!"
mengerucutkan bibirnya sebal.
"Kenapa harus malu, udah sah ini." ujarnya santai, yang langsung mendapat cubitan dipinggangnya.
"Awww," ia pura-pura meringis sakit.
"Rasain tuh, ini tempat umum Ando!" ucapnya pelan.
"Iya iya,"
"Langsung pulang?" tanyanya saat sudah menaiki motor dan meninggalkan area parkir Cafe bang Rasyid.
Namun Nada tidak menjawab, melainkan hanya diam dan menyandarkan kepalanya di punggung Ando.
"Atau mau jalan-jalan?"
"Kemana?" tanyanya bersemangat, membuat Ando mengulum senyum.
"Pasar malam, mau?"
"Boleh!"
15 menit perjalanan, Akhirnya sampai di tempat yang Ando tuju, sebuah pasar malam yang lumayan besar dan ramai pengunjung.
"Kamu sering kesini?" tanyanya dengan mata berbinar.
"Lumayan, biasanya bareng sama si duo kunyuk, biasalah mereka suka banget ikut permainan Mancing botol, tuh diujung sana." tunjuknya kearah samping bianglala yang sedang berputar.
"Kamu mau nyoba naik salah satu wahana yang ada disini, bianglala, ombak banyu, komedi putar mungkin!" ucap Ando menawarkan.