seorang perempuan yang mempunyai kesalahan untuk jatuh cinta terhadap seseorang, dari sekian banyaknya laki-laki di dunia ini mengapa ia pilih laki-laki itu untuk menjadi kekasih hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naura hasna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21
"Aku mau jujur sama kamu, ini penting."
Dengan wajah serius tanpa senyuman yang terukir di wajah laki-laki itu.
yang awalnya suasana rumah sejuk-sejuk saja, kini berubah menjadi sangat mencekam. Ucapan yang berbeda dari biasanya mendadak menjadi sangat mencekam.
"Kenapa? Tiba-tiba banget manggil aku, ada masalah?"
Aku terus berpikir kesalahanku apa sehingga Dafa bisa memanggilnya dengan suara bernada marah.
Dafa tiba-tiba menunduk di hadapan Hasna dengan raut wajah merasa bersalah. "Sebelumnya saya minta maaf, saya baru bisa mengakui kesalahan saya sekarang. Menurut saya sepertinya ini waktu yang tepat untuk saya mengakuinya."
Hasna masih bingung dengan perkataan sang suami yang sepertinya terlihat serius. "Ngaku apa maksudmu? Kamu ada bohong sama aku emang?"
Dengan satu tarikkan napas, Dafa pun memutuskan untuk langsung mengakuinya. "Aku yang nabrak calon suami kamu yang dulu."
DEG!!
Mendapati kabar yang tidak mengenakan, Hasna seperti mendapatkan petir besar di siang bolong.
Suaminya sendiri menjadi faktor utama kematian sang calon suami atau sepupunya.
Jantung Hasna seolah berhenti berdetak sejenak, dia belum bisa menerima kenyataan.
dia saja belum bisa melupakan atau move on dari sepupunya yang telah tiada, di tambah dia harus menahan amarah kepada sang suami yang sudah tak sengaja menabrak sepupunya.
belum sempat Hasna menjawab karena Hasna sendiri juga masih kaget dengan pengakuannya.
"Aku minta maaf, aku tahu aku salah."
"Kalau kamu tahu, kamu salah, mengapa sewaktu kemarin kamu menabrak sepupu saya? Kenapa?!" dadanya tiba-tiba terasa sakit, napasnya terengah-engah, ingin rasanya menampar pipinya langsung, jari telunjuknya sudah menunjuk laki-laki itu dengan tajam.
Dafa jatuh terduduk, berusaha menahan Hasna supaya diam di tempat. "Hasna, coba kamu dengerin penjelasan saya dulu, saya mohon!"
Hasna memutar tubuhnya. "Stop Dafa, semuanya sudah jelas, apa lagi yang perlu panjenengan jelaskan?"
"saleresipun menapa sih muring-muring panjenengan dhateng fardhan? sampai-sampai panjenengan menabrakipun? jujur kaliyan kula!" lanjut hasna.
Saking sudah kesal kepada suaminya itu, Hasna berani untuk mengeluarkan obrolan dingin bahasa Jawanya, dan tidak memperdulikan tanggapan suaminya yang entah mengerti atau tidak yang di obrolan olehnya.
"Saya menabrak dia, karena saya suka dengan kamu, sejak kita bertemu di pasar untuk membeli bumbu kemarin-kemarin. Disitu, saya terus membuntuti kehidupan kamu, dan sampai akhirnya saya mendapatkan kabar bahwa kamu akan segera menikah dengan sepupu kamu itu, sejak itu saya langsung menyusun rencana buruk, yaitu untuk mencelakai sepupu mu itu, dan saya juga awalnya tidak tahu bahwa sepupumu itu sudah tiada atau meninggal, saya mengetahui sepupumu meninggal itu karena saya mendengar obrolan kamu di acara sungkeman kemarin, dan disana juga ada foto sepupumu kan, nah dari situ saya mengetahuinya,"
Dengan panjang lebar Dafa berusaha menjelaskan, Dafa berharap, Hasna tidak salah paham menerima pembicaraan Dafa tadi.
"Dan ketika saya mendengar akan dijodohkan dengamu, saya disitu merasa senang, akhirnya saya bisa memiliki kamu sepenuhnya. Saya akui dengan cara saya yang seperti ini saya memang menyadari bahwa cara yang saya lakukan ini salah," lanjut Dafa.
"Terlalu sadis caramu untuk mendapatkan seorang wanita sepertiku, emang aku wanita apaan? Sehingga cara mendapatkan aku harus membunuh seseorang terdekatku terlebih dahulu? Mengapa dengan cara seperti itu hah?"
Hasna sudah merasa murka dengan kelakuan sang suaminya yang sangat kejam itu.