NovelToon NovelToon
Buah Hati Sang Pewaris

Buah Hati Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: EPI

Demi biaya operasi ibunya,kiran menjual sel telurnya.Matthew salah paham dan menidurinya,padahal ia yakin mandul hendak mengalihkan hartanya pada yoris ponakan nya tapi tak di sangka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EPI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19: Ambisi anggun

Yusdi berteriak ke pengawal, "Selamatkan bos! Hubungi dokter!"

Di kursi roda, Matthew terus memegangi dadanya. Pengawal mendorong kursi roda itu, sedang Kiran saat ini hanya terpaku sambil memegang perutnya. Ia panik tapi tak tahu harus berbuat apa. Ia terdiam sejenak lalu tersadar, berjalan ke Yusdi. Saat mendekat ia berkata, "Yusdi, kutukan apa yang semua orang bicarakan? Dan apa maksud 'gadis cinta sejati'?" Kiran memberi pertanyaan beruntun.

Yusdi menghela nafas lalu mulai bicara, "Ada kutukan lama di keluarga Andres. Setiap kepala keluarga akan mati sebelum usia 30 tahun kecuali, dia temukan gadis yang ditakdirkan untuknya."

Saat Yusdi bicara menjelaskan ke Kiran, ternyata Anggun masih ada disana bersembunyi. Ia tersenyum tipis.

Kembali ke Yusdi dan Kiran yang saat ini bingung, lalu berkata, "Jadi, selama ini Matthew nggak siuman karena aku bukan gadis itu?" Ucapnya dengan nada getir.

Yusdi terdiam lalu berkata, "Sepertinya bukan. Tapi bos peduli padamu, kalau nggak dia nggak akan lakukan ini," ujar Yusdi.

Kiran menyela dengan cepat, "Nggak, nggak, nggak apa-apa Yusdi. Kalau ada gadis lain diluar sana yang bisa selamatkan dia, aku akan menyingkir," ucapnya getir.

Sedangkan Anggun di balik gorden berkata pelan, "Jadi itu yang Yoris maksud 'gadis cinta sejati'?" Yoris sudah nggak berguna sekarang. Ia teridam sejenak lalu tersenyum licik dan berkata, "Tapi kalau bisa jadi cinta sejati Matthew, aku bisa jadu Nyonya Triliuner lagi!" ucapnya dengan senyum semakin mengembang.

Sebulan kemudian di gereja, ibu Matthew memanjatkan doa, "Kumohon, Tuhan, bantu anakku selamat dari kutukan. Biarkan dia temukan gadis yang ditakdirkan untuknya," ucap lirih dnegan alir mata yg terus mengalir.

Tiba-tiba sebuah 2 lilin jatuh membentuk tanda Salip membuat ia terkejut lalu meliat kearah bawah lilin itu. Seorang biarawati berkata dalam hati, "Mungkin ini pertanda. Mungkin wanita yang ditakdirkan untuk Matthew ada tandanya bekas luka berbentuk salip."

Tiba-tiba ibu limbung dan seorang wanita menahan, "Hati-hati," ucap memegang tangan ibu Matthew. Detik itu juga ibu Matthew terpaku meliat tangan gadis itu, ada tanda berbentuk salip.

Lalu ibu berkata, "Bekas luka berbentuk salib? Ini kau, kau yang anakku cari selama ini!" sambil memegang pipi gadis itu. "Kau cinta sejati anakku! Oh!" ucap senang.

Sedangkan wanita itu yg ternyata Anggun tersenyum manis didepannya ibu Matthew tak henti sangat bahagia berkata, "Terima kasih!" ucap senyum smabil menangis bahagia.

Saat ini di kamar, Kiran duduk di samping ranjang membantu Matthew minum. Setelah itu ia menaruh gelas di meja kecil samping ranjang. Matthew langsung menggenggam tangan Kiran, membuat gadis itu menoleh berkata, "Kenapa kau tatap aku begitu?" tanyanya.

Matthew hanya tersenyum sambil mengelus punggung tangan Kiran dan berkata, "Kiran, aku… aku cuma mau berterima kasih karena kau sudah di sisiku selama ini," katanya tulus.

Kiran hanya tersenyum lalu berkata, "Itu yang seharusnya aku lakukan," katanya lalu terdiam menatap lantai itu kosong. Berkata lirih dalam hati, "Tapi aku bukan gadis yang di takdirkan untukmu. Ulang tahunmu yang ke-30 cuma 2 hari lagi. Aku mau kau hidup meski orang yang ada disisimu bukan aku."

Tiba-tiba ia tersadar saat Matthew menggenggam erat tangan kembali sambil berkata, "Waktu nggak sadar, aku… aku dengar samar-samar, tapi… aku pikir .. aku dengar kau bilang kau hamil empat bayi kembar. Apa itu benar?" Tanya Matthew memastikan sambil mengelus perut Kiran.

Kiran pun langsung menjawab, "Iya.. empat anak kecil. Aku tahu anda butuh pewaris, Pak Matthew. Tapi kalau boleh, aku mau bawa tiga lainnya denganku saat aku pergi," katanya lirih membuat Matthew menatap tak percaya bingung dan berkata, "Pergi?" tanyanya membuat Kiran mengangguk cepat.

Lalu Matthew berkata lagi, "Kenapa kau pikir begitu? Kita akan besarkan mereka bersama-sama," ucap Matthew lalu memegang tangan Kiran berkata lagi, "Kiran, aku rasa kau nggak benar-benar mengerti apa yang aku rasakan padamu," katanya sambil menegang pipi Kiran.

Namun tiba-tiba ibu Matthew masuk dnegan wajah sumringah berkata, "Oh, Matthew syukur kau sudah bangun! Aku sudah temukan dia, cinta sejati mu!" ucapnya bahagia membuat Matthew menatap ibunya tak percaya. Ia langsung berkata, "Ibu, apa yang ibu bicarakan?"

Tiba-tiba Anggun masuk dengan anggun sambil tersenyum manis membuat Kiran terkejut berkata, "Anggun? Dia cinta sejatimu?" Ucap tidak percaya.

Sedangkan Matthew menyuruh Anggun pergi. Setelah kepergian Anggun, ia menoleh ke Kiran ingin bicara berdua dnegan ibunya. Kiran mengerti pun keluar, namun ia tidak benar-benar pergi. Ia berhenti di balik pintu kamar Matthew ingin mendengar.

Saat ini Matthew bicara pada ibunya berkata, "Ayolah, Ibu! Jangan lakukan ini! Aku bahkan hampir nggak kenal Anggun. Gimana bisa Ibu bilang dia cinta sejati ku?" Katanya Matthew dengan kesal.

Sedangkan Ibu Matthew menangkup kan tangan berdoa berkata, "Oh, sayang! Ibu tahu gimana ini kedengarannya, tapi ini kehendak Tuhan Matthew! Ulang tahun mu dua hari lagi! Kalau kau gk temukan gadis yang tepat, kau akan mati!" ucap Ibu Matthew cemas.

Sedangkan Matthew langsung menoleh dan berkata, "Aku rasa aku sudah temukan dia, Ibu! Aku bangun karena Kiran! Dia orangnya!" ucap Matthew meyakinkan ibunya.

Namun cepat cept ibunya menyelag berkata, "Nggak, nggak! Kalau dia orangnya, kau nggak akan berjuang untuk hidup dari awal!" kata Ibu Matthew tegas.

Sedangkan Kiran mendengar itu semua di balik pintu, menunduk mengingat saat Matthew terluka saat menjadi tameng saat hendak di tusuk Rosa.

Kembali ke dalam, Ibu Matthew ters menyakinkan anak itu ia berkata, "Sayang, Kiran gadis yang manis dan Ibu juga suka dia, tapi hidupmu lebih penting!" ucapnya lalu ia diam sejenak menatap Matthew yg tidak memandang nya kini.

Lalu dengan lembut berkata, "Sayang, apa kau ngfak mau hidup cukup lama untuk liat dia anak mu lahir?" Ucap sambil memegang bahu anaknya.

Sedangkan Matthew terdiam mencerna kata-kata ibunya, lalu berkata, "Baik," namun belum menatap ibunya. Lalu ia berkata, "Anggun boleh tinggal, tapi Kiran juga! Dia mengandung anak-anakku! Aku ngfak akan tinggalkan dia!" katanya dan akhirnya menatap ibunya.

Dnegan cepat Ibu Matthew berkata, "Tentu saja!" ucap dengan senang bahagia akhirnya Matthew mau di bujuk.

Sedangkan Matthew kembali memalingkan wajah.

Saat ini Kiran di balik pintu mendengar itu semua lalu ia berkata dalam hati, "Jadi Matthew, selama ini cuma karena anak-anak ini," ucapnya sambil mengelus perut.

Namun tiba-tiba Anggun kembali menyilangkan tangan di dada menatap Kiran seolah mengejek. Ia berkata, "Kalau aku jadi kau, aku akan berkemas dan pergi sekarang," ucap sambil tersenyum sinis.

Kiran menoleh berkata, "Lucu! Pak Matthew nggak suruh aku pergi. Kenapa kau takut sekali aku tinggal disini, Anggun?" Menatap Anggun dengan datar.

Lalu ia melanjutkan berkata, "Kecuali kau bukan cinta sejati dia," kata Kiran sambil menaikkan alis.

Sedang Anggun mendengar itu kesal berkata, "Tunggu saja! Aku akan pastikan kau pergi!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!