Rahul adalah Seorang pemuda tingkat kelas bawah, tidak sengaja memperoleh bokor kecil dan mengubah segalanya.
Ia menguasai jalan kultivasi, pengobatan, teknik abadi yang mengguncang langit dan bumi.
Simak jalan ceritanya, lucu, lugu, penuh trik dan intrik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wang Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Godaan dari Pretty datang terus terusan.
Bagian 27.
Namun sesaat kemudian senyum di wajah Pretty lenyap. Ia melihat Rahul bangkit dari tempat duduknya dengan wajah yang sulit di artikan.
"Rahul jangan kesini, aku cuma bercanda saja!" Ujar Pretty tampak mulai panik.
Hehehe...Senyum Rahul menyeringai, seperti serigala kelaparan menemukan mangsanya.
"Anggap ini serius! Hari ini kau akan tau akibat menggoda pria jomblo karatan"
Ucapan itu di iringi dengan langkah cepat kearah Pretty.
AHHHH.....!
Pretty menjerit ketakutan, ia tak pernah menyangka Rahul berani menyerbunya. Dalam hati ia benar benar menyesal.
"Harusnya aku ngak boleh goda dia, gimana kalau dia benar benar melakukannya, apa yang harus aku lakukan? Aku belum pernah merasakannya. Sakit ngak? Enak ngak? Ah..!" Pretty benar benar ketakutan dan mendesah berat.
Gila benar, dengan tubuh lemah dan gemetar ketakutan, ia mencoba mendorong Rahul.
Tetapi seluruh tenaganya seolah lenyap, detak jantungnya berpacu liar, wajahnya memerah, pikirannya kosong, nafasnya mendesah, matanya terpejam, bibirnya terbuka.
Dia hanya bisa pasrah sedetik lagi semuanya entah apa yang akan terjadi.
Tiba tiba terdengar suara bisikan di telinganya.
"Ini kamu sendiri yang meminta aku datang dan melakukannya, maka nikmatilah apa kamu minta. Aku ngak bisa menolaknya! Selamat ya...Kamu telah berhasil membakar gairahku yang semakin memuncak. Bersiaplah, aku akan melakukannya penuh kelembutan!"
Rahul pun menunduk hendak melumat bibir Pretty.
BOOM.....!
Pretty merasakan dunia bagaikan terguncang, memejamkan mata dan mebuka bibir pelan pelan. Merasakan darahnya panas bagaikan sengatan listrik Empat ribu Watt...Tapi....
Beberapa detik berlalu dan tidak terjadi apa apa.
Pretty merasakan ada yang tidak beres.
"Rahul...Kamu dasar bajingan, kalau mau melumat bibirku, lumat saja. Jangan siksa aku begini? Dasar bajingan!"
Ketika ia membuka matanya tiba tiba terdengar suara keras di telinganya.
Plok.....! Plok....!
Di ikuti suara sensasi panas di arah bokongnya.
Aahh...! Aahh...!
Pretty mengeliat ngeliat di ikuti erangan lemas dua kali. Tubuhnya yang tegak langsung melemas.
Rahul menampar pantatnya Pretty dua kali dan berkata.
"Apakah kamu pikir bisa mengodaku seenaknya! Segala punya milik pemuda ini adalah buat istriku kelak, aku bukan pemuda sembarangan. Pemuda yang sulit di dapatkan. Idaman gitu! Tamparan itu peringatan dua kali buatmu..Hahaha" Kata Rahul sambil tertawa renyah.
Sesungguhnya dalam satu detik tadi, Rahul benar benar ingin bertindak. Ia sempat tergoda dengan bibir merah merekah milik Pretty yang sedikit terbuka.
Pretty benar benar keterlaluan, menggodanya terus terusan melewati batas.
Untung Rahul bukan pemuda sembarangan, dalam hatinya ia tetap memegang prinsip. Tadi ia hanya menakut nakuti Pretty saja.
Rahul pun mundur setelah mengambil keuntungan kecil. Apa lagi tadi ia melihat Pretty lemas tak berdaya dan cuma pasrah saja.
Pretty bernafas lega setelah melihat Rahul benar benar tidak bertindak.
Tapi entah kenapa ada rasa kosong menyelinap dalam hatinya.
Setelah duduk kembali, Pretty memandang kearah Rahul dengan ekspresi kaku dan bersungut.
"Aku tahu kamu pasti tidak berani melakukannya, aku tahu kamu Gay. Sampai tidur bareng cewek secantik aku pun kamu ngak berani..Hehehe...!"
Rahul menyipitkan matanya dan berkata.
"Ulangi lagi kalau berani, hayo...Coba lagi!"
"UHM....!Aku kekamar mandi dulu iya!" Setelah mengatakan itu kemudian Pretty berlari panik menuju kearah kamar mandi.
"Hahahaha....Berani banget tadi, sekarang kabur!" Rahul tertawa geli.
Pretty menghilang ke kamar mandi secepat mungkin.
Beberapa menit kemudian ia keluar dan langsung duduk di sisi tempat tidur yang jauh dari Rahul.
Ketakutan masih melekat padanya, ia memutuskan menjaga jarak.
Sambil duduk Pretty bertanya.
"Kapan obat di wajahku bisa di bersihkan, gatel banget rasanya.."
"Tunggu minimal setengah jam lagi, gatal itu tanda obatnya sedang bekerja!" Jawab Rahul santai.
Oke, aku akan sabar menunggunya!" Gumam Pretty, lalu duduk di sisi lain tempat tidur.
Namun, belum sempat duduknya sempurna, ia menjerit.
"Ah....! Ada sesuatu berbulu di bawah tempat tidurmu!"
Kemudian ia melompat seperti tersengat listrik dan langsung memeluk tubuh Rahul dengan sangat erat.
Rahul menjadi dan terdiam sejenak, ia merasa terganggu dengan tubuh Pretty yang meluknya sangat erat dan ia mendorongnya pelan dan berkata.
"Jangan panik, itu peliharaan ku!"
"Indira....!"
Benar saja. Seekor Rubah kecil keluar dari bawah kolong tempat tidur.
Melihat makhluk kecil lucu itu, wajah Pretty yang semula ketakutan berubah menjadi tatapan penuh kasih sayang.
"Wah...Lucu banget!"
Ia langsung berjalan kearahnya dan mengeluarkan tangannya hendak memeluk tubuh Rubah kecil tersebut.
Rahul nyaris berteriak memperingatkannya, Indira adalah hewan liar, meskipun jinak, cakarnya yang panjang. Kalau melukai Pretty bisa tamat sudah.
"Jangan sentuh....!"
Tapi terlambat sudah, Pretty sudah memeluk Indira.
Anehnya Indira tidak memberontak, malah tampaknya sangat menikmati belaian tangan lembut Pretty.
"Rahul...Dari mana kamu beli hewan lucu ini? Aku juga mau!" Tanya Pretty penuh semangat.
Lalu Pretty menatap Indira dan berkata.
"Aduh...Badannya kotor bangat, aku mandiin ya...!"
Tanpa menunggu persetujuan dari Rahul dan Indira, Pretty langsung pergi membawa Indira kekamar mandi.
"Huffff...." Rahul menghela nafas lega, selama Indira tidak menyerang. Biarlah.
Beberapa menit kemudian, Pretty muncul kembali dari arah kamar mandi sambil membawa Indira yang sudah bersih dan wangi. Bulunya berkilat kilat semakin bertambah imut.
"Udah bersih sekarang, wangi lagi. Mending ikut aku sekarang, ya...! Rubah manis? Si bajingan Rahul ngak bisa ngerawat kamu "
Pretty mencium Indira sambil melirik kearah Rahul dan bertanya.
"Eh...Apa nama Rubah kecil ini?" Tanya Pretty.
"Belum aku kasih nama" Jawab Rahul.
"Kalau begitu aku kasih nama, ya? Rubah kecil ini sangat imut dan manis, bagaimana kalau aku panggil saja Indira Devi?"
Rahul menatapnya aneh dan bertanya.
"Eh... Pretty, kamu tau dari mana dia betina? Apa udah lihat, ya?" Tanya Rahul.
"Pikiranmu ngeres juga, ya? Hahaha...!" Rahul tertawa tertawa terbahak bahak.
"Rahul...Kamu...!" Wajah Pretty merona merah jambu.
"Aku lihat tadi waktu mandiin dia, ngak sengaja suaranya makin lirih keujungnya!"
Hahaha.....Rahul tertawa terbahak bahak dan berkata.
Santai saja, aku cuma bercanda kok, Indira Devi memang cocok namanya.
Beberapa saat kemudian Rahul melihat waktu "Sudah setengah jam. Coba kamu bersihkan salep yang ada di wajahmu dan lihat hasilnya"
Pretty yang sangat peduli pada wajah dan kecantikannya langsung meletakkan Indira di atas tempat tidur dan berlari kearah kamar mandi.
Rahul juga ikut berdiri di depan pintu kamar mandi, ia juga sangat penasaran dan ingin melihat hasilnya dari pil kecantikannya yang setengah jadi itu.
Begitu Pretty membungkuk muka, pandangan Rahul sempat tertuju ketempat yang tidak seharusnya.
Pantat Pretty yang terangkat, Rahul buru buru mengalihkan perhatiannya.
Ahhhhhhhhhhhhh.................!
Jeritan nyaring itu memekakan gendang telinga membuat Rahul segera melihat kearah Pretty.
Simak terus jalan cerita ini pada episode selanjutnya, bersambung ke Bagian 28.