NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Sang Dewi Semesta

Reinkarnasi Sang Dewi Semesta

Status: tamat
Genre:Pembaca Pikiran / Selingkuh / Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Setelah meninggal karena tenggelam saat menolong anak kecil, Nadra Elianora, gadis modern yang ceria dan blak-blakan, terbangun di dunia kuno dalam tubuh Li Yuanxin seorang gadis malang yang dibuang oleh tunangannya karena sang pria berselingkuh dengan adik tirinya.

Tersesat di hutan, Nadra membangun gubuk, hidup mandiri, dan menggunakan ilmu pengobatan yang ia kuasai. Saat menolong seekor makhluk terluka, ia tak tahu bahwa itu adalah Qiu Long, naga putih ilahi. Dari pertemuan konyol dan penuh adu mulut itu, tumbuh hubungan ajaib yang berujung pada kontrak suci antara manusia dan hewan ilahi.

Tanpa disadari, kekuatan dalam diri Nadra mulai bangkit kekuatan milik Sang Dewi Semesta, makhluk tertinggi yang jiwanya dulu dipecah ke berbagai zaman untuk menjaga keseimbangan dunia.

Kini, dengan kepintaran, kelucuan, dan keberaniannya, tak hanya menuntut balas atas pengkhianatan masa lalu, tapi juga menapaki takdir luar biasa yang menunggu: menyelamatkan dunia dan mengembalikan cahaya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 — Bayangan di Balik Mahkota

Udara di Istana Feng terasa berbeda pagi itu tenang di permukaan, namun di baliknya bergetar seperti senar yang siap putus kapan saja.

Burung-burung berkicau di taman batu giok, embun masih menggantung di kelopak bunga plum, dan di tengahnya berdiri Paviliun Timur, tempat jamuan teh pribadi untuk Tabib Yu Xin.

Li Yuanxin melangkah masuk dengan tenang, jubah putihnya berayun lembut di setiap langkah.

Feng Yan, dalam wujud burung api mungil, bersembunyi di lengan bajunya, sementara gelang naga di pergelangan tangannya berdenyut pelan—seolah memperingatkan sesuatu.

Ren dan Ruan dilarang ikut. “Kalau aku tidak kembali sebelum matahari tenggelam,” kata Yuanxin sebelum berangkat, “kalian tahu harus mencari siapa.”

Sekarang, di dalam paviliun, Feng Zihan sudah menunggu. Wajahnya dingin, tapi matanya menyala dengan sesuatu yang sulit ditafsirkan amarah, keingintahuan, dan sesuatu yang lain.

“Tabib Yu Xin,” sapanya datar. “Kau datang juga akhirnya.”

Yuanxin menunduk sedikit, senyumnya sopan tapi menggoda. “Undangan istana tidak pantas ditolak, bukan begitu, Tuan Muda Feng?”

Zihan menatapnya lama, lalu duduk. “Aku ingin bicara, tanpa gangguan.”

Namun sebelum ia sempat membuka mulut lagi, suara pelayan di luar terdengar tergesa.

“Yang Mulia Putra Mahkota Feng Liansheng telah tiba!”

Seketika suasana berubah. Feng Zihan bangkit kaget, ekspresi wajahnya menegang. “Apa? Kakak datang ke sini?!”

Langkah kaki perlahan terdengar dari luar setiap langkah membawa wibawa yang berat, nyaris menekan dada.

Saat sosok itu muncul di ambang pintu, Yuanxin merasakan udara di ruangan berubah seketika.

Feng Liansheng mengenakan jubah panjang biru tua bersulam naga perak. Rambutnya diikat sederhana, tapi matanya… tajam seperti bilah es di musim dingin. Ada ketenangan mematikan di sana seolah dunia di sekitarnya tunduk tanpa perintah.

“Yang Mulia!” seru Zihan, cepat membungkuk.

Namun sang Putra Mahkota hanya meliriknya sekilas. “Aku dengar ada jamuan untuk seorang tabib luar biasa. Sayang sekali, aku jarang menemukan hal luar biasa di tempatmu, adikku.”

Nada bicaranya lembut, tapi Zihan menelan ludah keras-keras.

Yuanxin, yang berdiri di sisi meja, menunduk dalam salam sopan. “Hamba Li Yuanxin, Tabib dari Kota Baiyu, memberi hormat pada Yang Mulia.”

Liansheng memandangnya lama. “Kau yang disebut-sebut bisa menyembuhkan penyakit apa pun… bahkan luka batin?” suaranya tenang tapi mengandung rasa ingin tahu.

“Luka batin tak bisa disembuhkan dengan ramuan,” jawab Yuanxin tanpa ragu. “Hanya dengan pengakuan dan penyesalan.”

Senyum tipis muncul di bibir sang Putra Mahkota. “Jawaban yang berani.”

Zihan berdehem pelan, mencoba menguasai situasi. “gege, tabib ini baru saja membuat kehebohan di kota. Aku memanggilnya untuk menjelaskan tindakannya mempermalukan keluarga Feng.”

“Begitukah?” Liansheng duduk tanpa menatap adiknya. “Lalu apa yang dia lakukan hingga kau, yang selalu merasa benar, bisa marah sebesar ini?”

Zihan menahan napas, wajahnya memerah. “Dia menuduh Meiyun mencuri ramuannya, padahal—”

“Padahal memang benar,” potong Yuanxin pelan, suaranya seperti angin yang menampar halus. “Aku hanya menunjukkan fakta.”

Suasana paviliun membeku tiba tiba membeku, pelayan-pelayan menunduk dalam, takut bicara.

Zihan hampir melompat dari duduknya. “Kau—!”

Namun sebelum suaranya naik, Feng Liansheng menatap sekilas, dingin dan tenang.

“Duduk, Zihan.”

Nada perintah itu begitu kuat hingga Zihan tak berani melawan. Ia duduk dengan rahang mengeras.

Putra Mahkota beralih menatap Yuanxin lagi.

“Kau tahu, Nona Yu Xin, jarang ada orang yang berani menatap mataku langsung. Kau melakukannya dengan mudah.”

Yuanxin tersenyum samar. “Karena hamba tidak melihat seorang dewa, hanya manusia yang belajar menanggung berat mahkotanya.”

Sebuah keheningan panjang menyelimuti ruangan.

Zihan menatap Yuanxin tak percaya, sementara Liansheng malah tertawa kecil—tawa yang jarang sekali terdengar di istana.

“Menarik,” katanya. “Sangat menarik. Zihan, kau benar tabib ini tidak biasa.”

Feng Zihan menatap kakaknya dengan nada curiga. “Kau tidak akan… berpihak padanya, kan?”

“Berpihak?” Liansheng menatapnya datar. “Aku hanya berpihak pada kebenaran, sesuatu yang tampaknya sulit kau pahami, adikku.”

Wajah Zihan menegang. Yuanxin diam, tapi dalam hatinya tersenyum puas. Ia bisa melihat jelas ketegangan di antara dua bersaudara itu dan tahu betul, inilah celah yang bisa ia manfaatkan.

---

Setelah jamuan selesai, Liansheng menahan Yuanxin.

“Tabib Yu Xin,” katanya lembut. “Berjalanlah bersamaku sebentar.”

Zihan ingin protes, tapi tatapan sang Putra Mahkota membuatnya tak berani bersuara.

Mereka berjalan di taman istana. Angin sore membawa aroma bunga magnolia.

Langkah Yuanxin tenang, tapi pikirannya tajam ia tahu setiap kata yang ia ucapkan bisa mengubah arah nasibnya.

“Aku tidak menyangka seorang tabib biasa bisa menantang bangsawan,” kata Liansheng membuka percakapan. “Kau tidak takut?”

Yuanxin tersenyum. “Takut tidak mengubah apa pun, Yang Mulia. Tapi keberanian kadang bisa mematahkan rantai yang dipasang oleh rasa takut itu sendiri.”

Liansheng menatapnya, mata peraknya berkilat samar. “Kata-katamu… seperti deja vu. Seolah aku pernah mendengar kalimat itu dari seseorang di masa lalu.”

“Barangkali dari seseorang yang dulu berani berkata jujur pada Yang Mulia,” balas Yuanxin lembut.

Putra Mahkota berhenti. “Kau bicara seolah mengenalku.”

Yuanxin menunduk sedikit. “Tidak mengenal, hanya mengerti. Karena seseorang yang menanggung beban besar… selalu memancarkan kesunyian yang sama.”

Liansheng menatapnya lama, dalam tatapan itu terselip sesuatu bukan sekadar rasa ingin tahu, tapi juga pengakuan diam-diam.

“Kau bukan hanya tabib biasa,” ucapnya akhirnya. “Aura di sekitarmu… berbeda. Seolah roh-roh tua menghormati langkahmu.”

Yuanxin hanya tersenyum. “Mungkin mereka menghormati teh yang kubawa, Yang Mulia. Ramuan lotus emas, menenangkan jiwa yang gelisah.”

Ia mengeluarkan botol kecil, menawarkan padanya.

Liansheng menerimanya, memandang cairan berwarna keemasan itu dengan ekspresi sulit ditebak.

“Jika ini racun,” katanya pelan, “maka aku rela mencicipinya.”

“Kau tidak akan mati karenaku, Yang Mulia,” jawab Yuanxin lembut. “Banyak orang di dunia ini yang lebih layak menerima kematian daripada dirimu.”

Sebuah keheningan jatuh di antara mereka.

Dan di bawah pohon magnolia yang sedang gugur, mata mereka bertemu bukan antara tabib dan bangsawan, tapi antara dua jiwa yang mengenali luka yang sama.

Sementara itu, dari kejauhan, Feng Zihan mengintip di balik dinding taman. Wajahnya tegang, matanya penuh amarah dan cemburu yang nyaris gila.

“Dia… berani menatap gege seperti itu,” gumamnya pelan. “Tabib rendah itu akan kuhancurkan…”

Namun ia tidak tahu, dari balik bayangan, seekor burung api kecil mengintainya dengan mata menyala. Feng Yan tersenyum licik. “Cobalah, manusia arogan. Kau akan bermain api… dan aku Phoenix yang menyalakannya.”

Sore menjelang malam.

Liansheng akhirnya kembali ke ruang utamanya, memandangi botol kecil ramuan lotus emas yang diberikan Yuanxin.

Ia memutarnya di jari, lalu menatap jendela. “Li Yuanxin…” bisiknya. “Nama itu… mengapa terasa akrab?”

Sementara itu, Yuanxin kembali ke ruang dimensinya.

Feng Yan muncul dari balik lengan bajunya, mengepakkan sayap api. “Dia menarik, ya?” godanya.

“Putra Mahkota?” Yuanxin menatap air yang beriak di kolam roh. “Dia… berbahaya. Tapi berbahaya dengan cara yang indah.”

Qiu Long muncul di atas air, tubuh naga putih itu melingkar lembut. “Aku bisa mencium aroma roh kuno darinya. Dia bukan manusia biasa.”

“Aku tahu,” sahut Yuanxin tenang. “Mungkin, di kehidupan sebelumnya… kami pernah berjalan di jalur yang sama.”

Ia menatap pantulan dirinya di air. Mata keemasan itu berkilat lembut, penuh rahasia yang belum terungkap.

“Dan jika dia bagian dari takdirku,” bisiknya, “maka biarlah takdir itu datang—karena aku tidak akan lari lagi.”

Cahaya dari ruang dimensi bergoyang pelan, membentuk bayangan naga dan Phoenix yang melingkar di sekelilingnya.

Di kejauhan, suara angin membawa bisikan lembut—seolah masa lalu memanggil namanya.

Yuanxin… perjalananmu baru dimulai.

Bersambung

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Lauren Florin Lesusien
dua orang keras kepala jika bersatu sangat lucu dunia tidak akan pernah sepi 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Lauren Florin Lesusien
waduh lucu ketawa sampai kepalaku dipukul centang nasi sama emak🤣🤣🤣🤣
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
/Facepalm//Facepalm/
Tiara Bella
wow....mantap....
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
cahaya pasti menang melawan kegelapan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
tanpa mereka sadari, sebenarnya sang dewi semesta dan sang penjaga agung sama² keras kepala 🤣
beybi T.Halim
sekarang semua akan terlalu serius..,💪
Tiara Bella
wow mantap.....
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
lebih baik lagi kalau yuanxin dan pangeran mahkota satu tim melawan kegelapan, pasti menarik 😍
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
sang putra mahkota bisa jadi takdir nya yuanxin
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
ketenangan yuanxin adalah badai besar yang akan menghancurkan keserakahan dan kelicikan ke 2 parasit itu
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
wahhh, apakah Liansheng akan jadi jodohnya Yuanxin?/Shy/
Wulan Sari: semoga saja berjodoh
total 1 replies
Phebe ZM
Aku suka dengan karya2mu Thor selalu menarik utk dibaca
inda Permatasari: terima kasih kak 🙏
total 1 replies
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
apa yang kalian tabur itu pula yang kalian tuai.
saatnya sekarang tinggal menunggu balasan yang setimpal.
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
suka banget kata² ini
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
semoga jodoh nya yuanxin nanti orang yang lebih kuat dan berkuasa, agar lebih gampang membungkam para parasit
beybi T.Halim
mulai panas..,lanjut💪👍👍
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
good job yuanxin, balas mereka dengan cara yang syantik dan jadikan dirimu sultan yang sesungguhnya.
sultan itu bebas melakukan apapun bukan /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!