NovelToon NovelToon
Gadis Tangguh Dari Desa

Gadis Tangguh Dari Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Reinkarnasi / Fantasi Wanita
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: mbak lee

tidak mudah bagi seorang gadis desa seperti Gemi, untuk menjadi seorang prajurit perempuan elit di kerajaan, tapi yang paling sulit adalah mempertahankan apa yang telah dia dapatkan dengan cara berdarah-darah, intrik, politik, kekuasaan mewarnai kehidupannya, bagaimana seorang Gemi bertahan dalam mencapai sebuah kemuliaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mbak lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

mawar berduri

Di barak aku meletakan bunga yang indah itu di sudut kasurku, sudah jelas terjadi kehebohan, taman-teman heboh menggodaku sepanjang malam,

Nyai Pikatan adalah ibu pengasuh bagi kami, perempuan setengah baya yang multitalenta, ilmu pengobatan dia bisa, tenaga dalam dan beladirinya cukup tinggi, memasak dan semua pekerjaan wanita dilibasnya, dalam perjalanan menjadi Prajurit aku malah akhirnya suatu saat bisa menjadi ibu pengasuh bagi calon prajurit seperti Nyai Pikatan yang perkasa, pekerjaan Nyai pikatan terlihat menarik, bertemu dengan talenta-talenta baru dan mendidiknya, dan walaupun tanpa jabatan tinggi kulihat banyak Prajurit yang sungkan kepada pasangan ini, mengingat budi Ki dan Nyai Pikatan kepada mereka ketika di awal menjadi prajurit.

Setelah memasukan beberapa butir nasi dengan terburu-buru aku datang ke aula pembelajaran,

" jongkok " ucap Nyai pikatan tegas, aku segera melakukanya tanpa sedikitpun sanggahan, mengikuti beberapa temanku yang datang sebelumnya, dan masih berusaha menebak siapa lagi yang membuat ulah.

Ajeng dan Retno datang belakangan dan mereka terkena sabet cemeti beberapa kali sebelum mengikuti kami jongkok.

" ada apa " bisik Ajeng, aku menggeleng tanda tidak tahu.

" jalan jongkok tiga puluh putaran " ucap Nyai Pikatan lantang, suka atau tidak, mau atau enggan kami lebih dulu melakukanya tidak perduli pada akhirnya setelah tahu kadang itu bukan kesalahan kami, kami melakukan hukuman drngan patuh.

Setelah hitungan genap, paha terasa kaku mati rasa, aku segera tertelungkup meregangkan ototku,

" Siapa diantara kalian yang mencuri bungaku?" Tanya nyai pikatan, kami saling melihat satu sana lain, dan kemudian menggeleng.

" tidak mengaku " kata nyai pikatan kemudian mengambil beberapa tangkai mawar dan aku mengenali benda itu, itu adalah mawar pemberian Bayurekso Semalam, dan itu adalah mawar curian ?

" seorang senepati muda memberikan, untuk salah satu teman kami, guru" kata Mayang

" katakan dengan jelas " bentak Nyai Pikatan

" senapati bayurekso memberikan tanda cinta untuk Gemi " kata Mayang lantang, Nyai pikatan memandangku

" jangan teburu-buru senang, pemuda itu mencuri tanamanku " bentaknya, aku menunduk dan mulai mengumpat dalam hati.

" dasar senapati sial "

pada akhirnya kami semua terkena hukuman karena bayurekso, sejak saat itu bayurekso tidak lagi mempunyai pendukung di antara kami, dan teman-teman berusaha menjauhkan aku darinya, pada akhirnya senapati muda itu dikalahkan oleh mawar.

hari berlalu, bulan berganti dan dua tahun masa yang berat telah terlewati, kami mendapatkan gelar senapati kecil dan berhak atas lima belas prajurit dibawah kami, pada saatnya kami menuju ke kesatuan masing-masing,kami masing-masing mempunyai waktu satu bulan untuk pulang.

Aku memacu kudaku yang besar dan tegar dengan senang hati dan sangat percaya diri menuju Madura, menggenggam erat sebuah lambang negara,dan beberapa keping uang emas, aku ingin pamer kepada nenek di madura, rencanaku setelah beberapa hari di madura aku akan mengunjungi keluarga asalku, barang sehari dua har juga mendatangi kediaman guru, jadwalku sangat padat.

Sengaja aku berlama-lama di sekitar hutan Braun, berharap para bandit mendatangiku, berharap Lakso muncul dihadapanku, mencari tahu ke beberapa orang disana, tapi sampai beberapa hari aku berada di daerah itu tidak ada jejak satu penjahat pun,

" Kau dimana berandalan " desahku, penantian dan penyelidikan singkatku berakhir sia-sia, waktu ku juga tidak banyak, aku harus segera pulang ke Madura.

Nenek dan para istri pamanku menyambutku dengan air mata keharuan, beberapa oleh-oleh sengaja kupersiapkan untuk para bibi dan keponakan, aku juga memberikan nenek kepingan uang emas, benar-benar emas, walaupun nenek istri seorang juragan yang sudah kaya raya, tapi pemberian dariku menyenangkan hatinya, selama beberapa hari nenek pamer kepada semua orang yang ditemuinya,

" Apakah ada pemuda prajurit yang mendekatimu " tanya nenek, aku mencebik

" ada tapi aku tidak suka " jawabku singkat

" Siapa dia ?" Tanya nenek lagi

" untuk apa tahu, aku bahkan tidak suka " kataku

" cepat katakan saja " kata nenek

" putra ketiga bupati Jepara " kataku singkat

" Kau harus suka, sama dia saja " kata nenek bersemangat, aku tertawa keras

" Kau keras kepala sekali " kata nenek sambil mendengus, sepintar apapun, sebanyak apapun uang yang kuhasilkan nenek terus berfokus pada pernikahan.

" lihatlah, semua temanmu sudah punya anak, semua tetangga selalu bertanya kapan aku akan mengambil menantu " kata nenek sambil memarut kelapa, aku mengangguk tapi tidak terlalu menanggapi, aku berusaha mengalihkan pembicaraan.

" aku akan ke Lemongan, mengunjungi ayah dan ibu " kataku cepat

" kapan kau akan melakukanya? , jangan pergi sendiri " kata nenek kemudian

" aku seorang prajurit nek, aku biasa pergi sendirian selama ini " kataku

" jangan banyak omong, ajak saja seseorang sebagai teman bicara, dan jangan lama-lama, cutimu tidak banyak " kata nenek aku mengangguk.

pada akhirnya aku berangkat sendiri ke lereng gunung Argopuro, hawa sejuk menyapaku, desa ini masih sama.

" Paman Sindu " teriaku dari atas kuda kepada seseorang petani di ladangnya, meski setelah beberapa tahun dan orang yang kusapa semakin menua dengan uban putih di seluruh rambutnya, tapi aku masih mengenali pemilik kebun ini, kebun di ujung desa ini masih menanam singkong dan jagung sama seperti ketika aku meninggalkan desa ini, dua belas tahun yang lalu.

Paman yang kusapa mengkerutkan keningnya, memandangku dari ujung rambut sampai ujung kaki, aku tersenyum

" paman lupa padaku " tanyaku

" Kau siapa ?" tanyanya

" aku Gemi anaknya bejo, aku baru kembali dari madura " jawabku

paman sindu segera menghampiriku lebih dekat lagi, akupun turun dari kuda, pundaku ditepuk dengan halus.

" ya ampun nak, kau tampak berbeda, kau semakin cantik saja " kata paman sindu

" tentu saja paman aku memang cantik dari lahir " kataku, kemudian aku dan paman sindu sedikit berbasa-basi sebelum benar-benar pulang ke rumah.

Sambutan di rumah luar biasa, hanya saja setelah sekian lama tidak hidup bersama menjadikan rasa sayang sedikit berkurang, kakak sudah mempunyai istri dan dua orang putra yang memanggilku bibi, sayangnya nenek dalam kondisi sakit selama beberapa tahun ini, dan kondisinya semakin menurun.

" syukurlah aku benar-benar melihatmu sebelum pergi mati " kata nenek

" sudahlah, nenek bicara apa ?" kataku

" Apa kau masih sayang padaku, apakah kau tidak membenci nenekmu ini ?" Tanya nenek

" nenek berkata apa, aku selalu menyayangi nenek " kataku sambil menempelkan hidungku di pipinya begitu lama.

" mungkin nenekmu sudah berada di akhir kehidupannya " kata seorang penyembuh yang didatangkan dari desa sebelah,aku berharap nenek masih bisa kembali sehat.

aku mendatangi rumah tua itu, rumah itu masih sama seperti ketika kutinggalkan, hanya saja beberapa bunga tertata rapi di depannya, rupanya ada gadis di rumah itu

" kakak siapa dan mencari siapa " tanya gadis itu

" aku Gemi, anak pak Bejo di rumah sebelah sana, apakah nyai Karsa sedang dirumah " tanyaku

" oh aku pernah mendengar tentangmu, Masuklah kak, emak dan bapak sedang dirumah " kata gadis itu ramah.

1
ameliaha
bagus
StarryOwO
Cerita yang seru ini tidak bisa berhenti hanya sampai di sini
AngelaG👁💜
Bagus banget, semoga mendapat banyak pujian dan dukungan!
Alan
Gokil!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!