NovelToon NovelToon
SELAMANYA KAMU MILIKKU

SELAMANYA KAMU MILIKKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Obsesi / Romansa / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Dark Romance
Popularitas:27.9k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Ketika dendam dan cinta datang di waktu yang sama, pernikahan bak surga itu terasa bagai di neraka.

“Lima tahun, waktu yang aku berikan untuk melampiaskan semua dendamku.”_ Sean Gelano Aznand.

“Bagiku menikah hanya satu kali, aku akan bertahan sampai batas waktu itu datang.”_ Sonia Alodie Eliezza.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 : Sarapan Istimewa Bagi Sonia

...🌼...

...•...

...•...

“Dokter belum bolehin kamu pulang, kamu juga akan diperiksa secara mendalam biar tau penyakitmu, aku takut jika kamu memiliki penyakit berbahaya.” Sean mengemukakan kecemasannya karena selama ini dia sadar kalau Sonia selalu mengalami kekerasan fisik.

“Kalau ternyata memang aku punya penyakit berbahaya, apakah kamu akan memaafkan kesalahanku dan akan menyayangiku lagi?” tanya Sonia yang berisi jebakan di sana, Sean tampak berpikir sejenak.

“Jangan bicara begitu, kamu tidak memiliki sakit yang berbahaya Sonia,” sanggah Sean.

“Jika iya bagaimana? Apa aku masih memiliki kesempatan untuk bahagia denganmu?”

“Asal kamu tau, aku sangat mencintaimu, dari dulu sampai detik ini, hatiku hanya teruntuk padamu Sonia, jadi jangan bicara yang aneh-aneh lagi. Kau tidak memiliki penyakit berbahaya apa pun, mengerti.” Sonia tersenyum lalu membalas genggaman tangan suaminya.

“Aku bahagia mendengarnya, Sean.” Sean merasa aneh dengan situasi ini, dia tetap tidak ingin terlihat lemah.

“Aku lapar, mau cari makanan di luar, kamu mau apa?” Dia berusaha untuk mengalihkan pembicaraan sentimental ini.

“Aku hanya ingin tidur saja, jangan lama-lama di luar ya.”

Mengangguk. Sean keluar dari ruang rawat itu, hatinya bimbang, antara takut dan juga senang. Takut jika memang Sonia memiliki penyakit yang parah, senang jika Sonia baik-baik saja, bimbang harus terus membuat Sonia sakit demi membalaskan dendamnya.

“Kenapa denganku? Aku begitu takut kehilangan dia tuhan, semoga dia baik-baik saja,” harap Sean pada kondisi sang istri.

...***...

Sean kembali ke ruang rawat istrinya, tampak Sonia tertidur dan terdengar dengkuran halus dari bibir cantiknya.

Tanpa malu lagi Sean mengecup kening Sonia, menyalurkan seluruh kerinduan pada Sonia melalui ciuman tersebut. Tak terasa air mata Sean jatuh dan mengenai pipi Sonia, dengan cepat ia hapus air mata itu di pipi Sonia sebelum istrinya bangun dan melihatnya menangis.

Sean mencoba untuk tidur di kursi sambil terus menggenggam tangan Sonia, menyandarkan kepalanya di dekat tubuh lemah itu.

Pagi harinya, Sonia sudah diperbolehkan untuk pulang, dia tidak ingin untuk memeriksakan dirinya lebih dalam lagi karena bagi Sonia, hal itu akan membuat dirinya semakin was-was dan tidak tenang.

Saat di dalam mobil Sean mengutarakan kebingungannya kenapa Sonia tidak mau diperiksa lebih lanjut.

"Nggak mau aja," jawabnya singkat.

"Ya nggak maunya kenapa? Apa salahnya kamu diperiksa lebih lanjut biar nanti kita bisa tau pengobatan yang cocok untuk kamu, Son."

"Buat apa sih Sean? Aku nggak mau periksa-periksa begitu, bagiku menjalani kehidupan seperti ini sudah cukup tanpa ada rasa was-was. Coba deh kamu pikir, kalo nanti dokter vonis aku sakit ini, sakit itu, ya pasti aku bakalan kepikiran dan bakalan resah mikirin usia aku. Mending begini, aku lebih santai untuk menjalani hidup terutama untuk lima tahun ke depan, aku sangat berharap jika habis masa lima tahun ini, kita akan bahagia," jelas Sonia yang membuat Sean terdiam, dia sendiri juga tidak mau Sonia kenapa-napa.

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit akhirnya mereka sampai di rumah.

"Sana masuk kamar, aku buatkan kamu sarapan dulu, nanti aku antar ke kamar," ujar Sean pada Sonia yang hanya dibalas anggukan.

"Tolong siapkan semua bahan masakannya ya, saya mau Sonia makan yang bergizi," perintah Sean pada Rani, setelah semua bahan masakan lengkap, dengan sigap Sean memasak sarapan.

"Maaf Tuan, tadi saya dengar nyonya Sonia menangis di dalam kamar. Saya ketuk pintunya tapi tidak dibuka, saya cemas kalau nyonya kenapa-napa, tidak biasanya dia mengunci pintu seperti itu," lapor salah satu pelayan Sean.

Dia yang sudah selesai membuat sarapan langsung berjalan menuju kamar Sonia, meninggalkan masakan dan juga perlengkapan dapur yang kotor begitu saja. Sean menekan handle pintu kamar namun pintu itu dikunci, Sean tidak mendengar suara tangisan dari dalam sana.

"Sonia, buka pintunya," teriak Sean sambil mengetuk pintu kamar.

"Sebentar."

Sonia berjalan menuju pintu dan membukanya, Sean dapat melihat dengan jelas kalau memang Sonia habis menangis.

"Sakit lagi?" tanya Sean memastikan.

"Enggak kok."

"Pelayan bilang, dia mendengarmu menangis dan matamu juga merah, apa yang kamu tangiskan?"

"Aku nggak nangis kok, salah dengar kali dia."

"Jangan bohong Sonia, dari matamu saja sudah keliatan kalau kamu habis nangis."

"Memang apa pedulimu dengan tangisanku Sean? Toh setiap hari kamu juga melihat aku nangis."

"Iya tapi itu kan beda lagi, selama ini aku yang membuatmu menangis tapi sekarang aku tidak merasa membuatmu menangis. Ada apa?"

"Ya aku nangisin perlakuan kamu selama ini padaku," jawab Sonia yang jelas Sean tau itu kebohongan.

"Bohong, jawab saja dengan jujur kamu itu kenapa, jangan bertele-tele denganku."

"Kenapa kamu bisa bilang aku bohong? Apa kamu bisa merasakan sebuah kebohongan dan kejujuran seseorang?"

"Ya jelas bisalah, kamu itu kenapa? Jangan mengalihkan pembicaraan seperti ini Sonia. Kalau kamu sakit ya ayo kita berobat."

"Saat aku bilang ingin pergi meninggalkan mu dulu, apa kau tidak bisa merasakan kebohongan atau kejujuran yang tersirat dalam ucapanku?" Pertanyaan Sonia semakin membuat Sean heran, mengerinyitkan dahinya.

"Sonia, tolong jangan membahas kemana-mana, yang aku tanyakan sekarang itu-"

"Aku sakit Sean, kepalaku sakit dan aku tidak bisa mengalihkan rasa sakit itu kecuali dengan menangis," potong Sonia.

"Apa sekarang masih sakit?"

"Sudah tidak terlalu." Sean mendekati istrinya dan menyentuh wajah Sonia.

"Jangan bohong." Sonia tersenyum lalu meyakinkan Sean kalau dia baik-baik saja.

"Tolong jangan sembunyikan rasa sakit apapun dariku, kalau sakit ya bilang sakit, mengerti." Sonia hanya mengangguk.

"Tunggu sebentar." Sean kembali ke dapur dan mengambil makanan yang dia masak tadi untuk Sonia, membawa makanan itu ke kamar dan menyuapi Sonia hingga makanan itu habis.

"Enak banget," puji Sonia, Sean menyajikan roti bakar selai coklat, sop ayam dan juga coklat panas, tak lupa sebelum menyantap makanan itu Sonia meminum segelas air putih terlebih dahulu.

Kemudian memakan sop ayam buatan Sean dengan lahap, sop itu habis lalu dia lanjut memakan roti bakar isi coklat dengan dicelupkan ke minuman cokelat panasnya.

"Hm enak banget," puji Sonia lagi, Sean merasa heran kenapa reaksi Sonia begitu menikmati seakan baru pertama makan sop ayam dan roti bakar.

"Jangan berlebihan Sonia, kamu kayak baru pertama makan begini saja, setiap hari juga menu makananmu enak semua kan, apa setiap kali sarapan reaksimu begini?"

"Ya enggak sih, pagi ini aku menikmati makanannya karena ini tuh buatan kamu, aku tadi turun ke bawah dan lihat kamu masak."

"Jangan mencoba untuk membuatku terkesan."

"Nggak kok, kenapa aku begitu menikmati makanan ini? karena pagi ini tubuhku sangat fresh, biasanya kan setiap bangun tidur seluruh badanku sakit semua, ya mana nafsu buat sarapan." Sean tertegun, memang benar, selama ini Sonia selalu didera oleh Sean, ya otomatis seluruh badannya sakit semua ketika bangun tidur.

"Habiskan sarapannya, aku harus siap-siap ke kantor dulu," titah Sean yang mulai salah tingkah.

"Iya, makasih ya," ucap Sonia sambil tersenyum pada Sean.

"Yah, setelah makan langsung istirahat ya, jangan menangis lagi nanti kepalamu sakit," ingat Sean yang membuat Sonia terharu.

"Iya."

Sean keluar dari kamar itu dan bergegas ke dalam kamarnya, kali ini hatinya sangat tidak karuan.

"Aku tidak mengerti, kenapa semua ini terjadi ya?" pikir Sean.

Dia berjalan ke kamar dan menatap foto Sonia yang terpajang begitu besar. Air matanya turun begitu saja, rindu dengan kebersamaan mereka sebelum Sonia meninggalkannya bagai sampah.

"Saat itu aku sedang kehilangan, aku begitu membutuhkan dirimu Sonia. Tapi kau malah memutuskan aku dan meninggalkanku begitu saja." Sean menarik nafasnya lalu duduk di atas sofa.

"Yang paling menyakitkan bagiku, ketika lepas dari hubungan kita, kau malah sering tidur dengan papaku sendiri, kalian berkencan dan aku tidak bisa berpikir jernih lagi. Aku gila, aku frustasi dan terpuruk Sonia. Aku benar-benar membutuhkan dirimu waktu itu," tambah Sean lagi.

Dia menopang kepalanya lalu menangis pilu. Berat rasanya meneruskan dendam ini tapi bagaimana lagi? Sean yang dulu sudah tiada, kini yang ada hanya dirinya yang penuh dengan emosi yang tak terkendali.

1
Annissa Riani
Kalau aku jadi si Anna sih malu ya udah diperlakukan begitu sama Seab🤣
Annissa Riani
Saingan Sean ternyata si Andre🤣 dan Sonia malah si Anna🤣🤣🤣
Rina Meylina
Udah berani pegang2 ya sekarang🤭
Rina Meylina
Iyalah soalnya di hati sean udh penuh ama sonia doang
Anita Lare
Perbuatan kamu dulu emang sangat terkutuk loh Sean
Anita Lare
Nah saling ungkapin dan saling paham begini kan enak, gak perlu rahasia2an kan, kalau merasa apapun itu ya bilang
Anita Lare
Aduh aduh abang meleleh aku bg😍
Anita Lare
Amarah sean benar2 ngeri ya
Veer Kuy
Penyesalan selalu datang diakhir ya sean
Veer Kuy
Gak tau malu banget mereka berdua ini, gak inget umur
Veer Kuy
Ide bagus daripada minta jawaban si Bram, lagian udh dibunuh duluan sama sean
Veer Kuy
Sean benar2 mengerikan kalau udah menyentuh ranah pribadi dia ya
Lira Cantika
Dia gak pake neko2 buat balas dendam ya
Lira Cantika
Si kenzo ini seru juga orangnya😄
Natasha
Sana jadikan Sonia sepenuhnya istri, jangan sampai terlambat loh kamu
Natasha
Ya elah yg modelan kalian ini bakalan hancurin rumah tangga sean sonia? Gak mempan deh kayaknya, soalnya mereka saling cinta dan Sean juga posesif akut, bandar narkoboy aja dia bikin metong dengan mudah
Natasha
Bikin metong aja soalnya Sonia ampe digituin dia trauma loh itu
Natasha
Gini gini dia cuma punya satu wanita dlm hidupnya
Syifa Mahira
Makanya sean abis ini istrimu ya dijaga ya
Syifa Mahira
Udh icip2 mending nikahin aja si Anna, ngapain juga masih ngincar sonia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!