NovelToon NovelToon
Biar Aku Yang Pergi

Biar Aku Yang Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Penyesalan Suami
Popularitas:61k
Nilai: 5
Nama Author: Biru_Muda

Jangan menikah saat hati kita belum bisa move on dan berdamai dari masa lalu, karena yang akan dirugikan tak hanya diri sendiri, namun juga pasangan baru kita. Hal itu yang pada akhirnya menjadi konflik pada hubungan Rania dan juga Andreas. Pernikahan mereka di ambang pada perpisahan karena masa lalu Andreas tiba-tiba datang ditengah-tengah mereka, terlebih sikap Andreas yang dingin dan cuek membuat Rania lelah untuk terus bertahan pada pernikahannya, karena seolah hanya dia yang selama ini memperjuangkan hubungannya. Ia pun akhirnya memilih untuk pergi. Tapi, bisakah ia pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biru_Muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Negoisasi

Saat keduanya larut dalam kesedihan, sebuah ketukan dari luar mengejutkan keduanya. Rania yang sempat menangis dalam pelukan Andreas pun mulai melepaskannya dengan cepat dan segera menyeka air matanya, dan merapihkan diri untuk membuka pintu.

"Biar aku saja yang membukanya"

Namun, Andreas mencegahnya yang hendak membuka pintu. Kali ini Rania menyetujuinya, mengingat kondisinya yang sedang berantakan.

Tak berselang lama, pintu pun terbuka, dan begitu membukanya sudah ada seorang perempuan setengah tua yang ada di depan pintu.

"Lho, anda siapa? bukannya ini kamar milik nak Rania?"

Ibu itu begitu kaget melihat yang keluar bukan Rania melainkan seorang laik-laki.

"Saya suaminya" Jawab Andreas.

"Suami?"

Ibu itu mengulangi apa yang ia dengar dan menatap tak percaya pada sosok Andreas di depannya.

"Iya, dan anda sendiri siapa?"

Kali ini Andreas yan berbalik bertanya pada ibu itu.

"Saya yang punya kosan ini."

Andreas mengangguk mengerti begitu mendengar jawaban.

"Jadi, ada urusan apa pemilik kosan datang ke kamar istriku?" Ucapnya kemudian.

"Itu.., tadi ada yang melapor katanya ada kegaduhan dikamar ini, jadi saya tadinya mau memastikan, tapi.. anda benar-benar suaminya, kan?"

Ibu pemilik kosan itu mencoba memastikannya lagi, mengingat awal menyewa Rania tak membicarakan soal statusnya yang sudah menikah. Jadi, ia masih sedikit ragu pada laki-laki di depannya.

"Maaf, atas kegaduhannya ya, bu."

Tiba-tiba Rania muncul dari arah belakang dan langsung meminta maaf pada ibu pemilik kosan.

"Iya tidak apa, tapi.. apa benar ini suami kamu?" Tanya ibu kos itu menunjuk pada sosok Andreas dan memastikan sekali lagi.

"Iya, bu, dia suami saya, maaf saya tidak bilang sebelumnya"

"Oh, yasudah kalau memang benar kalian suami-istri, saya cuma mengingatkan untuk lebih tenang ya karena takut mengganggu yang lain"

"Iya bu, sekali lagi saya mohon maaf atas ketidaknyamanannya"

"Iya, tidak apa. Tapi, apa ada masalah sama kalian berdua?"

Rania sempat terkejut mendengar perkataan ibu kos, dan ia hanya bisa melirik ke arah Andreas, begitupun Andreas yang melirik kearah Rania.

"Iya, memang ada sedikit masalah kecil tapi sekarang sudah selesai kok"

Rania menjawabnya canggung, namun mencoba untuk tetap tenang dengan senyuman diwajahnya. Sedangkan Andreas hanya diam mengamati percakapan keduanya.

"Syukurlah ya kalau memang sudah diselesaikan dengan baik, saya ikut senang" Ujar ibu kos.

"Terimakasih, bu" Balas Rania.

"Yasudah, kalau begitu ibu pergi dulu, kalian lanjutkan saja urusan kalian, pelan-pelan saja biar yang lain tak terganggu, ya.."

"Baik"

Situasi pun kembali hening begitu ibu kos itu pergi dari hadapan keduanya. Namun, tiba-tiba Rania menyeletuk kata pulang pada Andreas sesaat hendak masuk kedalam kamar.

"Kamu tidak pulang?" Ucap Rania pada Andreas.

"Harusnya itu yang ingin aku tanyakan sama kamu, kenapa jadi terbalik sama aku?" Bingung Andreas.

"Karena ini kosanku, dan kamu tamu disini" Jawab Rania dan mulai masuk ke dalam kamarnya lagi.

"Kamu juga istriku, jadi wajar jika aku meminta kamu untuk pulang kerumah"

"Aku nggak mau pulang, lebih baik kamu saja yang pulang"

"Rania, apa perlu kita berdebat lagi soal ini? Nanti kita bisa ditegur lagi?"

"Yasudah aku akan pulang, tapi.. aku punya syarat."

"Syarat? Apa syaratnya?"

"Aku tidak mau tidur satu kamar sama kamu"

Tiba-tiba suasana menjadi hening. Andreas terdiam mendengar jawaban Rania. Sambil menata ekspresinya, Andreas mencoba untuk tetap tenang.

"Itu kan tidak mungkin, Rania.." Ujarnya dengan nada lembut dan pelan, namun sedikit keberatan.

"Kenapa nggak mungkin?"

"Kita ini suami istri, jadi sudah sewajarnya kita.."

"Iya statusnya memang begitu, tapi kan selama ini kita bukan suami istri betulan?"

Andreas tertegun tak bisa membantah. Ia menyadari betul bagaimana dinginnya situasi di dalam kamar yang mereka tempati bersama selama ini, juga pada hubungan pernikahan mereka selama ini. Hampir tak ada sapa dan interaksi yang benar-benar baik antara keduanya selama ini. Jadi wajar, jika itu tak bisa disebut sebagai sebuah pernikahan yang sebenarnya.

"Ok, aku setuju"

Walau sempat terkejut Andreas menyetujuinya dengan mudah, Rania tak lagi mempermasalahkan dan luluh untuk di ajak pulang.

"Tapi, ada syarat lagi kalau kamu mau aku ingin pulang"

"Ok, syarat apa lagi kali ini?"

Andreas terlihat pasrah dan enggan untuk mendebat.

"Kamu dilarang datang ke kamarku dan aku tidak mengizinkan kamu untuk menyentuhku?"

"Apa?"

Andreas terbelalak kaget mendengar syarat dari Rania.

"Itu syarat utamanya, kalau tidak mau yasudah aku tidak mau pulang dan akan tetap mengajukan perceraian sama kamu."

Andreas menghela nafas berat mendengar syarat yang di ajukan oleh Rania, terlebih pada ancamannya.

"Syarat yang konyol, aku tidak menyetujuinya, dan sudah kubilang kita tidak akan bercerai Rania" Ujar Andreas masih mencoba untuk tetap tenang.

"Kamu terus saja memaksakan kehendak kamu, aku juga punya keinginan kalau memang ingin pernikahan kita lanjut." Kesal Rania.

"Tapi, kan..."

Pisah kamar saja sudah tidak masuk akal bagi Andreas, terlebih dia tak diperbolehkan untuk masuk kedalam bahkan menyentuhnya.

"Kamu hanya menginginkanku saat ingin berhubungan saja, selebihnya kamu mengabaikanku dan tak perdui padaku, memangnya kamu pikir aku ini teman tidur kamu apa?"

Rania terlihat marah dan kesal melihat Andreas yang hanya mengganggapnya sebagai teman tidurnya, bukan istrinya selama ini.

"Baiklah, aku bersalah. Jadi, mari kita pulang sekarang"

Andreas tak bisa mendebat karena tak ingin membuat kegaduhan. Walau sebenarnya ia sedikit keberatan dengan syarat dari istrinya itu. Tapi, ia mencoba mengalah agar Rania mau pulang kerumah.

1
Asia Afrika
CK..laki laki egois setelah semuanya berakhir baru sadar diri ..
Asia Afrika
hadir
Runik Runma
minggat aja
C I W I
bagus
🥑⃟Riana~
Keren..
🥑⃟Riana~
Aku mampir kk☺️
partini
rumah tangga anyep bnggt, fakta sih saudara aja bersama lagi tapi Kya gimana gitu
pergi liburan si mantan masih di lingkaran suaminya, masih banyak kemungkinan sesuatu terjadi
partini
memperbaiki tidak semudah membalikkan telapak tangan ✋
laki laki menyek
partini
interaksi Mulu sama mantan
Satri Ani
makasih thor upnya,semangat terusss💪💪💪💪
Heny
Lama2 si kaku bs berubah romantis
Heny
Dsr ulat keket smg iman Andreas kuat
Satri Ani
semangat up nya💪💪💪💪
Sunaryati
Ya Andreas hubungan kamu dengan Terry dulu bagaimana, masa sekarang tinggal memperbaiki kok susah, padahal Rania sudah memberi peluang
Satri Ani
lebih sering lg thor apdetnyaa
bagus loh ceritanya cm lama nunggunya
Biru_Muda: Terimaksih sudah mau mampir & membaca novelnya. Maaf aja kalau updatenya lama, soalnya berbagi waktu sama yg lainnya 🙏
total 1 replies
Sunaryati
Andreas kamu baru ingin memperbaiki sikap pada istrimu. Jangan goyah oleh pelakor
Heny
Andreas terlalu kaku dan dingin
Heny
Rania sdh pergi dia cpk tdk di anggap dl kmn aja waktu dia msh disamping mu
Heny
Kalau msh cinta dan ingin kembali sm mantan lps kan Rania
Heny
Suami keras kepala egois
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!