Zakia Amrita. gadis cantik berusia 18 tahun, terpaksa harus menikah dengan anak pemilik pesantren Kais Al-mahri. karena perjodohan oleh orang tua Kais. sendiri, karena Pernikahan yang tidak di dasari Cinta itu, harus membuat Zakia menelan pahitnya pernikahan, saat suaminya Kais ternyata juga tidak memilik cinta untuk nya.
Apakah pernikahan karena perjodohan ini akan berlangsung lama, setelah Zakia tahu di hati suami nya, Kais memiliki wanita lain?
yuk baca Sampai Happy Ending.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Diam bukan berati Bodoh.
"Apan Sih! masakan ngak enak gini di bilang enak!" Celetuk Ayunda, ia nampak mencela masakan Zakia.
Padahal Gus Kais sendiri memakan nya juga enak, namu ia nampak memaklumi kekasihnya itu.
"Dih... Apan Sih kamu Yun! ini enak banget loh, lihat ikan Gurame nya saja habis tampa sisa!" ujar laki-laki berbadan gempal itu, ia nampak membela Zakia karean benar masakan Zakia memang enak.
"Sudah-Sudah kalau kamu ngak mau makan yah sudah ngak usah di paksa kalau ngak enak." Gus Kais nampak memaklumi kekasihnya itu.
Rekan yang lainnya saling menatap, wajah mereka seketika berubah nampak tidak enak, sementara di dalam dapur Zaki yang mendengar itu hanya bisa tersenyum getir ia tahu sebab Ayunda mencela masaknya karean Ayunda tidak suka padanya tapi bukan berarti suaminya juga harus memaklumi sifat culas Ayunda itu.
Selesai tamunya makan, Zakia sengaja tidak kembali mengambil piring kotor mereka ke meja makan. Zakia membiarkan mereka sendiri membawa piring kotor itu ke dapur
"Oh-sudah selesai makanya?" Zakia terseyum simpul, pura-pura tidak mendengar percakapan mereka di depan meja makan tadi.
"Oh-Iya sudah Mba, maaf yah jadi merepotkan." Wanita berjilbab abu itu yang membawa masuk piring kotor kedalam dapur
"Iya sama-sama Mba, sudah sewajarnya Tuan Rumah menjamu tamunya." Zakia terseyum getir, meskipun hatinya teriris karean satu tamunya adalah kekasih Suaminya.
Selesai membereskan dapur, Zakia langsung masuk kedalam kamarnya, niatnya yang tadinya mau mandi tertunda karean ada tamu, sekarang ia baru bisa mandi, Air Shower membasahi kepalanya bersamaan dengan Air matanya yang mulai menetes.
"Tidak adakah secuil saja ruangan yang tersisa untuk ku di hatinya? bahkan tidak adanya Umi sekarang ia malah begitu terang-terangan membawa kekasihnya kerumah!" bibir mungil Zakia bergumam sambil menangis pilu.
Sebenarnya tidak boleh menangis di dalam kamar mandi, namun air matanya sudah tidak bisa di tahan lagi, di dalam kamar mandi Zakia langsung menangis menumpahkan. Air matanya yang sedari tadi terbendung.
Siang ini Zakia sudah mengirim pesan pada Melani, kalau ia minta di jemput dan mengajaknya jalan-jalan karean di rumah begitu suntuk, belum lagi hatinya panas melihat Gus Kais dan Ayunda berduaan.
Zakia nampak sudah rapih, mengunakan Gamis hitam, dan kerudung warna biru mudanya, warna kulitnya yang putih bersih membuat wajahnya semakin cantik meskipun dengan Make-up yang tampak. Natural.
"Kia, aku mau keluar sebentar mengantar Ayunda pulang, dia tidak bawa mobil soalnya." Gus Kais masuk kedalam kamar karean ia hendak mengantarkan Ayunda pulang, padahal tadi ia datang bersama dua wanita berjilbab tapi kenapa tidak pulang bersama?
Zakia sudah tahu ini akal-akalan Ayunda, ia diam bukan berati Bodoh, "Ya-Gus..." ucap Zakia singkat. Bahkan Gus Kais nampak tidak perduli melihat Zakia duduk di bangku riasnya sudah rapih.
Apakah Gus Kais juga tidak perduli jika Zakia pergi dari kehidupan nya?
"Jika Gus bisa melakukan semaunya! lantas apakah saya juga tidak boleh mencari kebahagiaan Saya?" Air mata Zakia jatuh kepangkuan.
Zakia mengintip dari jendela kamarnya, dengan jelas iring-iringan rombongan mobil rekan Gus Kais meningalkan kediaman rumah, di sana terlihat Gus Kais membukakan pintu mobilnya untuk Ayunda.
"Ayunda perempuan yang sangat beruntung di cintai begitu hebat oleh Mas Kais" kaki Zakia seolah tak berpijak, saat melihat pemandangan di depan sana.
Air matanya masih berlinang, ia sengaja melihat kebawah sana, melihat pemandangan yang sangat menyakitkan, padahal dengan sengaja melihat sama saja Zakia diam-diam melukai hatinya toh!
Gus Kais membawa mobilnya, seolah sedang menjaga tuan putri di dalamnya, karean mengemudinya cukup santai mungkin karean sengaja agar ada banyak waktu berdua di dalam mobil.
Silang beberapa menit Gus Kais pergi, datanglah mobil putih di depan rumah, Zakia sudah bisa menebak itu mobil Melani temanya.
Zakia langsung turun kebawah, menemui Melani, ia menganti kerudungnya karean yang tadi basah karean Air matanya.
"Kamu kenapa Kia sehat kah? tumben minta jalan-jalan?" tanya Melani saat Zakia sudah masuk kedalam mobilnya.
"Sehat kok, ayo jalan." Zakia nampak bersemangat, karean di rumah pun juga untuk apa? di tingal sendiri jaga rumah, sedangkan Gus Kais enak-enakan pergi mengantar Ayunda.
"Ayo lah Gas...! kita cari cowok. Hahaha...." Melani tertawa lebar
Zakia mendelik kesal. "Lani kita mau jalan-jalan nenangin fikiran bukan mau cari cowok." Zakia mengeleng pusing.
"Iya-iya aku kan cuma bercanda Kia, jangan di anggap serius kali lah." Melani memanyunkan bibirnya, ia nampak heran melihat Zakia nampak sensi.
Melani juga belum bisa bertanya, soalnya kentara sekali wajah Zakia nampak tidak Mood. "Ngak nyangka kali ah! orang sesabar Kia bisa perengat perengut begitu." Batin Melani tertawa dalam hati.
"Kita mau kemana nih Ki?" ucap Melani menoleh kearah Zakia.
"Kalau kita ke pasar malam bagiman Lan, aku mau naik Kora-Kora." Wajah sendu Zakia nampak berbinar menatap Melani.
"Idih... kamu mengigau kah? ini kan masih siang mana ada pasar malam? Melani mengerutkan keningnya heran.
"Yah, habis Shalat Dzuhur kita kemana dulu ke, muter-muter pokoknya aku maunya pulang malam." Zakia nampak melampiaskan kemarahan nya pada-hal demikian, nampaknya saat sedang marah ia malah ingin mengulang kembali masa kecilnya.
"Yah sudah lah, kalau aku sedang tangal merah." ucap Melani kembali fokus menyetir, ia yang setiap tangal merah pasti Moodnya akan berantakan, malah harus menuruti Zakia yang sedang tidak Mood menghadapai suaminya.
Zakia meminta Melani mengantarkan nya ke Masjid sejenak, karean lama muter-muter akhirnya Adzan berkumandang, selesai Shalat Zakia langsung meminta Melani jalan-jalan lagi.
Zakia sengaja mematikan Ponselnya setelah berkabar dengan ibu mertuanya kalau ia berbohong kepada Umi, Zakia bilang sedang di rumah bersama Gus Kais, tapi kenyataan nya lain, Gus Kais pergi ia juga ikutan pergi.
Zakia dan Melani sudah sampai di tempat pasar malam, ternyata disana beberapa penjual baru membereskan dagangannya, dan beberapa wahanan permainan juga baru datang dan belum di cek keseluruhan nya.
"Kamu pergi sampai sore gini dan niatnya sampai malam, apa Gus Kais ngak nyariin kamu Ki?" Melani dan Zakia nampak jalan bergandengan.
"Buat apa mencari ku? Toh, dia ngak perduli." Zakia terseyum getir, sebab memang ia itu kenyataan nya.
"Bu Nyai lagi pergikan?"
"Iya, Umi pergi aku rasa Gus Kais malah lebih bebas Lan." ucap Zakia nanar namun ia tidak melanjutkan kalimatnya, biarakan kejadian tadi cukup dia saja yang merasakan, yang terpenting sekarang bagimana caranya ia mengobati lukanya dengan menikmati wahana permainan yang ada di pasar malam ini bersama Melani..