NovelToon NovelToon
Pengasuh Boneka Tuan Zergan

Pengasuh Boneka Tuan Zergan

Status: tamat
Genre:Cintapertama / CEO / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh / Ibu susu / Tamat
Popularitas:17.3k
Nilai: 5
Nama Author: MahaSilsi24

Demi melunasi hutang ayahnya 120 juta, Juwita terpaksa menjadi pengasuh boneka milik Tuan Zergan, pria kaya raya yang terkenal aneh sekaligus misterius.
Siapa sangka, di balik sikap gilanya, Zergan justru jatuh cinta padanya. Dan bersama lelaki itu, Juwita menemukan rahasia besar tentang hidupnya yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MahaSilsi24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perhatian Untuk Juwita

Mobil mewah itu melaju mulus di jalanan kota, cahaya lampu jalan mulai menyala seiring senja meredup. Desi duduk di kursi penumpang dengan senyum tak henti-hentinya. Tangannya sibuk memainkan ujung dress putih yang ia pinjam dari Juwita. Ia benar-benar merasa seperti gadis yang sedang kencan dengan pujaan hati.

“Tuan, kalau ada orang baru selalu seperti ini ya?” tanya Desi kegirangan sendiri, matanya melirik Zergan yang fokus menyetir.

Zergan hanya mengangguk singkat. “Iya.”

Jawaban itu sebenarnya datar sekali, tapi Desi tidak peduli. Ia tenggelam dalam perasaan bahagianya sendiri, membayangkan apa saja yang nanti bisa ia beli.

Zergan sempat melirik sekilas. Tingkah Desi yang begitu semangat membuatnya tanpa sadar membandingkan dengan Juwita. Gadis itu jauh berbeda: kalem, penuh pertimbangan, dan selalu mendahulukan Princess. Sementara Desi lebih ceria, tapi juga cenderung berlebihan.

“Kau berteman dengan Juwita sejak kapan?” tanya Zergan tiba-tiba.

Pertanyaan itu membuat Desi salah tingkah. Ia buru-buru merapikan rambutnya, lalu menjawab, “Lumayan lama, Tuan. Sejak kami sekolah dan bekerja bersama.”

“Kalian kerja apa?”

“Oh, macam-macam, Tuan. Kerja seadanya gitu. Serabutan. Terakhir sih di restoran kecil, jadi tukang cuci piring,” jawab Desi sambil nyengir, walau dalam hati merasa minder.

Zergan mengangguk pelan, matanya tetap fokus ke jalan. “Oh, kata Juwita, berkat kau dia bisa kerja sama aku ya?”

Nada suara Zergan membuat dada Desi mengembang. Ia merasa dihargai. “Ya, betul Tuan. Untung aja waktu itu Juwita ada masalah. Kalau nggak, ya mungkin dia nggak bakal kerja di rumah Tuan. Kebetulan waktu itu aku lihat lowongan pekerjaan itu.”

Zergan terdiam sejenak, pikirannya menautkan kata “masalah” dengan sikap Juwita yang selalu tertutup. Alisnya sedikit berkerut. “Masalah apa?”

Desi tercekat. Mulutnya sempat terbuka, tapi otaknya berputar cepat. Ia ingat jelas masalah pinjaman online 120 juta yang menjerat Juwita. Kalau sampai ia blak-blakan, bisa-bisa Juwita kehilangan pekerjaannya. Apalagi Zergan tipe orang yang tidak suka ada hal disembunyikan.

“Eh, biasalah, Tuan.” Desi berusaha tertawa kecil, mencoba mengalihkan.

“Biasa bagaimana? Aku mana tahu,” kata Zergan datar, lalu menambahkan, “Masalah cinta?”

Desi kaget sekaligus lega dengan arah pertanyaan itu. Ia langsung menimpali dengan tawa canggung. “Haha kok Tuan tau sih?” ucapnya asal, sekadar menghindari bahasan lebih jauh.

Zergan melirik sebentar, ekspresinya tetap serius. Ia tak benar-benar percaya dengan jawaban Desi, tapi memilih tidak menekan. Kalau memang masalah cinta, seharusnya Juwita bisa cerita sendiri suatu saat, pikirnya.

Desi diam beberapa saat, berusaha mengendalikan detak jantungnya. Ia tahu tidak boleh sembrono. Bagaimanapun, ia tidak ingin sahabatnya itu kehilangan pekerjaan. Meski dalam hati ia sering merasa iri, Desi sadar Juwita lebih dipercaya oleh Tuan mereka.

Untuk menutupi kegugupannya, Desi kembali tersenyum lebar dan berkata, “Pokoknya yang jelas, Tuan, aku bersyukur bisa kerja di rumah ini. Banyak pengalaman baru, apalagi bisa jalan-jalan bareng Tuan kayak sekarang.”

Zergan hanya mendengus pendek, matanya lurus ke depan. Dalam hatinya ia mulai menilai Desi memang lincah bicara, tapi Juwita lebih bisa diandalkan.

Mall sore itu ramai sekali. Lampu-lampu toko berkilauan, musik-musik modern terdengar dari berbagai penjuru. Desi berjalan di samping Zergan sambil menenteng banyak tas belanjaan. Tangannya sampai penuh, wajahnya berbinar seperti seorang istri yang baru saja dimanjakan suaminya.

Zergan hanya berjalan tenang di sebelahnya, tidak terlalu menanggapi.

“Tuan, makasih banyak ya. Saya memang bawa pakaian ganti cuma sedikit. Oh iya, peralatan mandi dan kosmetik saya juga sekalian kan?” ujar Desi dengan senyum lebar, benar-benar merasa puas.

Zergan sekadar mengangguk, matanya sibuk dengan ponsel di tangan. Ada beberapa pesan kerja yang harus ia balas, tapi sesekali ia melirik ke arah Desi.

“Ini kesempatan emas!” gumam Desi sambil hampir melompat kegirangan.

Keranjang belanja makin lama makin penuh. Baju, gaun, peralatan mandi, kosmetik. Zergan membayar semuanya tanpa protes. Baginya, memberi kenyamanan untuk orang yang bekerja di rumahnya bukan masalah besar. Tapi kali ini total belanjaan benar-benar membuat keningnya berkerut.

“Sangat berbeda jauh dengan Juwita,” gumamnya pelan.

Jika Juwita selalu berhemat dan hanya membeli yang betul-betul perlu, Desi justru kebalikannya. Ia seperti anak kecil yang dilepas di toko mainan.

Tak puas dengan belanjaan tadi, Desi dengan wajah penuh percaya diri menoleh. “Tuan, boleh saya ke tempat perhiasan?”

Zergan menoleh sekilas, tidak berkata apa-apa. Hanya berjalan mengikuti langkah Desi.

“Beh, ini mah aku layak jadi istri daripada pembantu,” ucap Desi setengah berbisik tapi penuh kegembiraan.

Di toko perhiasan, Desi benar-benar larut. Ia mencoba berbagai cincin, bercermin, tertawa kecil, lalu memanggil pelayan toko untuk melihat kalung lain. Bagi Desi, ini benar-benar seperti mimpi.

Sementara itu, Zergan tidak banyak bicara. Pandangannya justru jatuh pada sebuah gelang perak sederhana, dengan gantungan kecil berbentuk huruf J.

Sepertinya cocok untuk dia, batinnya.

Ia melambai kecil ke arah pelayan, lalu menunjuk gelang itu. “Aku mau yang ini. Bungkus saja.”

Pelayan itu mengangguk cepat. Zergan langsung menyelipkan kotak kecil berwarna hitam itu ke dalam saku celananya. Desi sama sekali tidak menyadari. Ia sibuk dengan cincinnya sendiri.

“Kau sudah dapat yang kau inginkan?” tanya Zergan tenang.

Desi mengangkat cincin yang sudah melingkar di jari manisnya. “Kayaknya yang ini, Tuan.”

“Bagus,” jawab Zergan singkat.

Sebelum pelayan sempat menutup nota, Zergan kembali berkata, “Oh iya, saya butuh kalung untuk anak saya. Umurnya sekitar enam bulan.”

Pelayan toko langsung mengeluarkan beberapa pilihan kalung bayi. Mata Zergan tertuju pada liontin berbentuk bintang yang mungil dan sederhana.

“Nah, ini bagus. Saya ambil yang ini.”

Setelah semua beres, mereka pun pulang. Desi tersenyum lebar sepanjang perjalanan, memandang tas belanjaan yang menumpuk. Sampai di rumah, ia langsung memanggil Santi dan beberapa teman lain untuk membantu mengangkat barang-barangnya.

“Des, ini gila sih. Kau mau kerja atau mau menguras harta bos?” celetuk salah satu pembantu lain sambil menggeleng heran.

Desi hanya tertawa puas. “Namanya juga rezeki, wajar lah kalau dimanjain.”

Sementara itu, Zergan tidak langsung masuk ke ruang kerjanya. Ia melangkah menuju kamar Princess, pasti juga ada Juwita.

Pintu itu setengah terbuka. Ia melihat Juwita sedang duduk di lantai, berhadapan dengan Princess yang riang menepuk-nepuk mainan. Juwita sambil tersenyum sesekali melirik ponselnya.

Zergan bersandar di pintu sebentar, lalu masuk. “Lama juga menemani temanmu itu belanja,” ucapnya tiba-tiba.

Juwita menoleh, sedikit salah tingkah. “Oh iya, Tuan. Desi memang suka belanja.”

Zergan tidak menanggapi. Ia merogoh saku celananya, lalu mengeluarkan sebuah kotak perhiasan kecil berbentuk petak. Kotak itu ia letakkan di atas meja dekat Juwita.

“Aku membelikan ini.”

Juwita menatap kotak itu dengan bingung. Tangannya belum berani membuka. Matanya berganti menatap wajah Zergan, mencari jawaban.

Zergan hanya menatap sebentar, lalu mengalihkan pandangannya ke Princess. Senyum tipis muncul di sudut bibirnya.

Bersambung

1
Cicih Sophiana
bintang lima menyusul thor ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ meluncur
Cicih Sophiana
Tamat ya thor gak nunggu sampe Juwita punya baby.. hadiah untuk othor VOTE dan bunga untuk Juwita 🌹😍🌹
Cicih Sophiana
waduh mas kawin sampe segitunya Wit... mas kawin aja gak bakal abis tujuh tanyakan dan tujuh pengkolan 🤭😍😍
Cicih Sophiana
bahagia ya Ju ayas pernikahan nya... semoga bahagia sampai akhir usia
Cicih Sophiana
Justin ayo tundukan Jesika... jgn menyerah ya semangat💪🏻💪🏻
Cicih Sophiana
klo Jesika di kasih duit I m jg paling cuma dua jam habis Justin...
Cicih Sophiana
bikin drama seru jg untuk kalian bertempat...
Cicih Sophiana
semoga kamu bahagia yah Juwi mendapatkan suami yg baik dan bertemu keluarga kandung pula... lengkap sudah kebahagiaan mu Juwi
Cicih Sophiana
wah mau suami seperti Zergar walau dia duda aq ikhlas... thor kirim satu yah buat aq yg seperti Zergar...
Cicih Sophiana
semoga Juwita bisa di selamatkan...
Cicih Sophiana
tuh kan Indira klo orang jahat kualat kan... mau mati aja susah apa hidup
Cicih Sophiana
bagus Zergan sekarang sdh tau siapa cecunguk itu... buang dia ke Amazon ngerepitin aja🤭
Zainab Ddi
selalu 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻😍😍 author untuk bekarya
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😍
Zainab Ddi
ya cepet amat tamaty endingy bagus akhirnya bahagia tapi ngak kis Jessica nih 🙏🏻😍🙏🏻🙏🏻💪🏻
Cicih Sophiana
ayo Zergan selidiki siap yg mencekai Juwita... klo sdh di temukan jgn di kasih ampun... masukan dia ke hotel prodeo
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
wah keren banget itu masa kawinnya Juwita bikin semua orang kaget🤣🤣🤣
Cicih Sophiana
semoga Juwita baik baik aja agar dia bisa bertemu orang tua kandung nya... dan semoga si Indira tertangkap
Cicih Sophiana
good Job Zergan buat apa sampah di pungut lagi... selingkuh tdk ada maaf lg itu wanita mau pun pria... sampah tetap aja sampah buang ke tempat nya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!