NovelToon NovelToon
Suamiku Posesif

Suamiku Posesif

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:10.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: LaSheira

Sebuah novel tentang kebucinan suami bernama Ren pada istrinya Ayana, Ini kisah tentang cinta suami berbeda usia. Ini tentang suami yang jauh lebih muda.

Ayana : Tokoh aku, istri yang bekerja sebagai guru SMU. Dia dipanggil kakak oleh suaminya karena perbedaan usia mereka.
Yang gak suka dan ngerasa aneh dengan panggilan Ren pada istrinya, sepertinya ini novel bukan selera kamu kayaknya ya. Karena keuwunan, keimutan dan kegemasan Ren saat memanggil istrinya kakak menjadi titik poinku dalam menceritakan kebucinan Ren. Kalau kalian gak ngerasa fell imut dan mengemaskannya maka fix kita tidak satu aliran. Aku suka cerita ala noona korea soalnya. Hehe.

Renan : Dia biasa di panggil Ren( cuma aya yang panggil begitu) kenapa? suka-suka kak Aya ya. Biar lebih keliatan imutnya. hehe.

Hanya cerita kebucinan suami dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada konflik menegangkan atau apalah. Apalagi pelakor agresif, jauh-jauh dari mereka. Silahkan di baca dan nikmati alurnya ya ^_^

Terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Di Sekolah

“Pagi Bu Ayana!”

Aku menghentikan langkah dan berbalik. Yaaa, Ren versi anak SMU ada di hadapanku sekarang. Kelakuannya sama-sama bocah. Kalau Ren, aku masih bisa berlapang dada dan mengalah karena dia adalah suamiku, karena aku memang mencintai Ren yang seperti itu.  Tapi kalau dia?

“Pagi Andrian.”

Aku sudah akan berlalu setelah menjawab sapaannya dengan sopan. Tapi tentu saja bocah yang benar-benar bocah ini, tidak akan melepaskanku dengan mudah.

“Hari ini lebih lama dari biasanya ya?”

“Apa?” Anak ini sedang bicara tentang apa?

“Tapi apa tidak apa-apa berciuman di depan gerbang sekolah seperti itu?”

“Apa!” Wajahku pasti merah padam sekarang. Aku seperti ingin tenggelam ke dasar bumi. Kepergok murid sendiri. Seperti maling yang ketahuan mencuri oleh saudaranya yang polisi. Malunya berkali lipat. “Hahaha, Andrian sedang bicara apa ya?” cari celah meloloskan diri dari murid sendiri.

“Walaupun ibu menutupinya dengan tas, tapi siapa pun yang melihat pasti tahu kalian sedang berciuman.”

“Tunggu, itu karena kalau aku tidak menciumnya dia tidak mau membuka kunci mobil.”

Aku semakin ingin tenggelam ke dasar bumi. Malunya berkali lipat. Tapi apa perlunya menjelaskan alasannya pada bocah ini. Semuanya terucap spontan.

“Ibu tidak perlu menjelaskannya, karena mendengar alasannya semakin membuatku kesal.”

Apa! Ada apa dengannya.

“Sampai bertemu di kelas Bu.”

Dan dia pergi berlalu begitu saja meninggalkanku yang membeku diselimuti malu. Aaaa, kenapa dengan pagi ini. Aku bahkan sudah merasa kelelahan sebelum mulai kelas pagi.

...***...

Aku benar-benar kehabisan energi hari ini. Ada apa juga dengan tatapan keras kepalanya itu. Ingin aku memanggilnya dan memarahinya. Tapi alasannya apa. Karena dia memelototiku sepanjang pelajaran. Apa itu bisa kupakai sebagai alasan. Aku benar-benar ingin menjitak kepala Andrian.

Akhirnya selesai, waktunya makan siang. Kubawa bekal menuju tempat biasanya aku makan siang dengan guru lainnya.

“Bu Aya sini!”

Mereka sudah terlihat makan, aku berjalan cepat menuju kursi taman di depan lab Kimia. Tempat yang sudah seperti kami sewa setiap siang untuk makan.

“Hari ini menunya daging paprika dan tumis timun telur ya Bu?”

“Lho kok tahu?” aku bahkan belum duduk, apalagi membuka kotak bekal makan siang.

“Hehehe, suami Ibu sudah update postingan. Captionnya sambil menunggu my baby @Ayana_wijaya telepon. Makan siang dulu ya. Muah, muah, muah. Gambar bibir dan hati lima kali. Haha, suami Ibu manis sekali ya.”

“Hahaha” Aku harus menjawab apa coba, tertawa saja, biar mereka berhenti meledek.

“Sudah menelpon suaminya belum Bu? Ditungguin lho”

Aku langsung lemas karena ingat belum menelepon.

“Sebentar ya Bu, saya telepon dulu.” Sambil tersenyum malu aku berjalan menjauh. Duduk di depan lab. Menjauhkan jangkauan suara yang bisa mereka dengar. Kalau suaraku pelan mereka tidak akan bisa mendengar walaupun niat ingin menguping sekali pun.

Sudah selesai menelepon akhirnya. Aku bernafas lega. Sambil kulihat hp di tanganku. Anak ini benar-benar ya, kapan dia dewasanya. Buat malu saja.

“Ternyata ibu bisa bersikap seperti itu ya.”

Eh, siapa? Suara ini. Aku terperanjat, bahkan hampir tersungkur. Andrian duduk sambil meluruskan kaki. Di tangannya dia memegang hp. Di dekat kakinya ada kotak bekal. Sudah rapi, sepertinya sudah selesai makan siang. Tapi tunggu! Kenapa bocah sepertinya makan siang di tempat seperti ini. Sendirian. Parahnya lagi, kenapa aku tidak menyadari ada mahluk hidup bernafas dari jarak sekitar tiga meter ini. Sorot matanya sudah terlihat melunak dibanding sepanjang pelajaran tadi.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” masih menahan malu dan canggung.

“Makan,” jawabnya singkat. Aku sadar menatapnya tajam, tapi memang aku harus percaya kalau dia sedang duduk makan siang. Andrian bergerak dari duduk, ia menjangkau kotak makan siang di dekat kakinya. Membukanya, menunjukan padaku. Kosong. Baiklah dia memang makan siang. Sorot mataku melunak.

“Sejak kapan kamu di sini?”

“Sebelum Ibu Guru datang.”

“Baiklah Andrian kenapa kamu makan siang di sini?” kata-kataku sudah lembut, seperti saat membujuk Ren, rayuan level 2.

“Memang saya tidak boleh makan di sini?” Tunggu, bocah ini, kenapa tidak menjawab malah balik bertanya. Aku musti jawab apa coba. Memang tidak ada larangan juga, tapi kenapa duduk sendirian di tempat seperti ini. Sedangkan aku tahu dia termasuk siswa yang sangat populer di sekolah. Baik itu di antara sesama siswa laki-laki atau lebih-lebih dengan siswa perempuan. Tapi kenapa dia malah duduk di sini sendirian. Ah sudahlah, aku tau dia tidak akan menjawab sekarang.

“Apa kamu mendengar semuanya?” Telepon tadi, dan tingkahku serta kata-kataku yang memalukan tadi.

“Apa?” Dia tersenyum. Agak sinis menurutku. Bocah ini sedang mempermainkanku.

“Ibu Aya sudah selesai belum, istirahat siang sudah mau selesai.” Aku menoleh saat Ibu Ari setengah berteriak memanggilku. Benar, aku juga belum makan siang. Kutatap muridku sekali lagi, dia tidak bergeming malah ikut menatapku.

“Ibu belum makan kan? Istirahat sudah mau berakhir”

Baiklah, aku harus menyerah sekarang, bicara sekarang tidak akan membuatku menang darinya. Aku meninggalkannya, masih menyimpan seribu tanya. Sekarang saat aku sudah duduk di kursi taman, aku melihat tubuhnya. Samar tertutup pagar. Tapi, jelas-jelas dia ada di sana. Tunggu, jangan-jangan selama ini selama istirahat dia selalu ada di sana. Sambil memakan makan siangku, apa aku coba bertanya dengan dua guru ini saja. Mereka sama-sama mengajar di kelasku.

“Bu Ari dan bu Maya ingat nggak? Di kelas saya ada murid namanya Andrian Winata.” Ragu-ragu akhirnya kutanyakan juga.

“Tentu ingat bu, diakan masuk top five siswa tertampan di sekolah. Hehe”

Wajah Bu Ari dan tawanya terlihat tidak becanda. Tunggu memang di sekolah ada pemilihan siswa tertampan apa?

“Kalo pelajaran Ibu gimana?”

“Pintar” Bu Ari

“Ia dia cerdas anaknya” Bu Maya

Nah, aku juga menganggap Andrian itu anak yang cerdas. Jawaban itu sudah menjawab bahwa tidak ada yang aneh dengan Andrian.

“Dibandingkan dengan anak-anak populer seperti Hanan dan Jaya dia itu gak hanya tampangnya yang oke, kecerdasannya juga luar biasa. Sumber keributan di kelas ibu dua anak populer yang banyak gaya itu kan. Hehe.”

Aku menyeringai membenarkan.

Hanan : seorang selebgram populer. Pusing kepalaku kalau sudah membahasnya, lewatkan.

Jayastan : seunik namanya, lewati juga dia, aku sudah merinding karena kesal.

“Bu Aya tahu kan di sekolah ada fansclubnya Andrian juga? Macam artis korea gitu, mereka jual-jual foto-foto dan barang-barang Andrian.”

“Apa! Tunggu becanda kan Bu?”

“Lho Ibu gak tau ya, anak-anak seni merangkap jadi fansclubnya Andrian kan.”

Dan cerita ala fandom korea yang sering aku baca di internet dijelaskan panjang lebar oleh bu Ari. Eh, ibu guru yang satu ini memang masih single, apa dia punya banyak waktu dan energi untuk hal seperti ini ya. Top five siswa tampan di sekolah. Anak-anak seni yang bahkan merangkap menjadi fansclubnya. Kalian pasti tidak akan percaya, kalau bocah yang sedang kita bicarakan itu sedang duduk tidak jauh dari sini. Makan siang dengan bekal makan siangnya sendirian.

Sepertinya aku harus bicara dengan Andrian. Memangilnya sehabis sekolah mungkin bisa juga. Tapi alasannya apa. Tentu saja karena aku cemas sebagai gurunya. Apalagi coba. Murid populer di kelas bahkan di sekolah, makan siang sendirian di depan lab Kimia.

Apa dia sedang di bully. Hei mana mungkin. Dengan wajah seperti itu. Dia bahkan punya fansclub, fotonya bahkan laku dijual. Apa dia sedang depresi. Hei, kotak makan siangnya saja kosong. Apa ada anak depresi yang doyan makan begitu. Eh sosial medianya apa ya, tunggu apa perlu aku sampai sejauh ini. Kalau Ren sampai tahu aku bersikap seperti ini sama laki-laki lain bisa mati aku. Walaupun dia muridku sendiri. Aku pernah berantem karena chat salah satu muridku yang konsultasi masalah sekolah waktu itu.

Alasannya apalagi.

“Sama aja, dia kan laki-laki, mau dia muridmu dia juga laki-laki. Titik. Aku tidak suka. Aku benci. Aku cemburu.“

Haaah! Membayangkan pertengkaran itu membuatku kesal sendiri. Menjelaskan pada Ren hanya akan menghabiskan energi. Alhasil akulah yang harus menahan diri terlibat lebih jauh dengan urusan muridku. Khususnya murid laki-laki. Besok saja coba bicara dengan ketua kelas dulu. Baiklah sudah waktunya pulang.

Bu maya sudah menunggu di dekat gerbang saat aku muncul dari gerbang kecil di samping. Aku melambai padanya dan setengah berlari mendekat.

“Maaf Bu agak lama, membereskan berkas buat besok dulu.”

“Nggak papa Bu, saya lagi balasin komen juga. Hehe.”

Tanyakan apapun pada Bu Ari, yang sedang update, gosip yang lagi hits, dia akan menjawab dengan gamblang dan jelas. Aku cuma bak remahan rengginang di belantara sosial media yang mendunia. Hahaha. Tentu saja itu berkat suamiku, aturan larangan hp di rumah benar-benar mengubah hidupku.

Bersambung

"Hentikan Ren, aku sedang minta dukungan pembaca. Hallo, aku Ayana, dukung kami ya. Terimakasih. @Ayana"

1
𝖌𝖆𝖉𝖎𝖘
. aaaaaaaa /Facepalm//Facepalm//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Dwi Cahyaningsih
aku mampir ya kak
Tamao Mirai
andrian kan ibunya udh gak ada. ayahnya nikah lagi. dia gak mau ikut orangtuanya. andrian tinggal sama keluarga ibunya. sepertinya andrian mengagumi ayana sebagai sosok ibu.
Tamao Mirai
masih ada stok gak? laki laki begini.. 🤣🤣🤣
Tamao Mirai
haha.. lucunya pasangan ini..
Tamao Mirai
wkwkw... aku mau lah jd adiknya.. supaya dpt uang jajan.. wkwkw..
Tamao Mirai
gemees..
Tamao Mirai
gemes sama ren.. asli pengen nampol.. 🤣
Tamao Mirai
pengen nabok ren.. 🤣🤣🤣
ummi rama
aku sdh menebak nya pasti Bagas salah ngk mkin lah Andrian main pukul aja..
Ida Miswanti
Janji ku pada mu Thor selalu membaca karya mu lebih dari 3x
Aryan Khan
aku gak mau punya suami posesif kaya ren, maunya posesif nya tuan saga 😅
Wahyu Kasep
cerita nya biasa aja 😏 garing banget tidak rame " nya


membaggongkan
❤️⃟WᵃfᏞιͣҽᷠαͥnᷝαͣ🌻͜͡ᴀs💋👻ᴸᴷ
seneng yahh ren lihat kak Aya cemburu gitu , kalian pasangan unik ihh
❤️⃟WᵃfᏞιͣҽᷠαͥnᷝαͣ🌻͜͡ᴀs💋👻ᴸᴷ
sumpah renan hidup mu tertata banget sampai masalah baju sedetail itu
❤️⃟WᵃfᏞιͣҽᷠαͥnᷝαͣ🌻͜͡ᴀs💋👻ᴸᴷ
wkwkwkw maulah kayak Haikal punya kakak ipar macam ren yang paket lengkap gini walaupun bucinnya minta ampun /Joyful//Joyful/
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
wkwkwkw nah renan ngaku kalo dia ngerepotin, lagian emang sudah siap punya anak gitu/Facepalm/
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
ren ya ampun kak Aya ketawa ada tukang roti disitu aja kamu cemburu sampai kayak gitu /Joyful//Joyful/
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
kasian Bu ayu angannya udah tinggi taunya cuma semangkok mie instan yang disediakan pak Wahyu mana pakai bumbu nya ketinggalan
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
makin bucin sama Ren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!