NovelToon NovelToon
Gadis Ekstrovert & Dokter Introvert

Gadis Ekstrovert & Dokter Introvert

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cintapertama
Popularitas:634
Nilai: 5
Nama Author: Miss_Fey

Kisah gadis ekstrover bertemu dengan dokter introvert..
Awal pertemuan mereka, sang gadis tidak sengaja melukai dokter itu. Namun siapa sangka, dari insiden itu keduanya semakin dekat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

********

Di dalam mobilnya, Cindi terus saja memikirkan perkataan Edo.

Apa yang di ucapkan pria itu, masih terngiyang ngiyang di fikiranya.

Tiba tiba ketika sedang larut dalam lamunannya, bayangan Rey terlintas di fikiran gadis itu.

Bagaimana Rey bisa membuatnya tersenyum setiap kali mereka bersama.

Selama kenal dan dekat dengan Rey, Cindi memang selalu bisa di buat tersenyum dengan semua yang di lakukan pria itu.

Sehingga membuat Cindi selalu merasa nyaman.

Tanpa sadar ada senyum yang terukir di bibir gadis itu ketika mengingat Rey.

" Huff.. " gumam Cindi yang langsung menjalankan mobilnya.

Sementara di rumah Edo, Suina datang untuk mengisi tempat makan dan minum si putih.

Setelah itu ia lanjut menuju kesalah satu tempat, karena ada janji kerja dengan kliennya.

Semenjak menjalin kerja sama dengan bos dari sahabatnya Riri, Suina sering kali mendapat tawaran untuk bekerja sama dengan beberapa patner perusahaan itu.

Sehingga membuatnya selalu sibuk akhir akhir ini.

***

Malam menjelang, Edo dan Suina menghabiskan waktu luang mereka untuk jalan jalan santai di taman komplek perumahan mereka.

Edo sengaja mengajak gadis itu jalan jalan santai, karena ingin Suina banyak gerak terutama olah raga ringan setelah beberapa menit selesai makan.

" Ayo Suina, jangan malas jalannya. " panggil Edo karena melihat gadis itu tertinggal jauh di belakangnya.

" Dokter aja yang terlalu cepat, kakiku nggak sepanjang dokter. " jawab Suina.

Edo pun berhenti sejenak menunggu gadis itu.

" Huff.. " gumam Suina menghela nafas panjang, begitu ia sampai di samping Edo.

" Ya udah, kita istirahat dulu. " ajak Edo yang langsung menarik tanganya menuju salah satu kursi taman.

Setelah duduk Suina langsung memijat mijat kakinya.

" Kakiku pegal. " gumam Suina.

" Sini saya pijitin. " ucap Edo yang langsung meletakan kaki Suina kepangkuannya.

" Aw! pelan pelan dok. " ucap Suina kaget karena merasa pijatan Edo terlalu keras.

Edo memijatnya lebih pelan sampai ketelapak kaki gadis itu.

" Gimana? udah merasa lebih baik? " tanya Edo.

" Em! " jawab Suina mengangguk.

" Kamu harus banyak olah raga atau gerak Suina, minimal olah raga ringan. biar otot kakimu nggak mudah tegang. " ucap Edo yang terus mengingatkannya.

" Dokter udah kayak Riri aja, bawel... banget. selalu nyuruh aku olah raga. " jawab Suina tertawa.

" Siapa Riri? " tanya Edo penasaran.

" Dia teman baikku, bahkan kita sudah seperti saudara. " jawab Suina.

" Ohh.. " ucap Edo mengangguk faham.

Tiba tiba Suina mengeluarkan kotak kecil dari dalam tasnya.

" Aku punya sesatu untuk dokter. " ucap Suina.

" Apa? " tanya Edo penasaran.

" Tara.. " ucap Suina sambil memberikan kotak kecil itu pada Edo.

Edo pun menerimanya dengan sangat senang.

" Boleh saya buka sekarang? " tanya Edo.

" Em! " jawab Suina mengangguk.

Dengan cepat ia pun langsung membuka kotak kecil itu, karena penasaran dengan isinya.

" Ini.. " ucap Edo kaget melihatnya.

" Dokter suka nggak? " tanya Suina penasaran.

" Em! suka. " jawab Edo mengangguk.

" Itu aku buat sendiri. " ucap Suina.

" Benarkah? " tanya Edo tidak menyangkanya.

" Em! aku kan dulu pernah janji mau buatin dokter satu juga, ketika aku buat kalung untuk si putih dulu. " jawab Suina.

" Walaupun hanya bercanda, tapi tetap aku buatin. jadi aku buatin dokter gelang aja, karena nggak mungkin aku buatin kalung sama seperti si putih. " lanjut Suina tertawa.

" Terima kasih Suina. " ucap Edo yang merasa terharu.

" Sini, aku bantu pakaikan. " ucap Suina yang langsung mengambil gelang itu dari dalam kotaknya.

Kemudian ia mulai memakaikan benda itu ketangan Edo.

" Cocok banget, dokter suka nggak? " ucap Suina tersenyum senang sambil bertanya lagi.

" Em! saya suka banget. " jawab Edo tersenyum menatapnya.

Ketika sedang mengagumi gelang di tangan Edo itu, tiba tiba Suina teringat akan satu hal.

" Oh ya dok, kok kulit dokter bisa seputih dan sebersih ini sih? apa rahasianya? " tanya Suina penasaran.

" Aku perempuan aja nggak seputih dan semulus kulit dokter. " ucap Suina heran.

" Atau setiap minggu dokter perawatan kesalon ya? makanya bisa seputih dan semulus ini? " lanjutnya lagi.

Edo langsung tertawa mendengar pertanyaan gadis itu.

" Nggak Suina, pekerjaan di rumah sakit saja sudah membuat saya sibuk, jadi mana punya waktu untuk perawatan kesalon. " jawab Edo tertawa.

" Terus kok bisa kulit dokter bisa semulus ini? " tanya Suina semakin penasaran.

" Karena ibu saya juga punya kulit putih seperti ini. " jawab Edo.

" Ooh.. pantes, aku fikir dokter langganan perawatan kesalon. " ucap Suina tertawa.

" Kamu ada ada saja. " jawab Edo yang terus saja tertawa.

Keduanya menghabiskan waktu senggang dengan mengobrol sejenak sambil tertawa lepas.

Edo benar benar terlihat sangat senang setiap kali menghabiskan waktu luangnya dengan Suina.

Seolah olah semua masalah yang ada di pikirannya, hilang seketika setiap kali mendengar tawa gadis itu.

Keesokan harinya, Suina tengah duduk di depan komputernya.

Gadis itu terlihat sedang serius menyelesaikan beberapa pekerjaanya.

Tiba tiba Riri datang sambil membawakannya segelas minuman manis.

" Serius amat buk? " ucap Riri sambil meletakan minuman yang ia bawa di meja depan Suina duduk.

" Em! aku lagi nyelesain beberapa contoh desain untuk klien baru. " jawab Suina tanpa memalingkan pandangannya dari layar komputer.

" Wihh.. kayaknya makin sukses aja nih buk. " ucap Riri memuji.

" Berkat kamu juga kan. " jawab Suina terkekeh.

" Oh ya, ngomong ngomong bibi Yan kapan pulangnya? " tanya Riri penasaran.

" Nggak tau, kemarin bibi telpon aku. katanya masih mau beres beres di tokoknya, karena udah lama di tinggal jadi berdebu. " jawab Suina.

" Oohh..  Ya udah deh, aku nggak bakalan ganggu. oh ya nih minuman buat kamu, semangat kerjanya. " ucap Riri ikut senang, kemudian berlalu keluar.

" Makasih! " jawab Suina dengan sedikit berteriak.

Kemudian ia mulai melanjutkan lagi beberapa pekerjaanya itu sampai selesai.

***

Sebulan berlalu...

Suina dan Riri tengah berada di kamar mereka, sambil mengobrol beberapa hal.

Tiba tiba Riri penasaran dengan satu hal.

" Suin! " panggil Riri tiba tiba sambil ikut berbaring di samping Suina yang tengah membaca buku.

" Hm! " jawab Suina singkat.

" Kamu suka kan sama si doker itu? " tanya Riri tiba tiba.

" Tentu saja, aku kan teman yang baik. " jawab Suina santai.

" Iiihh.. bukan itu maksud aku, suka.. Cinta Suina, Cinta! " ucap Riri memperjelas.

" Mm.. aku nggak pernah berfikir sejauh itu Ri. " jawab Suina.

" Masah sih? " tanya Riri kurang yakin.

" Em. " jawab Suina mengangguk.

" Kamu pernah bilang, kalau dulu kamu ketemu dengan seorang wanita di depan rumah Edo kan? " tanya Riri teringat.

" Em, mungkin udah berkali kali dia kerumah dokter Edo. " jawab Suina.

" Terus apa kata Edo tentang wanita itu? " tanya Riri penasaran.

" Nggak ada, kayaknya dokter Edo nggak suka kehidupan pribadinya terusik. " jawab Suina.

" Berarti kamu harus lebih hati hati lagi Suina, jangan jangan wanita itu memantau kedekatan kalian dari jauh. " ucap Riri mengingatkan.

" Walaupun kalian nggak punya hubungan apa apa, mungkin aja wanita itu cemburu ngelihat kamu sering kerumah Edo. " lanjut Riri.

" Tapi kan aku kerumah dia buat ngurus kucing. " jawab Suina.

" Aku tau, tapi kan tidak dengan wanita itu. kamu itu perempuan, pasti faham kan gimana perasaan wanita itu. ngelihat ada seorang wanita yang main kerumah pacarnya bahkan hampir setiap hari. " jelas Riri.

Suina pun mulai mencerna kata kata Riri.

" Pokoknya kamu harus pertemukan aku dengan dokter itu, aku mau mastiin secara langsung. " pinta Riri.

" Iya! iya! " jawab Suina menyetujuinya, karena Riri akan terus memintanya sampai ia bisa bertemu dengan Edo apapun caranya.

" Tapi kamu yakin mau ketemu dia? " tanya Suina memastikan.

" Tentu saja, aku ingin melihat secara langsung rupa dokter itu, karena kata bibi Yan dia benar benar sangat tampan. jadi aku pengen mastiin sendiri setampai apa pria yang buat kamu terpesona itu. " jawab Riri.

" Dasar! " ucap Suina tertawa.

Walaupun seumuran dengan Suina, namun Riri selalu bersikap lebih dewasa dari pada gadis itu.

Sehingga siapa saja yang dekat dengan Suina, sebisa mungkin Riri harus memastikannya secara langsung, baik dan buruknya pria itu.

Karena hal itu adalah amanat yang di berikan ayahnya Suina padanya tanpa sepengetahuan Suina.

###NEXT###

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!