Alya, wanita karir yang kesepian, mengalami kecelakaan dan meninggal ditempat. Namun, saat membuka mata, dia sangat terkejut karena jiwanya malah masuk ke tubuh seorang wanita asing yang bernama Alexa. kagetnya lagi, dia melihat seorang pria duduk dengan seorang anak digendongannya dan memandangnya dengan tatapan tajam.
"Berhentilah berakting, aku tidak akan pernah tertipu lagi dengan trikmu." ucap Kevin Orlando yang merupakan suami dari Alexa sendiri.
"Ayah apa ibu akan memukulku lagi?" cicit seorang anak laki-laki yang berusia empat tahun, yang berada digendongan Kevin.
Satu yang baru dia ketahui: tubuh baru ini menyimpan banyak dosa.
Apa yang harus Alya lakukan setelah terjebak ditubuh seorang iblis seperti Alexa?.
Memperbaiki hubungan dengan orang-orang yang pernah disakiti Alexa, atau dia kabur dengan tubuh ini.
ikuti terus cerita ini, jangan lupa pencet 👍. see you next chapter 😙
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon waya520, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lomba Menghias Kue
"Selamat siang bapak, ibu yang sudah hadir disini untuk memeriahkan acara hari ibu." Acara dimulai dengan sambutan dari kepala sekolah disini.
Kay menatap antusias kue-kue yang sudah disediakan oleh pihak sekolah didepan sana. Alexa diam dan mencoba mendengar ucapan dari kepala sekolah anaknya.
"Jadi untuk lomba hari ibu hari ini, ayah dan ibu harus bekerja sama menghias kue yang sudah kami sediakan, temannya tentang anak kalian. Apa kesukaannya, warna kesukaannya, intinya yang berkaitan dengan anak-anak ibu dan bapak."
Deg...
Alexa menatap ragu ke arah kue-kue didepannya. Itu hal yang mudah, tapi satu hal yang dia tidak tahu, tentang kesukaan Kay.
"Dan untuk anak-anak, silahkan berbaris dibelakang ibu gurunya." perintah guru itu.
Kay menatap Alexa dengan wajah antusias. "Ibu ingat kan apa yang kay suka?" tanya anak itu padanya.
Alexa mengangguk ragu.
"Kalau begitu semangat ibu, Kay akan mendoakan ibu biar kita menang." ucap anak itu dengan semangat lalu pergi berkumpul bersama teman-temannya yang lain.
Diruangan ini hanya ada orangtua para murid.
Kue mulai diberikan oleh para guru. Alexa diam memandangi kue polos didepannya. Bahan dan hiasan sudah disiapkan.
"Waktunya hanya dua puluh menit ya ibu bapak, akan saya hitung mundur, 3, 2, 1."
Hening.
"Mulai."
Beberapa orangtua mulai mengoleskan krim diatas kue itu dengan berbagai macam warna. Hanya Alexa yang masih diam.
"Ayolah Alexa beri aku petunjuk ingatanmu yang dulu." ucapnya dalam hati. Berharap Alexa yang asli memberikan beberapa informasi tentang Kay.
"Jika kau hanya diam, kue itu tidak akan selesai." Terdengar sebuah suara menginterupsinya.
Alexa mendongakkan kepalanya.
Deg..
Kevin. pria itu sudah berdiri didepannya. Kapan dia datang?, apa dia tidak sibuk?.
"Selamat datang pak Kevin." sapa seorang guru yang sibuk mengawasi lomba hari ini.
Kevin tersenyum kecil lalu duduk didepan istrinya. Kue itu berada ditengah-tengah mereka.
"Ayo kita bekerja sama." ajak Kevin yang mulai mengambil beberapa krim kue.
"Aku lupa dengan kesukaan Kay, tolong arahkan aku." ucap Alexa yang diangguki oleh suaminya.
"Kay lihat itu ayahmu." ujar Malik yang menoel bahu sepupunya itu. Kay yang tidak percaya langsung menoleh kebelakang. Benar saja, disana ada ayah dan ibunya yang sibuk menghias kue untuknya.
"AYAH, IBU SEMANGAT!" teriak Kay yang membuat orang-orang kaget dan spontan melihat ke arahnya.
Kevin tersenyum lebar kemudian mengacungkan jempolnya pada sang anak. Begitupun dengan Alexa, wanita itu tersenyum lebar saat memandang anaknya yang kegirangan didepan sana.
Semua itu tidak luput dari pandangan Lia. Dia berbisik ditelinga suaminya. "Apa mereka sudah berbaikkan?" tanyanya lembut.
"Aku tidak tahu, tapi kemarin Kevin mengajak istrinya ke rumah sakit." bisik Dimas yang membuat Lia berpikir aneh-aneh.
"Mereka mau program bayi?" ucapnya sedikit lantang. Membuat beberapa orang menoleh kearahnya.
"Maaf." ucap Lia yang memandang orang-orang itu sedikit tidak enak.
Sementara itu.
"Kay suka sekali dengan bunga." ucap Kevin saat sibuk melapisi atas kue itu dengan krim warna biru muda.
"Benarkah, kupikir dia suka dengan beruang, setiap pagi kan dia menonton kartun gendut itu." ujar Alexa yang membuat senyum Kevin mengembang. Dia suka sekali saat Alexa mulai mengenal apa kesukaan Kay. Selama ini kan wanita itu selalu mengabaikan anaknya.
"Kalau begitu aku akan menggambar bunga mawar." ujar Alexa lalu dengan lihai membentuk kelopak mawar diatas kue yang sudah dilapisi krim oleh Kevin.
Pria itu melihat dengan seksama bunga yang dibuat Alexa. Bahkan ini pertama kalinya dia melihat wanita itu melakukan sesuatu dengan benar. Detailnya benar-benar sempurna.
"Selesai." Alexa menatap puas hasil karyanya. Kevin bahkan menatapnya tidak berkedip. Sempurna. Dia tidak lebay, tapi bunga dari krim berwarna merah itu sangat indah. Bahkan Alexa menambahkan detail tangkai, daun, bahkan duri nya tidak lupa ditambahkan.
"Aku ingin menambahkan bunga kecil-kecil, Kevin kau bisa menghias pinggiran kue?" Kevin mengangguk. "Aku bisa, jadi kita bagi tugas, kau hias lah bagian atas, biar aku yang bagian pinggiran kue."
Waktu terus berjalan. Bahkan Kay tidak henti-hentinya menatap penuh binar pada kue yang dibuat ibu dan ayahnya.
"Kay kue mu terlihat indah sekali." komen teman perempuannya. "Iya aku tahu." balas Kay sedikit sombong.
Dibelakangnya ada Malik yang menatap tajam kue buatan ayah dan ibunya yang terlihat tidak jelas. "Malik malu." kesalnya lalu membalikkan tubuhnya agar tidak melihat kue yang dihias ayah dan ibunya.
...
"Baiklah, waktunya tinggal lima menit lagi." ucap guru disana.
Alexa dan Kevin bergegas menyelesaikan pekerjaan mereka. Kue mereka terlihat begitu cerah dan indah, itu semua karena pemilihan warna yang sangat serasi. Seperti hijau dari daun dan merah dari bunga mawar, belum lagi bunga-bunga kecil yang dibuat Alexa untuk memenuhi bagian atas kue. Bisa dikatakan kue mereka terlihat begitu indah dan hidup.
Lia menatap kue miliknya dengan kesal. "Kan aku sudah bilang jangan pakai warna hitam, lihatlah, mana ada buah warnanya hitam." kesal Lia pada suaminya yang ngotot membuat buah anggur dengan krim warna hitam.
"Kan ada anggur yang warnanya hitam." ucapnya membela diri. Lia mendengus kesal lalu melirik ke arah Alexa dan Kevin yang sudah selesai. Bahkan kue dari orang yang tidak pernah akur bisa sebagus itu.
....
Setelah menyelesaikan lomba itu, para orangtua disuruh keluar. Sekarang tugas ibu guru yang bertanya kepada anak-anak tentang kesukaannya, apa itu semua cocok dengan tema hiasan kue yang di buat oleh orangtua mereka.
Beberapa guru mulai menilai dan sekarang giliran Kay.
Anak itu duduk dengan tenang di kursinya. Didepannya ada ibu guru yang akan bertanya.
"Coba ceritakan apa yang kamu suka Kay?" tanya guru itu siap dengan pena dan bukunya.
"Kay suka bunga Bu guru."
"Bunga apa?"
"Bunga apa saja Kay suka, apalagi mawar yang merah itu loh, dirumah Kay ada banyak sekali pohonnya." ujar Kay dengan semangat.
"Kenapa Kay suka bunga, teman-teman yang lain suka kartun, boneka bahkan mobil-mobilan?"
"Karena ibu suka." jawab Kay sambil melamun. Sebenarnya dia tidak terlalu suka bunga, hanya saja saat dirinya kecil dulu, dia melihat ibunya yang suka menggenggam ranting bunga mawar. Bahkan dia menatap takjub saat melihat cairan merah yang keluar dari tangan ibunya.
Baginya itu menakjubkan, ibunya bisa mengeluarkan cairan merah saat memegang bunga mawar.
Polos sekali kau nak.
"Jadi Kay ikut suka dengan bunga karena ibu?" tanya guru itu dan Kay pun mengangguk dengan semangat. Apapun yang disukai ibunya, dia pasti suka.