NovelToon NovelToon
Pengantin Brutal

Pengantin Brutal

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Nikahmuda
Popularitas:16k
Nilai: 5
Nama Author: Kim elly

Kayla terkenal sebagai ratu gelud di sekolah-cewek tempramen, berani, dan udah langganan ruang BK. Axel? Ketua geng motor paling tengil sejagat raya, sok cool, tapi bolak-balik bikin ortunya dipanggil guru.
Masalahnya, Kayla dan Axel nggak pernah akur. Tiap ketemu, selalu ribut.
Sampai suatu hari... orang tua mereka-yang ternyata sahabatan-bikin keputusan gila: mereka harus menikah.
Kayla: "APA??! Gue mending tawuran sama satu sekolahan daripada nikah sama dia!!"
Axel: "Sama. Gue lebih milih mogok motor di tengah jalan daripada hidup seatap sama lo."
Tapi, pernikahan tetap berjalan.
Dan dari situlah, dimulainya perang baru-perang rumah tangga antara pengantin paling brutal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim elly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 30

Setelah mandi, Kayla keluar kamar dengan rambut masih sedikit basah, menetes di bahu putihnya.

Ia hanya mengenakan tanktop hitam ketat dan celana tidur pendek. Penampilannya sederhana, tapi justru membuat Axel yang duduk di ruang tengah jadi salah tingkah.

Tatapan matanya sempat menoleh sekilas, lalu buru-buru dialihkan.

“Lo mau makan?” tanya Kayla santai sambil mengikat rambutnya.

“Boleh…” jawab Axel singkat, suaranya terdengar sedikit gugup.

Kayla membuka kulkas lalu menutupnya lagi dengan kesal. “Ngga ada apa-apa, Xel. Pesen aja deh, gue lapar.”

“Ok,” ucap Axel sambil meraih ponselnya. Tangannya agak gemetar, padahal cuma buka aplikasi pesan makanan.

Kayla menjatuhkan diri ke sofa, menyalakan TV. Ia terlihat cuek, tapi ada sedikit ketegangan di udara.

Sambil ngemil cake buatan mertuanya, Kayla menggumam, “Ibu kalo bikin bolu enak ya.”

“Hm.” Axel hanya mengangguk kecil, masih sibuk menatap layar ponsel.

Tak lama, ponsel Kayla berdering. Wajahnya langsung berubah cerah saat melihat nama di layar. Ia tersenyum manis, senyum yang bahkan Axel jarang dapatkan.

“Hay…” sapa Kayla manja.

“Lagi apa?” suara Revan terdengar hangat di seberang.

“Lagi nonton.” Kayla menjawab dengan nada lembut, seakan lupa ada Axel di ruangan itu.

Axel mendengar jelas percakapan itu. Ada rasa aneh menyeruak di dadanya, semacam ketidaknyamanan yang ia sendiri enggan akui.

“Udah makan?” tanya Revan khawatir.

“Belom,” jawab Kayla sambil memainkan remote TV.

“Makan atuh, nanti sakit loh.” Nada Revan begitu lembut.

Kayla tersenyum. “Lagi nunggu makanan, lagi pesen. Kamu udah makan?”

“Udah tadi. Gimana mainnya, asyik?”

“Asyik,” jawab Kayla sambil terkekeh kecil.

Axel menegakkan tubuhnya, menahan napas. Hatinya terasa panas mendengar Kayla tertawa semanis itu, tapi bukan untuknya.

“Bentar lagi aku gajian, Kay. Kamu mau apa?” ucap Revan, suaranya penuh kasih.

“Ngga usah, Van. Tabung aja ya,” jawab Kayla sambil tersenyum sendiri.

“Nggak ah, aku mau jajanin kamu.”

“Yaudah, kalo maksa.” Kayla terkekeh manja.

Axel berdeham keras, membuat Kayla tersentak. Makanan sudah datang, tapi ekspresinya jelas jengkel karena Kayla belum menutup telepon.

“Van, aku makan dulu ya,” ucap Kayla lembut.

“Iya, nanti aku telpon lagi.”

“Ok, Van.” Ia menutup telepon dengan wajah masih berbunga.

“Pindahin piring,” ucap Axel ketus, dingin.

“Baik, yang mulia,” balas Kayla sambil cemberut.

Axel menyunggingkan senyum sinis, lalu mereka makan berdua.

“Lembut banget ngomong sama Revan,” sindir Axel.

Kayla menoleh tajam. “Kenapa?”

“Ngga. Aneh aja.” Axel mengangkat bahu.

“Lo mau gue lembut? Ya lo lembut juga sama gue,” ucap Kayla dengan mata mendelik.

“Gue ngga bisa,” jawab Axel ketus.

“Yaudah,” Kayla kembali mengunyah. Tapi dalam hatinya, ia kesal.

“Gue mau beli itu dong… meja risa. Dimana ya beli?” tanya Kayla mencoba mencairkan suasana.

“Di apotek,” jawab Axel datar.

Kayla spontan menendang kakinya. “Babi lo, gue serius!”

“Aww! Lo nendang mulu!” bentak Axel.

“Lo nyebelin! Gue serius!” Kayla membanting sendok.

“Ya lo mikir, beli yang gituan dimana, masa di apotek!” Axel balas sengit.

“Bete anying! Ngga jadi makan!” Kayla berdiri, masuk ke kamar, dan membanting pintu.

Axel mengacak rambutnya keras-keras. “Sialan cewek sialan!”

Di kamar, Kayla gelisah. Ia membuka ponsel, mengetik status singkat penuh emosi: Fuck. Notifikasi komentar berdatangan, tapi tak ia pedulikan.

“Kenapa lo?” tanya Anya lewat chat.

Kayla langsung voice note panjang lebar.

Anya malah ngakak mendengarnya. “Di toko furniture, sayang, bukan apotek!”

“Anter besok,” ucap Kayla.

“Iya, gue anter. Udah jangan ngambek lagi.”

“Oke.” Kayla sedikit tenang.

Namun perutnya masih lapar. Ia guling-guling di kasur sambil mengeluh, “Duh, masih lapar…”

Satu jam kemudian, Kayla keluar kamar.

Rambutnya ia ikat tinggi, memperlihatkan tengkuk putihnya. Ia mengambil air, lalu ngemil buah. Axel menatapnya tajam dari sofa, tatapan seperti pemangsa.

“Apa lo?” tanya Kayla ketus.

Axel sudah kehilangan kontrol. Ia bangkit, mendekat cepat, lalu menarik Kayla ke kamarnya.

“Mau apa lo!” teriak Kayla panik.

Axel membanting tubuhnya ke kasur, nafasnya memburu. “Gue nggak tahan liat lo…”

“Lo bisa kali ngomong baik-baik!” Kayla berusaha bangun, tapi Axel menekannya lagi.

Ia mencium leher Kayla dengan kasar.

“Lepasin, brengsek!” Kayla meronta, matanya marah.

Axel tak berhenti. Hingga Kayla memukul pipinya keras sekali.

BUGGG!!

Axel tersentak, memegang pipinya dengan kesakitan.

“Brengsek lo, anjing!” Kayla berteriak, lalu lari ke kamarnya. Tangannya gemetar saat mengunci pintu. Napasnya tersengal.

“Sial!” geramnya, tubuhnya gemetaran.

Ia langsung menelpon Revan.

“Van…” suaranya lirih, penuh getar.

“Ya sayang?” suara Revan langsung lembut.

“Aku takut…” ucap Kayla nyaris menangis.

“Takut kenapa?”

Kayla menceritakan semuanya.

“Apa?! Mana nomornya! Aku telpon dia! Kurang ajar!” Revan murka.

“Van… apa nggak apa-apa? Maksudku, ini kan rumah tanggaku…” suara Kayla goyah.

Revan terdiam sebentar. “Aku ngga suka kamu diperlakukan kasar, Kay. Tapi kalo kamu mau urus sendiri dulu, aku percaya. Cuma jangan biarin itu kebablasan.”

Kayla mengusap air matanya. “Iya. Aku urus dulu. Kalau ngga bisa… baru aku serahin ke kamu, atau ayah, atau siapa pun.”

“Hm. Iya deh. Jangan takut, ya. Aku temenin kamu tidur lewat telpon.”

“Iya, Van… makasih.”

“Sama-sama, Kay.”

Suara Revan menenangkan. Perlahan, Kayla tertidur malam itu, meski hatinya masih diliputi resah.

Bersambung...

Kasih author semangat dong caranya

#vote

#komen

#like

Makasih udah baca cerita ku 🥰🥰

1
sunflow
astaga bisa bisanya si axel 😄😄
sunflow
panas tuh si ulet bulu
sunflow
ulet bulu
rokhatii
ehem sepertinya ada yang mulai tertarik
rokhatii
haha degdegan kan xel liat Kayla pakai begitu
Wida_Ast Jcy
cie... cie... 🤭🤭🤭
Wida_Ast Jcy
tau donk dia kan husban gue🤭🤭🤭
Wida_Ast Jcy
awalnya mmg begitu jadi canggung hahahha🤣🤣🤣
Wida_Ast Jcy
piwiiittttt🤣🤣🤣🤣🤣
Mutia Kim🍑
Awas nanti diterkam paksu mu, Kay🤭
Mutia Kim🍑
Minta di paksu, kan dia org kaya😗
🌹Widianingsih,💐♥️
kutunggu jandamu Kayla 😭😭Revan pasrah pada nasib.
🌹Widianingsih,💐♥️
😅😅😅pegimana nanti kalo menikah nih bocah berdua, pasti ribut Mulu akh !
Wida_Ast Jcy
lama lama juga dekat gak jauh lagi🤭🤭🤭🤭
Wida_Ast Jcy
dia suka gue kali. kenapa lu cemburu hah🤣🤣🤣
Wida_Ast Jcy
sama pacar gue don tanya lagi lu🤭
rokhatii
haha semoga nggak pura pura lagi nanti romantis romantisnya
rokhatii
nurut banget xel🤭🤭
sunflow
wah mulai modus terselubung
sunflow
minat xel? DM ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!