MASA LALU YANG KEMBALI

" Kamu masak apa Kin untuk makan malam kita " sapa Candra yang melihat Kinara sedang sibuk di depan kompor.

Kinara tak menjawab, bahkan tak menoleh, Kinara terus melakukan aktivitasnya

" Kin, apa bisa kamu memasak ayam kecap sama cap cay malam ini, Olivia lagi ingin makan Ayam kecap " kata Candra yang penuh ke hati harian takut Kinara masih marah.

" Iya..ayam kecap masakkan mbak Kinar sangat enak, apa lagi cap caynya, aku suka masakkan mbak Kinara, semuannya enak " ucap Olivia yang ternyata berada di samping Candra dengan tak tahu dirinya dan enteng nya dia meminta di masakkan.

Kinara menghentikan aktifitasnya, ia mengecilkan kompor nya dan kemudahan berbalik menghadap ke arah keduanya.

" Jadi makanan yang kamu bawa setiap pagi yang katanya untuk temanmu itu ternyata untuk pelakor ini " kata Kinara dengan tatapan yang tajam.

" Kin jaga ucapmu "

" hehhe..kamu yang harus jaga kelakuanmu mas, ternyata selama ini aku memberi makan pelakor ini, jadi setiap hari kamu minta di masakan ini itu, ternyata itu permintaan dari pelakor itu "

" Kin bisa nggak kita nggak ribut, kami sudah lapar, tadi siang kamu nggak masak kami hanya makan mie rebus, sekarang cepatlah masak, aku sudah lapar " ucap Candra dengan sedikit nada tinggi.

" Suruh istri barumu itu masak, uang belanja sudah habis " ucap Kinara sambil merogoh sakunya dan mengeluarkan uang 7000 sisa belanja tadi pagi.

" Nih sisanya uang belanja tadi pagi, suruh istrimu itu belanja dan masak " ucap Kinara sambil mengambil nasi goreng yang ada di penggorengan dan kemudian melangkah pergi

" Kin, kamu mau kemana, Olivia sedang hamil dan..."

" Hamil tidak membuat orang menjadi malas mas, lihatlah di luaran sana, masih banyak orang hamil yang beraktifitas dan bekerja dan mereka tetap baik-baik saja " ucap Kinara kemudian melangkah lagi berjalan ke arah kamar nya sambil membawa sepiring besar nasi goreng.

Kinara melewati mertuanya yang juga berdiri di sana tanpa melihat ke arah mertuanya ia terus saja berjalan.

ini adalah jam tujuh malam, dimana jam segini biasanya mereka makan malam bersama.

Sejak tadi siang memang Kinara tidak keluar kamar, ia berada di kamarnya terus bersama Yumna dan menguncinya dari dalam.

saat makan siang Wulandari dan Candra terus mengetuk dan memanggil Kinara untuk menyiapkan makan siangnya tapi Kinara pura-pura tuli, untung di dalam kamarnya Kinara memiliki beberapa kue dan juga Coklat pemberian pria yang tak di kenal kemarin.

Tapi saat malam, perut Kinara terasa lapar juga dan Yumna juga merengek minta di buatkan nasi goreng, Akhirnya ia pergi ke dapur dan membuat nasi goreng.

Kinara menutup pintu kamar dengan keras sehingga mertuanya sampai terkejut dan mengusap dadanya.

" Mas, aku lapar " rengek Olivia sambil mengoyangkan bahu Candra.

" Bu ..." kata Candra sambil mrlihat ke arah ibunya.

Wulandari menghela nafas dan kemudian berjalan ke arah lemari pendingin dan membuka pintunya.

" tak ada apa-apa di sini Candra, sepertinya stok belanja Kinara habis, ini hanya ada tahu saja " ucap Wulandari.

" masak kita makan mie lagi mas, kasihan bayi kita gizinya tak terpenuhi " ucap Olivia.

" aku pesan online saja ya "

" tapi aku ingin masakkan mbak Kinar ayam kecap sama cap cay " rengek Olivia sambil mengusap perut nya.

" tapi Kinara masih marah liv, biarkan ia tenang dulu ya, besok kalau hatinya sudah tenang, dia akan masak buat kita, sabar dulu ya "

******

jam 9 malam Candra mengetuk pintu kamar Kinara.

" Kin tolong buka pintunya, ayo kita bicara, aku tahu kamu belum tidur, bukalah pintu nya " ucap Candra di luar pintu kamar sambil mengetuk pintu kamar Kinara.

Sedangkan Kinara di dalam mendengar itu, tapi ia tak beranjak dari atas sajadahnya.

" Kin..." seru Candra semakin keras.

Kinara menoleh ke arah Yumna yang menggeliat.

Kinara hanya menghela nafasnya panjang, sebenarnya ia ingin menata hatinya dulu tak ingin bicara ataupun ketemu sama mereka.

dor...dor..dor...suara ketukan pintu semakin keras, Kinara berdiri dan melepas mukenahnya.

perlahan ia membuka pintu kamar ia tahu ia akan terluka lagi, tapi ia tak tahu ia tak akan bisa menghindari, maka dari itu ia harus menghadapi semuanya.

Kinara melihat Candra yang berdiri di pintu kamarnya, Kinara menatap suaminya itu dengan tatapan datar, sudah tidak ada airmata kembali.

" Kita bicara di ruang tamu saja " ucap Kinara sambil menutup pintu kamarnya, karena ia tak ingin menganggu tidur putrinya.

Candra melihat punggung istrinya dengan menghela nafas panjang.

" Tolong terima Olivia " ucap Candra.

Kinara tak menjawab ia hanya diam dan menatap Candra datar.

" Kin...aku benar-benar menginginkan anak yang berasal dari darahku Kin, tolong mengertilah "

" Aku tidak mandul mas, bukankah kamu tahu itu, dokter bilang kandunganku sehat, hanya Allah belum memberi kita kesempatan itu, kenapa kamu tidak bisa bersabar "

" Sudah tujuh tahun Kin " ucap Candra.

" yang lebih dari tujuh tahun juga banyak mas, dan lagi kamu selalu menolak kalau aku melakukan program hamil, kamu malah lebih memilih menghamili wanita lain " ucap Kinara.

" Saat itu aku khilaf Kin " Kinara tersenyum tipis.

" khilaf, bukankah kemarin kalian bilang kalian saling mencintai, aku rasa itu bukan khilaf, tapi kalian memang sengaja dan ...." Kinara menatap ke arah suaminya dengan tatapan sendu.

" Jika kamu belum bisa menerimaku selama ini, kenapa kamu tidak melepasku saja, itu akan membuat sedikit rasa sakit di sini, daripada kamu harus selingkuhi mas, itu membuat hatiku sakit berkali-kali mas "

" Aku tidak akan melepasmu, kamu tetap akan menjadi istriku, kalian berdua akan menjadi istriku dan akan tinggal di sini bersama-sama "

" Bukankah kamu tidak mencintaiku, kenapa kamu mempertahankan ku di sini, bukankah kamu akan lebih bahagia jika kamu bisa hidup bersama dengan orang yang kamu cintai " ucap Kinara dengan hati kembali sesak .

" Kin...bukan hal ini yang aku mau bahas " ucap Candra.

" Hal apa?..apa kamu memintaku untuk melayani istri ke duamu itu, menyediakan semua kebutuhannya, karena dia hamil " ucap Kinara.

" Kin, dia sedang hamil besar "

" itu bukan urusanku, itu urusanmu karena kamu yang menghamilinya...jangan lempar tanggung jawabmu padaku Candra, kamu membawa dia kesini saja kamu sudah begitu menyakiti aku, sekarang kamu malah menyuruhku untuk melayaninya, otakmu kamu taruh di mana " .

" Kin kamu istriku, dan kamu harus mendengarkan perintahku atau ..." Candra menghentikan bicaranya dan menatap tajam ke arah Kinara.

" Atau apa???...apa kamu akan menceraikanku ? silahkan...dan kembalikan uang ibuku yang kamu buat untuk beli bengkel dan merenovasi rumah ini " ucap Kinara dengan nada tinggi.

" tidak akan, rumah dan bengkel itu sudah atas namaku, kamu sudah tidak memiliki apa apa Kin, semua aset semua sudah atas nama pribadiku, jadi pikirkan baik-baik lagi, apa kamu ingin menjadi gelandang di luar sana, kamu sudah tidak memiliki apapun lagi, jadi nurut saja padaku " ucap Candra sambil berdiri dari duduknya.

" Oh iya bersyukurlah karena kamu masih bisa tinggal di sini " ucap Candra dan terus berlalu.

Kinara mengenggam erat jarinya dan menatap punggung Suaminya yang pergi ke kamar tamu di mana Olivia tidur.

######