NovelToon NovelToon
Mencuri Benih Mafia Mandul

Mencuri Benih Mafia Mandul

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:27.9k
Nilai: 5
Nama Author: Senja

Ava Seraphina Frederick (20) memiliki segalanya kekayaan, kekuasaan, dan nama besar keluarga mafia. Namun bagi Ava, semua itu hanyalah jeruji emas yang membuatnya hampa.

Hidupnya runtuh ketika dokter memvonis usianya tinggal dua tahun. Dalam putus asa, Ava membuat keputusan nekat, ia harus punya anak sebelum mati.

Satu malam di bawah pengaruh alkohol mengubah segalanya. Ava tidur dengan Edgar, yang tanpa Ava tahu adalah suami sepupunya sendiri.

Saat mengetahui ia hamil kembar, Ava memilih pergi. Ia meninggalkan keluarganya, kehidupannya dan juga ayah dari bayinya.

Tujuh tahun berlalu, Ava hidup tenang bersama dengan kedua anaknya. Dan vonis dokter ternyata salah.

“Mama, di mana Papa?” tanya Lily.

“Papa sudah meninggal!” sahut Luca.

​Ketika takdir membawanya bertemu kembali dengan Edgar dan menuntut kembali benihnya, apakah Ava akan jujur atau memilih kabur lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3

Sinar matahari pagi yang lembut memaksa Ava membuka mata. Rasa sakit menyengat dari setiap sendi dan ototnya menjadi pengakuan bisu atas kebrutalan malam yang tak terbayangkan.

Kepalanya terasa dipukul palu godam, sensasi khas setelah ia memaksa diri melawan intoleransi alkoholnya.

Ava mengerang pelan. Ia tidak ingat detailnya, hanya samar-samar terasa sakit yang menusuk di awal, diikuti gelombang kenikmatan yang menenggelamkan kesadarannya sepenuhnya.

Ava telah mencapai tujuannya, benih telah tertanam, walau dengan metode yang sungguh di luar kendali dan perencanaan.

Saat ia mencoba bergerak, ia merasakan kehangatan yang mencekik di pinggangnya. Sesuatu yang berat dan kokoh melingkari tubuhnya. Ava mendongak, matanya yang setengah sadar melebar sempurna saat melihat siapa yang menjadi bantalnya semalam.

“Edgar?” gumamnya dengan mata membelalak.

Pria itu tidur pulas, napasnya teratur dan tenang. Wajahnya yang tampak keras di siang hari kini terlihat lebih santai, namun tetap memancarkan aura dominasi yang kuat.

Jelas, pria di sebelahnya ini adalah pria yang menanam benihnya. Suami dari sepupunya sendiri, Ivy.

“Ini tidak mungkin!” desis Ava, suaranya tercekat.

Bukan rasa bersalah karena tidur dengan suami orang yang menghantamnya, melainkan kekecewaan yang pahit.

Kenapa harus Edgar? Pria yang paling terlarang, yang akan menciptakan komplikasi tak berujung jika rencananya terbongkar. Sekaligus pria yang terikat secara hukum dengan keluarga Fredrick.

Ava menyumpah dalam hati pada alkohol dan takdir sialan yang selalu senang mempermainkannya.

Otaknya yang cerdas kembali berfungsi penuh, dengan cepat memproses situasi dan menyusun strategi.

Panik tidak ada dalam kamus Ava. Yang ada hanyalah efisiensi. Ia harus pergi, segera, sebelum Edgar bangun.

Dengan hati-hati, Ava mengangkat lengan Edgar yang berat dari pinggangnya. Ia melompat turun dari tempat tidur yang berantakan itu, kakinya yang telanjang menyentuh lantai marmer yang dingin.

Seluruh tubuhnya sakit, terutama bagian sensitifnya, tapi ia abaikan rasa sakit itu. Misi utamanya kini adalah melarikan diri tanpa jejak.

Gaunnya tergeletak di lantai, robek di beberapa bagian. Ava menyambar gaun itu, memakainya dengan tergesa-gesa.

Sambil merapikan rambutnya yang kusut di depan cermin, ia melihat bekas-bekas malam yang panas itu. Ada bekas gigitan di bahunya, bukan hanya ia yang liar semalam, Edgar juga.

Pria itu sudah berjanji akan memakannya sampai habis, dan ia menepati janji itu.

Ava menemukan tas kecilnya di atas meja nakas. Setelah mengorek isinya, Ava mengambil buku ceknya.

Ava menulis dengan cepat, angka yang besar dan nol yang tak terhitung. Lima ratus juta.

Ava meletakkan cek itu di atas bantal, tepat di samping kepala Edgar. “Ini adalah transaksi bisnis. Aku tidak akan menuntutmu dan kuharap kau melupakan malam ini,” lirihnya.

Ava berjanji tidak akan pernah minum alkohol lagi. Ia menyesali kebodohan yang ia lakukan di bawah pengaruh minuman keras.

Kenapa harus Edgar? Kenapa bukan pria asing yang mudah dilupakan?

*

*

*

Edgar membuka matanya tak lama setelah pintu apartemennya tertutup. Ia sudah terjaga sejak Ava keluar apartemennya.

Pria itu memilih berpura-pura tidur, mengamati setiap gerakan Ava yang tergesa-gesa dan angkuh.

Ia melihat ke sampingnya. Tempat tidur sudah kosong, hanya menyisakan dingin dan kekosongan yang ironis. Namun, matanya langsung tertuju pada selembar kertas di atas bantal, cek senilai lima ratus juta rupiah.

Edgar meraih cek itu. Jari-jarinya yang kuat meremas kertas berharga itu hingga hancur, mengubahnya menjadi robekan kecil tak berarti. Wajahnya yang tampan menggelap, digelayuti kemarahan yang membara.

“Berani-beraninya dia meninggalkanku setelah mengambil segalanya lalu memintaku melupakan semuanya?”

Meskipun Ava adalah wanita yang ia incar dan dambakan, tindakan gadis itu merusak rasa harga dirinya. Ava memperlakukannya seperti objek, seperti pria bayaran.

“Awas saja kau, Nona Ava Seraphina!” Edgar mendesis, lalu bangkit dari ranjang, hanya menyisakan selimut yang melorot di pinggangnya.

Kemarahannya yang besar ditujukan pada satu fakta, Ava mengambil keputusannya sendiri untuk mengakhiri malam itu.

Edgar berjalan ke kamar mandi, menyalakan shower dan membiarkan air dingin membasahi tubuh atletisnya. Malam panas yang terjadi terus teringiang, memicu sensasi yang tak bisa ia lupakan.

Saat membersihkan diri, sebuah pikiran konyol muncul di benaknya.

Bagaimana kalau Ava hamil?

Edgar langsung menepisnya dengan kekehan pahit. “Omong kosong. Aku mandul. Dokter sudah memastikan itu.” Ia menatap dirinya di cermin, mencoba meyakinkan diri bahwa keajaiban itu mustahil.

Ava tidak mungkin hamil. Ia hanya mendapatkan satu malam yang tak terlupakan, bukan keturunan. Tapi, di balik semua kemarahan dan penolakannya, ada rasa bangga dan puas yang tak terbantahkan.

Edward mendapati bercak merah samar di sprei putih, bukti keperawanan Ava. Itu adalah fakta yang mengejutkan baginya.

“Dia milikku. Setidaknya untuk satu malam.”

Rasa bangga itu mengalahkan rasa marah. Edgar memutuskan. Ia tidak akan membiarkan Ava memperlakukannya seperti sampah sekali pakai.

Begitu selesai mandi dan mengenakan pakaiannya, Edgar menghubungi Jeremy.

“Siapkan semua dokumen. Hari ini aku akan menemui keluarga Ava.”

Sebelum itu, Edgar harus menyelesaikan urusan rumah tangganya dulu. Hubungannya dengan Ivy harus berakhir. Tidak ada lagi pernikahan di atas kertas.

Edgar sudah mengambil keputusan, dan sekali Edgar membuat keputusan, tidak ada yang bisa menghentikannya.

“Aku akan melamar Ava dan menjadikan dia satu-satunya wanita dalam hidupku,” tekad Edgar dengan penuh keyakinan.

1
Leny Wijaya
ngeri ya anak kecil seperti Cleo dah licik dan manipulatif
Opi Sofiyanti
aku msh g ngerti.... knp ava segitu mrh nya ama Edgar.... kan dia yg mabuk, dia yg goda Edgar.... dia jg yg ninggalin.... hanya krn dia suami sepu2 nya??
Jj^
semangat thor update nya 🤗
LB
anak kecil mana tau masalah orang dewasa.
bagi ava sendiri tidak mudah berakrab ria dgn ayah anak²nya seolah tidak ada masalah yang besar karena sejatinya ayah anak²nya adalah suami sepupunya dan seluruh dunia tau itu dan anak kecil tak faham kesulitan itu.
LB
seharusnya orang kepercayaan itu patuh pada tuannya, segala sesuatu cepat lapor pada tuannya tapi si asisten yg satu ini agak lain 🥴 dia membuat keputusan sendiri untuk tuannya 😩 seperti fakta mandul itu dan sekarang apakah dia masih melakukan hal yg sama 😮‍💨 apakah dia sudah merasa sangat dekat sampai tidak ada batasan lagi antara atasan dan bawahan, sampai2 dia berhak ngambil keputusan untuk hidup Edgar tanpa perlu dibicarakan dgn Edgar.
Ipehmom Rianrafa
lnjuut 💪💪💪
Senjakala: Siappp
total 1 replies
Marya Dina
kecil2 udh licik,,ketururan ivy gk ada yg gagal😁😁
Senjakala: /Facepalm/ ngkak aku kak
total 1 replies
Kinara Widya
apa Cleo masih bisa tersenyum...dan manipulatif setelah tau kebenaranya......bahwa dia bulan anak Edgar...
Senjakala: nah ini🤣
total 1 replies
Kinara Widya
jangan lepaskan Jeremi...
Sri Rahayu
aduhhh Jeremy....jangan percaya ma ular berbisa....kamu ga kasihan Luca yg sedang sakit, kamu malah mikir Cleo dan Ivy yg culas 😡😡😡
Kinara Widya
semoga mereka berdua baik2 saja
Aie Saragih
memuakan
bgusan mati aja Jeremy nya
Rizka Susanto
jer...jngan smpe mengulang kesalahan yg sama..,
udh gk ada maaf lagi dri edgar😌
klo km msh berhianat jg udh end hidupmu
𝕙𝕚𝕜
lanjutkan thorrrr💪💪💪
shenina
haduh jeremy dasar lemah
Jj^
ih thorrr aku ngk sabar nungguin lanjutan critanya 😌
Marya Dina
jer jerrm. d bodohi ular mau2 aja km
Sri Rahayu
Alhamdulillah sumsum tulang blkng Edgar sama dgn Luca, ikatan darah tdk bisa dibohongi...semoga operasi nya berhasil dan Luca bisa sembuh total 😘😘😘😘😘
Indah Wahyuni
ap memang harus bodoh dulu ya Edgar sama Jeremy biar pembaca teraduk2 emosinya. 😄
Indah Wahyuni: 🤭 semangat uthor
total 2 replies
Ipehmom Rianrafa
lnjuut 💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!