Tiga tahun menikah dengan Suami yang bernama Imran laki-laki yang dijodohkan karena sebuah perjanjian kedua Kakek mereka tidak mampu membuat kehidupan Azalea bahagia bahkan berani menggugat cerai Imran karena Imran lebih memilih kekasihnya yang bernama Nathasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21
"Sudah tidak apa-apa,hanya vas."kata Imran sambil memperbaiki duduknya
Disaat yang sama Natasha kembali masuk dengan membawa makanan,dia sangat marah karena vas pemberiannya pecah dan kini tergeletak diatas meja.
"Sayang,aku bawakan kamu...."kata Natasha sambil memandang meja dan melihat ruangan kini kembali rapi
"Apa-apa ini,siapa yang berani menjatuhkan barang kesayanganku?!"tanya Natasha dengan nada tinggi
"Sudahlah Nat,itu hanya vas kamu juga bisa membelinya lagi."jawab Imran
Natasha melihat Azalea sedang membersihkan meja Imran dengan memegang kemoceng,dia mendekat lalu bertanya dengan nada tinggi.
"Jadi kamu sengaja melakukannya?kamu pikir kamu siapa?"tanya Natasha
"Aku bilang tidak sengaja,dan Imran sudah bilang tidak apa-apa,dan satu lagi Natasha biar bagaimanapun,secinta apapun Imran sama kamu aku tetaplah istri sahnya,hukum melindungi bahkan Tuhan juga melindungi!"kata Azalea sambil melempar kemoceng kearah Imran
Maher hanya melihat pertunjukan drama dengan bersandar kedinding,dia malah tertawa melihat perselisihan yang terjadi lalu keluar dengan meraih lengan Azalea,Imran berusaha menahan namun dia menerobos begitu saja.
Azalea meraih tas lalu pergi meninggalkan mejanya begitu saja,dia melangkah menuju lift dan masuk namun ingatannya kembali karena ponselnya ketinggalan.Azalea menekan kembali tombol naik dan menunggu pintu terbuka,lalu kembali melangkah masuk kedalam ruangan Imran
Saat Azalea membuka pintu,terlihat Natasha sedang merayu Imran dengan duduk dipangkuannya,Natasha mencoba membuka kancing satu per satu dan sambil mencium leher Imran dan sepertinya Imran menikmatinya.
"Maaf,ponselku ketinggalan."kata Azalea sambil berjalan mendekati meja Imran
Melihat Azalea yang buru-buru Imran beranjak dari duduknya setelah menyingkirkan Natasha,Imran berusaha meraih lengan Azalea lalu mencegahnya agar tidak pergi begitu saja.
"Lea,jangan kemana-mana,bukankah tadi kamu bilang ingin kembali bekerja."kata Imran
"Gak jadi!"kata Azalea sambil melihat kearah Natasha
Wajah Natasha terlihat sangat kesal,apalagi separuh bajunya sudah terbuka dan Azalea menggagalkan rencananya,sejak hatinya melunak Imran lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan Azalea,dan Natasha merasa tidak tersentuh lagi.
"Aku bisa kasih ruang khusus buat kamu agar kamu bisa nyaman"kata Imran
"Kasih saja buat dia,biar tahu rasanya kerja,dalam hal ini kamu juga harus adil tidak hanya memanjakan dia terus."kata Azalea
Wajah Imran berubah,dia merasa malu kepada Azalea,sementara Azalea memanfaatkan waktu agar bisa lepas dan keluar dari ruangan Imran.Azalea melangkah dengan kuat namun setelah masuk kedalam lift dia rubuh dan menyandarkan tubuhnya didinding lift,air matanya mengalir dan dia pingsan karena tiba-tiba kepalanya merasa pusing.
Azalea tersadar setelah merasakan tidur beberapa saat,dia melihat ruangan serba putih dan melihat infus menetes mengalirkan tetesan bening melalui selang.
Disudut sana terlihat Tante Yanti tertidur dengan masih memakai mukena,Azalea berusaha bangun karena merasakan kering dimulut dan tenggorokan,dia meraih botol lalu meneguknya perlahan.Dari luar terdengar percakapan seseorang dan dia memastikan itu adalah suara Imran,Azalea buru-buru berbaring dan menarik kembali selimutnya
Imran masuk dengan membawa makanan kesukaan Azalea,setelah meletakkan diatas nakas Imran duduk dikursi sambil menggenggam tangan Azalea,dia menarik kearahnya lalu mencium punggungnya.
"Imran,kamu sudah makan?"tanya Tante Yanti
"Sudah Tante."jawab Imran
"Tante tinggal ya,tadi spontan kesini gak bawa ponsel."kata Tante Yanti
Imran mengantar Tante Yanti sampai keluar ruangan lalu kembali masuk kedalam kamar,melihat Lea membuka mata Imran buru-buru mendekat duduk dikursi menemani Azalea.
"Lea,kamu sudah bangun?"tanya Imran
"Aku mau pulang Mas."jawab Azalea
"Tidak,tubuhmu terlalu lemah,besok saja pulangnya,malam ini kamu tetap disini."kata Imran
"Aku hanya butuh tidur lebih saja,gak perlu rawat."kata Azalea
Imran menahan Azalea dengan mencium bibir lalu tersenyum meski Lea masih menjaga jarak dengan sedikit mundur.Azalea berusaha bangun karena merasa lelah berbaring,dia berusaha duduk dengan bantuan Imran.
"Aku lapar."kata Azalea
"Baik,ini aku bawain makanan kesukaan kamu,aku suapin ya."kata Imran
Imran menyuap sedikit kedalam mulutnya lalu kembali menyuapi Azalea sambil tetap tersenyum meski Azalea tidak membalas senyumannya.
"Sudah cukup."kata Azalea
"Dikit lagi,tanggung."kata Imran
"Gak mau ah,buat kamu aja."kata Azalea
Imran menghabiskan sisa makanan milik Azalea,dalam kunyahannya ada rasa nikmat tersendiri,baginya baru kali ini makan berdua meski sebelumnya dia memiliki perasaan yang dalam kepada Natasha namun tidak pernah sekalipun dia makan sepiring berdua.
Perawat masuk karena ada pergantian shift malam,Imran berdiri sambil bersandar saat perawat keluar dari ruangan,dia kembali duduk sambil meraih tangan Azalea lalu meletakkan kepalanya di dekat Azalea hingga dia merasakan kantuk lalu tertidur.
Dokter mengijinkan Azalea pulang dengan syarat harus lebih banyak makan dan istirahat.Imran kembali mengajaknya berlibur setelah minta ijin kepada Papa.
"Mas,kita mau kemana?kok jalannya lewat sini?"tanya Azalea
"Kemarin kamu merasa happy saat liburan,jadi kita liburan lagi."jawab Imran
"Tapi kamu harus kekantor Mas."kata Azalea
"Ada Papa,dia bilang kita gak boleh pulang selama kamu belum baikan."kata Imran
"Apa-apaan itu,apa iya Papa ngomong gitu."kata Azalea
Mobil Imran berhenti dimana Azalea merasa betah tinggal disana,sebuah rumah dengan pemandangan danau dan sebuah pulau didepan sana menjadi tempat istirahat yang cukup menyenangkan bagi Lea.
Azalea keluar lalu berjalan dengan pelan menyusuri jalan berbatu yang sengaja ditata agar terlihat rapi,dia memandang keatas sambil memejamkan mata dan mengatur nafasnya.
"Kamu menyukainya?"tanya Imran sambil melingkarkan tangannya dipinggang dan meletakkan dagunya dibahu Azalea.
"Udaranya masih bersih Mas,aku suka disini hanya saja kalau hujan deras sangat menakutkan."kata Azalea
"He hem,kamu bisa terus memelukku."kata Imran
"Iya modus,pasti ada maunya ngajak aku kesini."kata Azalea sambil berbalik menghadap Imran
Imran baru sadar jika Azalea tersenyum disaat hatinya merasa tenang,dirumah masih berada diwilayah kota jadi kemungkinan Azalea merasa tidak nyaman,dan itu terlihat dari pandangan mata dan senyumnya.
Imran mengajak Azalea duduk dikursi yang terbuat dari kayu,mereka memandang kearah danau sambil mengobrol ringan.
"Apa disana ada ikan?"tanya Azalea
"Banyak,apa mau coba memancing?"tanya Imran
"Apa kamu bisa?"tanya Azalea sambil menoleh kearah Imran
"Kamu meragukanku?"tanya Imran
Azalea tersenyum lalu kembali menatap kedepan,terlihat jauh disana sebuah perahu sampan sedang mencari ikan,dia berdiri dan melihat lebih dekat dengan menyusuri jalan setapak dan terbuat dari papan,disana Azalea melihat sebuah sampan.
"Mas,aku mau naik sampan."kata Azalea
"Kamu gak takut sama buaya?"tanya Imran
"Kamu itu buayanya."jawab Azalea