'Kegagalan adalah sukses yang tertunda.'
'Kegagalan bisa jadi pelajaran dan cambuk untuk terus maju menuju sukses.'
Dan masih banyak kalimat motivasi ditujukan kepada seseorang yang gagal, agar bisa bertahan dan terus berjuang.
Apakah kalimat motivasi itu berlaku dalam dunia asmara?
Nathania gagal menuju pertunangan setelah setahun pacaran serius penuh cinta. Dan Raymond gagal mempertahankan mahligai rumah tangga setelah tiga tahun menikah.
Mereka membuktikan, gagal bukan berarti akhir dari kisah. Melainkan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baru, lebih bernilai. Lahir dari karakter kuat, mandiri dan berani, setelah alami kegagalan.
Ikuti kisahnya di Novel ini: "Ketika Hati Menyatu"
Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia di mana pun berada. ❤️ U. 🤗
Selamat Membaca
❤️🙏🏻💚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 03. KHM
...~•Happy Reading•~...
Amelia memegang erat tangan Nathania dan tangan satunya mengusap lengan Nathania. "Lupakan pertanyaanku tadi. Walaupun wanita itu bossnya, hubungan mereka bukan lagi boss dan pegawai." Ucap Amelia tegas, setelah melihat Andy dan wanita di sampingnya berpegangan tangan.
'Kalau boss dan pegawai tidak mungkin berpegangan tangan seperti sepasang kekasih.' Amelia membatin, yakin.
"Amel, tolong lihat mereka ke arah mana." Ucap Nathania dengan nada marah, lalu melepaskan tangan Amelia dan berbalik. Dia mengeluarkan ponsel dan menelpon Andy untuk memastikan.
Ketika telponnya direject, Nathania kembali berbalik dan melihat Andy sedang mengotak-atik ponsel sambil berjalan bersisian dengan wanita di sampingnya.
Jantung Nathania berdetak cepat dan hatinya seperti dihajar pentungan berduri melihat wanita di samping Andy, tiba-tiba menggandeng lengannya. Andy yang sedang melihat ponsel, menggerakan kepala ke arahnya lalu kembali mengetik sesuatu di ponsel.
Tiba-tiba ponsel di tangan Nathania bergetar dan terlihat pesan masuk dari Andy. "Nti aq cal. Lg mting (Nanti aku call. Lagi meeting)." Isi pesan Andy. Membaca itu, Nathania seperti disambar petir siang bolong. Darahnya seakan naik ke ubun-ubun, melihat Andy kembali berjalan sambil berpegangan tangan dengan wanita di sampingnya.
'Tenang, Thania. Jangan bertindak ceroboh dan memalukan. Kau ada di tempat umum.' Suara hati mengingatkan, membuat Nathania menarik nafas panjang dan kuat.
'Jangan diam saja. Dekati dia, supaya tahu yang sebenarnya.' Bisik suara hati lain. Suara hatinya saling mengingatkan, membuat Nathania menggelengkan kepala berulang kali untuk menghilangkan suara hati yang terus saling memberi saran. Pikirannya bagaikan perahu diombang ambing oleh gelombang emosi.
Nathania menegakan punggung, lalu menghembuskan nafas dengan kuat sebelum mengambil keputuskan. 'Aku harus lakukan sesuatu sebelum dia menyadari aku sudah melihatnya.' Nathania membatin sambil melihat sikap Andy kepada wanita di sampingnya seperti kepada dirinya.
'Cukup sudah kesabaranku.' Ucap Nathania lagi dalam hati sambil memegang ponsel dengan erat.
"Amel, tunggu di sini. Aku mau jalan sebentar." Bisik Nathania lalu melangkah cepat ke arah Andy.
Amelia terkejut melihat gerakan dan sikap Nathania yang penuh emosi. Dia ikut berjalan cepat menyusul Nathania yang berjalan cepat mendekati Andy.
"Thania, tungguuu...!!" Amalia tidak meneruskan, tapi sengaja memanggil dengan menaikan nada suara, agar nama Thania bisa didengar Andy.
Namun terlambat, Nathania sudah berada di dekat Andy. Sehingga saat Andy melihat ke arah datangnya suara yang memanggil nama Thania, Nathania sudah berdiri di dekatnya.
Andy sangat terkejut, seperti melihat gelombang tsunami mendekat dan dia tidak bisa menghindar. Wajahnya memucat melihat Nathania berdiri di depannya.
Pikirannya seakan buntu dan tidak bisa berkata-kata melihat Nathania terus menatap marah. Dia melepaskan tangan wanita di sampingnya dengan berpura-pura mengusap rambut, untuk menutupi rasa kikuk dan panik.
Giliran wanita di sampingnya terkejut dan melihat dia sambil berpikir. Mengapa Andy tiba-tiba melepaskan tangannya untuk merapikan rambut tidak berantakan.
Manik mata Andy bergetar saat melihat amarah di mata Nathania. Dia melihat ke arah lain, untuk mencari jalan keluar yang bisa meloloskan diri dari situasi terciduk. Wajahnya makin pucat, saat tidak menemukan solusi untuk atasi situasi bahaya.
Dia tidak bisa tenang, melihat dua orang wanita yang berdiri di dekatnya sedang memandang dengan pikiran masing-masing. Dia makin tertekan melihat Nathania terus menatapnya tanpa berkedip sambil memegang ponsel di tangan.
Andy tahu arti tatapan marah Nathania. Pasti akan mengkonfirmasi pesan yang baru dikirim. Dia makin bingung, sebab belum menemukan alasan yang tepat dan bisa diterima, karena dia berada di tengah dua wanita yang sedang menunggu jawaban dari pertanyaan yang ada di pikiran mereka.
Melihat Andy kebingungan, Nathania menunjukan ponsel di tangannya kepada Andy. "Ini tempat meetingmu?" Nathania bertanya dengan suara pelan dan bergetar, karena menahan emosi.
"Yan, eh, Tha, eh..." Andy bingung menyebut nama Nathania, sebab wanita di sampingnya memperhatikan Nathania dengan mata melotot. Mendengar Andy bingung dan ragu menyebut namanya, Nathania makin emosi.
"Anda siapa?" Tanya wanita di samping Andy sambil melihat Nathania dari atas sampai ke bawah. Rasa panik bergelayut melihat wanita di depannya menunjukan sikap mengenal dekat Andy.
Nathania tidak menjawab, hanya diam menunggu apa yang akan dikatakan Andy. Namun Andy hanya diam berpikir. "Tanya padanya...." Nathania yang sudah emosi, menjawab sambil menunjuk Andy dengan menggerakan kepala ke arahnya.
"Yank, siapa wanita ini?" Wanita di samping Andy memegang lengannya dan bertanya serius, karena melihat sikap Andy yang bingung dan panik.
"Nanti aku jelaskan." Andy menepuk tangan wanita di lengannya untuk menenangkan.
Kemudian Andy beranikan diri berkata kepada Nathania, sebab sudah tidak bisa menghindar. "Thania, nanti kita bicara. Tapi jangan di sini." Andy menyebut nama panggilan Nathania. Hal itu membuat wanita disampingnya emosi dan melihat Nathania dengan wajah merah, marah.
"Anda kenal tunangan saya?" Wanita itu bertanya dengan nada lebih keras kepada Nathania.
"Anda tunangan dia?" Nathania bertanya sambil menunjuk Andy.
"Iyaaa. Kenapa? Kaget? Dia sudah bertunangan." Ucap wanita itu dengan wajah menantang dan puas melihat wajah kaget Nathania. Tidak puas sampai di situ, dia memperlihatkan cicin yang melingkar di jari mereka.
Nathania sangat shock, karena selama bersamanya, Andy tidak pernah memakai cincin tersebut. Dia merasa sangat malu, sebab sudah berpikir, bahwa wanita di samping Andy merebut pacarnya. Tapi ternyata, dia yang tanpa sadar sudah berpacaran dengan tunangan orang.
Nathania merasa sangat malu dan bodoh. Hampir setahun merasa dicintai dan berpikir hubungan mereka serius. 'Dia menipuku.' Nathania membatin dengan hati seperti gelas yang dilempar ke lantai.
"Yank, ada apa ini? Siapa wanita ini?" Wanita itu mendesak Andy untuk menjawab siapa Nathania, sambil menggoyang lengangnya. Dia mulai panik, sebab melihat Andy masih diam dan tidak membelanya, atau wanita yang tiba-tiba bertanya tentang meeting.
Tunangan Andy jadi was-was melihat cara Andy menatap dan berbicara dengan Nathania. Dia juga khawatir melihat Nathania masih muda dan lebih cantik darinya.
"Aku sudah bilang, nanti kita bicara." Andy berkata pada tunangannya, setelah bisa mengontrol perasaan dan pikirannya. Dia sudah tidak bisa menghindar dan harus hadapi kenyataan, ketangkap basah. Apa lagi melihat mata Nathania yang merah mulai tergenang.
"Mari kita pergi dari sini. Untuk apa kau bersedih untuk laki-laki seperti itu. Banyak diobral murah di pasar ikan. Dasaaarr...." Amelia tidak meneruskan ucapannya, dan berusaha menenangkan Nathania agar tidak menangis di tempat itu.
Mendengar ucapan negatif Amelia dan cendrung memojokan, Andy makin panik dan bingung. "Yank, tolong tinggalkan aku sebentar. Kita sudah jadi tontonan." Bisik Andy kepada tunangannya.
"Tidak. Aku tidak akan tinggalkan tempat ini sebelum kau katakan, siapa dia." Tunangannya menepis tangan Andy yang meminta kesempatan bicara dengan Nathania.
...~_~...
...~▪︎○♡○▪︎~...
seneng bgt liat cara ngomong nya Rey, dia sopan sama org, kecuali sama belva