Terpaksa Menjadi Simpanan Mantan Kekasih

"Tubuh ini cuma punyamu, Paman. Bisma tak pernah menyentuhku,"

"Uh, makin cinta aku sama kamu-Darl."

Ya, faktanya memang begitu. Bisma tak pernah menyentuh Vivian baik sebelum maupun setelah menikah.

Sejak putus dengan Widuri, Bisma seakan kehilangan tujuan hidupnya. Ia memutuskan pergi ke Italia dan berencana membangun bisnisnya di sana. Sebuah pelarian.

Setelah berkeliling dan berjibaku dari nol, Bisma memutuskan untuk menetap di Milan. Ia melihat peluang bisnisnya cukup bagus di sana.

Suatu hari seorang klien bisnisnya mengajak Bisma menonton sebuah pagelaran di mana Vivian menjadi bintang acara tersebut. Vivian Angela yakni balerina ternama di panggung tersebut yang sedang menampilkan performanya. Dari sana Bisma berkenalan dengan Vivian.

Wanita itu sudah lama menetap di Milan. Vivian dan Bisma akhirnya semakin dekat. Vivian juga banyak memberi bantuan pada Bisma terkait bisnis yang dilakoni putra bungsu Arjuna dan Bening tersebut. Terlebih Vivian punya banyak teman serta kenalan cukup luas di Milan.

Tak lama, keduanya memutuskan untuk berpacaran. Bisma kala itu merasa terbantu dengan kehadiran Vivian dalam mendukung bisnisnya untuk berkembang.

Entah cinta, sebatas pelarian dari masa lalu atau hanya sekedar balas budi, Bisma akhirnya memutuskan berpacaran dengan Vivian. Walaupun nama Widuri masih tersemat di hatinya kala itu.

Selang beberapa tahun.

Bisma yang sudah didesak menikah oleh orang tuanya, akhirnya memperkenalkan Vivian sebagai calon istrinya pada Arjuna dan Bening.

☘️☘️

Dua bulan sebelum terjadi pernikahan antara Bisma-Vivian.

"Paman, aku hamil."

"Bagus dong, Darl. Artinya benihku tokcer,"

"Ih, Paman kok bisa santai begitu sih!" gerutu Vivian terdengar merajuk manja.

Grep...

Paman Wilson memeluk tubuh Vivian. Walaupun sempat menolaknya, pada akhirnya Vivian luluh pada pria yang berusia hampir lima puluh tahun tersebut.

"Dulu sewaktu awal-awal pernikahanku dengan bibimu, wanita tua itu tak kunjung hamil. Benihku jadi sia-sia karena tak berbuah. Akhirnya kini penantianku punya keturunan terjadi juga padamu, Darl. Love you so much," ucap mesra Paman Wilson yang ditutup dengan sesi kecu_pan singkat di bibir Vivian.

"Tapi, aku kan berencana menikah sama Bisma. Bagaimana nanti kalau dia curiga aku hamil lebih dulu padahal aku tak pernah making love dengannya?"

"Tenang saja. Semua bisa Paman atur. Serahkan semua padaku, Darl."

"Maksud Paman?"

Paman Wilson merencanakan sebuah penjebakan untuk Bisma. Bertepatan ada sebuah pesta ulang tahun salah seorang teman Bisma di luar kota. Paman Wilson berhasil menyuruh seorang pelayan untuk memasukkan sebuah obat khusus pada minuman Bisma.

Obat tersebut membuat Bisma yang dalam kondisi tak sadar seakan berfantasi sek_sual melakukannya dengan seorang wanita. Padahal itu hanya sebuah halusinasi dan tak terjadi. Namun otak Bisma mampu merekam jelas fantasi itu.

Ketika terbangun, Bisma tentu terkejut bukan kepalang melihat dirinya sudah satu ranjang dengan Vivian dalam kondisi tanpa sehelai benang pun. Terlebih saat ini dirinya berada di kamar Vivian bukan di kamarnya sendiri yang ia sewa.

"Astaga, Vi. Apa yang kita lakukan?"

"Kenapa kamu malah tanya aku? Kan semalam kamu yang ngajak aku buat tidur bareng,"

Saat keduanya datang ke pesta, Bisma sengaja memesan dua kamar berbeda antara dirinya dengan Vivian. Namun letak kamar mereka berdampingan.

Bisma masih paham batas-batasan sehingga tidak memesan satu kamar untuk berdua. Walaupun ia dan Vivian tinggal di luar negeri yang notabene menganut gaya hidup bebas. Rencananya besok pagi selepas sarapan, mereka berdua akan kembali pulang ke Milan.

Bisma sedang memijat kepalanya sendiri yang mendadak pusing. Ia berusaha mengingat kembali puzzle-puzzle kejadian semalam.

Bisma memang merasakan adegan fantasi sek_sual bersama seorang wanita yang awalnya ia menduga semua itu hanyalah sebuah mimpi basah. Namun ia harus menelan pil pahit karena ternyata hal itu bukan sekedar fantasi atau mimpi basahnya semata, melainkan sebuah kenyataan bahwa dirinya melakukan making love dengan Vivian.

Akhirnya pagi itu mereka berdua pulang ke Milan dengan suasana canggung dan lebih banyak diam alias irit bicara.

Satu bulan kemudian, Vivian memberikan sebuah test pack yang menyatakan dirinya positif hamil. Bisma semakin pusing dibuatnya. Keduanya memang berencana menikah, tapi bukan dalam waktu dekat ini. Kurang lebih masih setahun lagi rencananya.

Bisma akhirnya mau tak mau berjanji akan bertanggung jawab pada Vivian atas kehamilan tersebut. Bisma segera pulang ke Indonesia. Ia harus memajukan jadwal pernikahannya dengan Vivian sebelum perut wanita itu terlihat membesar.

Bisma pulang sendiri ke Indonesia dan menyuruh Vivian tetap berada di Milan kala itu.

☘️☘️

Jakarta.

"Ya ampun, Bisma. Tapi, kamu gak sampai nyentuh Vivian kan? Kalian berdua gak sampai melakukan hal itu?" cecar Bening dengan nada suara terdengar cemas bercampur sendu setelah mendengar penjelasan Bisma.

"Enggak, Ma." Jawab Bisma terpaksa berbohong. Ia juga menutupi perihal kehamilan Vivian dari kedua orang tuanya.

"Walaupun Vivian dan aku sudah setengah telan_jang di atas ranjang, kami tidak melakukan hal itu kok. Papa dan Mama tenang saja. Teman-temanku terlalu banyak kasih minum, jadinya aku sama Vivian ma_buk," jelas Bisma untuk memperkuat alibinya mempercepat rencana pernikahannya dengan Vivian.

Bisma memberi alasan takut khilaf pada Vivian karena mereka tinggal di luar negeri. Bisma tak menceritakan kejadian sebenarnya di pesta ulang tahun temannya itu pada Arjuna maupun Bening. Bisma takut amukan sang papa lebih ganas padanya sekaligus membuat sedih Bening.

"Papa kan sudah bilang, hati-hati memilih teman!" bentak Arjuna.

"Sabar, Pa."

Bening berusaha mengelus lembut lengan Arjuna. Ia tak ingin ada pertengkaran berkepanjangan antara suami dan putra bungsunya itu.

Lagi pula kejadian Bisma dan Vivian tak sampai making love yang mereka tau dari penjelasan putranya itu. Otomatis tidak ada hamil di luar pernikahan seperti yang dahulu pernah terjadi pada Arjuna dan Bening di masa lalu.

"Kamu gak tau gimana rasanya dijebak sama teman sendiri. Jangan sampai kamu merasakan hal itu, Bisma Arya Mahendra!" pekik Arjuna yang terlanjur emosi. "Apalagi dari perbuatan itu, kamu jadi pria pengecut seperti orang enggak waras sampai harus pergi berobat ke psikiater. Kamu enggak tau rasanya hamilin wanita yang gak berdosa. Merusak masa depannya, merusak cita-citanya sampai wanita itu mau gugurin janin yang enggak tau apa-apa ke klinik ab0r_si!"

"Papa, cukup!" seru Bening yang tak ingin Arjuna melanjutkan pembicaraan ini yang otomatis terhubung dengan masa lalunya yang pahit.

"Maksud Papa siapa?" tanya Bisma yang cukup heran dan kebingungan mendengar kemarahan Arjuna barusan padanya. "Aku dan Vivian gak sampai melakukan hal itu. Vivian juga enggak hamil atau ab0rsi," imbuhnya.

Deg...

Seketika Arjuna tersadar atas ucapannya sendiri akibat meluapkan emosinya pada Bisma. Rahasia pahit antara dirinya dengan Bening di masa lalu, masih terkubur rapat dari anak-anak mereka.

Faktanya, anak-anak tak tau masa lalu pahit yang terjadi antara Arjuna dan Bening sebelum menikah. Mereka juga tak tau jika punya saudara kandung bernama Putra Arjuna yang meninggal dunia dalam kandungan Bening sebelum dilahirkan ke dunia ini. Makamnya berada di Jogja. Anak pertama Arjuna dan Bening di luar pernikahan.

Akankah Arjuna dan Bening buka aib itu di depan Bisma ?

Bersambung...

🍁🍁🍁