NovelToon NovelToon
Dinikahi Suami Kembaranku

Dinikahi Suami Kembaranku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:17.4k
Nilai: 5
Nama Author: Misstie

Syima dan Syama adalah kembar identik dengan kepribadian yang bertolak belakang. Syama feminim, sementara Syima dikenal sebagai gadis tomboy yang suka melanggar aturan dan kurang berprestasi akademik.

Hari pernikahan berubah menjadi mimpi buruk, saat Syama tiba-tiba menghilang, meninggalkan surat permintaan maaf. Resepsi mewah yang sudah dipersiapkan dan mengundang pejabat negara termasuk presiden, membuat keluarga kedua belah pihak panik. Demi menjaga nama baik, orang tua memutuskan Devanka menikahi Syima sebagai penggantinya.

Syima yang awalnya menolak akhirnya luluh melihat karena kasihan pada kedua orang tuanya. Pernikahan pun dilaksanakan, Devan dan Syima menjalani pernikahan yang sebenarnya.

Namun tiba-tiba Syama kembali dengan membawa sebuah alasan kenapa dia pergi dan kini Syama meminta Devanka kembali padanya.

Apa yang dilakukan Syima dalam mempertahankan rumah tangganya? Atau ia akan kembali mengalah pada kembarannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Misstie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kuis

Syima menggeliat, membuka mata perlahan, lalu menatap jam digital di meja. Jam tujuh lewar empat puluh enam menit.

"ASTAGA!"

Syima langsung bangun dengan rambut berantakan, wajah panik total. Dia seharusnya sudah siap-siap dari tadi. Kelas pertamanya jam delapan, dan yang lebih parah lagi, dosennya adalah Devanka, suaminya sendiri.

"Kenapa nggak dibangunin sih?!" gerutunya sambil melompat dari kasur. Dia menoleh ke kasur kecil di pojok. Kosong.

"Loh, kemana dia? Udah kabur duluan?!"

Dengan wajah sebal, Syima berlari ke kamar mandi. Suara air mengalir keras, pintu hampir copot karena dibanting terburu-buru. Lima belas menit kemudian, dia keluar dengan pakaian seadanya, kaos oversize andalannya dipadukan dengan cargo pants. Rambut masih setengah basah menetes.

Di ruang makan, sarapan sudah tersaji rapi. Segelas susu dan roti panggang di piring, dengan secarik kertas kecil di sampingnya.

-Aku ke kampus duluan. Ada panggilan dari Dekan sebelum kelas. Jangan lupa kelas jam 8. – D-

Syima mendecak kesal sambil meraih roti. "Tega banget sih. Kok bisa-bisanya dia nggak bangunin aku dulu?! Motorku masih di rumah Ibu lagi."

Dengan roti masih menggantung di mulut, dia menyambar tas ransel dan berlari keluar rumah. Grabak-grubuk naik ojek online sambil terus mengomel dalam hati.

***

Di kampus, suasana kelas sudah ramai. Mahasiswa-mahasiswa duduk rapi dengan laptop dan buku catatan terbuka. Syima berlari di koridor, napas ngos-ngosan. Jam tangannya menunjukkan pukul delapan lebih lima belas menit.

"Yaah, telat lima belas menit. Sekarang kelasnya Mas Devan lagi. Mati aku!" gerutunya sepanjang jalan.

Di depan pintu kelas, Syima menarik napas panjang. Perlahan dia mengetuk, lalu mendorong pintu. Semua mata langsung tertuju padanya.

Devanka yang sedang menjelaskan sesuatu di depan kelas menoleh. Mata mereka bertemu sekilas. Syima langsung berdiri kaku seperti maling tertangkap basah.

"Maaf telat, Pak. Ojolnya tadi telat, terus macet parah—" Syima mencoba berkilah dengan senyum kaku.

"Masuk, Syima," ucap Devanka. Suaranya rendah dengan nada datar, tapi terdengar jelas menyimpan teguran.

Syima mengangguk cepat-cepat dan segera mencari kursi kosong. Yang tersisa hanya kursi di barisan depan. Dia merasakan puluhan pasang mata mengikuti gerakannya.

"Tumben banget dia nggak ceramah panjang lebar? Biasanya telat semenit aja bisa diceramahin," batinnya heran.

Begitu sampai di bangku, Syima baru menyadari sesuatu yang membuat jantungnya berhenti berdetak. Di atas meja semua mahasiswa sudah ada lembar kuis. Pulpen bergerak cepat, kertas-kertas penuh coretan rumus dan jawaban.

Syima membeku. "ASTAGA. Jadi dari tadi mereka lagi kuis?!"

Baru saja dia mau berdiri untuk meminta kertas soal, Devanka sudah berjalan menghampirinya dengan langkah tenang. Dia meletakkan selembar kertas di meja Syima.

"Kuis. Tiga puluh menit tersisa," ucapnya pelan, sebelum kembali ke depan kelas.

Syima melongo. "Tiga puluh... menit?! Cuma tiga puluh menit?!"

"Waktu sudah dimulai sejak saya membagikan kertas tadi. Silakan dikerjakan."

Syima menatap kertas soal itu seperti menatap surat tilang. Tangannya menggaruk kepala yang tidak gatal. Lima soal essay tentang struktur bangunan, materi yang kemarin tidak sempat dipelajari karena sibuk mengobrol dengan Devanka sambil makan mie tengah malam.

"Kenapa semalam dia gak ngasih tahu mau kuis sih," gerutunya kesal sambil mulai menulis asal-asalan.

Mahasiswa lain tampak serius, beberapa bahkan sudah hampir selesai. Syima panik sendiri. Tangannya menulis jawaban ngawur dengan gaya penuh percaya diri, padahal dalam hati menjerit.

Sesekali dia melirik ke arah Devanka. Pria itu berdiri satu meter dari meja Syima sambil sesekali memantau kelas dengan wajah netral. Sama sekali tidak memberi tanda bahwa yang duduk di depannya adalah istrinya sendiri.

"Bodoh, aku pernah baca ini. Tapi lupa!" gumam Syima menepuk kepalanya sendiri setelah membaca soal yang tidak asing tapi sulit. sambil mencoret-coret jawaban yang lebih mirip karangan bebas ketimbang analisis metodologi.

Waktu berjalan terasa seperti diputar lebih cepat. Begitu bel tanda selesai berbunyi, Devanka kembali ke depan.

"Waktu habis. Kumpulkan kertas ke depan."

Mahasiswa satu per satu maju mengumpulkan kertas. Syima masih bengong menatap jawabannya yang lebih mirip curhatan ketimbang kuis akademik.

Akhirnya dia maju juga, menyelipkan kertasnya di tumpukan paling bawah sambil menunduk dalam-dalam. Sesaat, pandangannya bertemu dengan mata Devanka. Pria itu menerima kertas dengan tatapan tenang yang entah kenapa terasa lebih menakutkan daripada ancaman nilai E.

Syima buru-buru kembali ke kursinya. Saat itulah seseorang duduk di sampingnya dengan santai. Gama—teman sekelasnya yang selalu kalem dan perhatian.

"Kenapa telat?" tanya Gama lembut sambil memperhatikan wajah Syima yang kusut.

"Jangan tanya deh... kacau banget kuis barusan!" Syima menelungkupkan kepala di meja dengan dramatis.

Gama yang melihat tingkah itu tertawa kecil. Tangannya terulur mengusap dan merapikan rambut Syima yang berantakan dengan gerakan natural.

"Jawabanku tadi acak-acakan banget. Rumusnya aja nggak bener. Bisa-bisa aku harus ngulang lagi," keluh Syima dengan suara teredam.

Gama mengangkat bahu sambil tersenyum menenangkan. "Nggak apa-apa. Kalau kamu harus ngulang, nanti aku ikut ngulang juga."

Syima langsung mengangkat kepala, menatap Gama dengan ekspresi tidak percaya. "Ih, jangan dong! Kamu udah sering banget nemenin aku ngulang. Kasihan nilai kamu bagus-bagus, malah turun gara-gara kebodohanku."

"Bukan gara-gara kamu kok," jawab Gama tenang. "Aku memang mau nemenin."

Syima memelototinya. Menepuk kening Gama pelan. "Dasar gak waras. Cuma kamu orang waras yang sengaja mau ngulang, cuma buat nemenin temennya. Aneh."

"Kalau itu bikin kamu nggak sendirian, aku nggak keberatan," ucap Gama sambil menatap Syima dengan tatapan yang sulit diartikan.

Syima menepuk bahu Gama dengan gaya tengil khasnya. "Ciyeee, perhatian banget. Nanti aku jadi geer loh."

"Bagus kalau geer."

Jawaban enteng itu membuat Syima nyaris tersedak ludahnya sendiri. "Geer kepalamu!"

Gama tertawa tertahan. Sesaat mereka terhanyut dalam dunia mereka sendiri, tidak menyadari bahwa dari depan kelas, Devanka yang sibuk merapikan tumpukan kertas kuis melihat jelas interaksi mereka.

Matanya menajam sekilas ketika melihat Gama merapikan rambut Syima tadi. Tapi wajahnya tetap terlihat datar, seolah tidak peduli.

****

Begitu kelas bubar, mahasiswa berhamburan keluar. Gama dengan sigap meraih tas ransel Syima.

"Thank you," ucap Syima. Sudah terbiasa Gama menggendong tas itu di bahunya.

Tanpa menjawab. Gama merangkul pundak Syima dengan natural.

Syima yang masih kesal karena kuis tadi, begitu nyaman dengan perlakuan Gama. Dia mulai mengoceh panjang lebar tentang betapa tidak fair kejadian tadi sambil berjalan keluar kelas.

“Permisi, Pak,” ucap Gama sopan saat mereka melewati meja Devanka.

Syima hanya melirik sekilas dengan ragu, kemudian mengangguk sopan pura-pura seperti mahasiswa pada dosennya. Gama sesekali mengacak rambut Syima saat gadis itu menceritakan sesuatu yang menurutnya seru.

Devanka menatap punggung mereka sampai hilang di balik pintu. Tangannya mengepal di bawah meja, rahangnya mengeras. Ada perasaan tidak nyaman melihat kedekatan Syima dengan pria lain, perasaan yang tidak bisa dia definisikan dengan jelas.

1
Alfa Kristanti
/Heart//Heart//Heart//Heart/
Aliya Aliya
semoga doamu diijabahi syima
Maemanah
lanjut🙏🙏🙏
muznah jenong
lanjut 💗💗💗...
tp Thor jgn ada yang aneh2 ya sejenis Kunti alias PELAKOR 👍👍👍👍
muznah jenong
Thor aku yg dek 2kan bacanya..sampe2 aku tahan napas...good job... Thor.. love you 💗🌷🙂
Maemanah
lanjut 👍👍👍👍
muznah jenong
ga apa lah di gendong suami....
aku juga mau digendong pak Devan... gimana ya ra
sanya.....ga bisa bayangin...
Maemanah
lanjut
muznah jenong
ga sabar nungguin next ya....
dwi ka
Lagian nina, diakan udh tau syima udh nikah artinya brti udh ga bs sebebas pas wkt blm nikah, klo mau seneng2 hura2 ajak aja sono tmn yg blm nikah..
Gatau diri jg nina
muznah jenong
di tunggu update selanjutnya thor /Heart//Heart//Heart/
Maemanah
lanjut 🙏👍👍💪💪
Maemanah
buat masalah km syima ....terjebak kebohongan sendiri
Maemanah
lanjut thor .....😍😍😍😍
muznah jenong
oh... Thor .,..bagus banget ga. bertele...langsung gas pool... pokoknya Thor love you 💗💗💗💗💗aku....yakin kalau udh tamat cerita ya rasanya aku gak bisa move on /Heart//Heart//Heart/
muznah jenong
memang candaan ya garing banget Devan kereatip. dikit apa
lanjutkan 💗💗💗💗🌷🌷
dwi ka
Moga tar pas syama balik & minta kembali devan udh bucin abis ke syima..
Apapun tar alasan syama pas kabur jgn smpe devan goyah & mau balikan ke syama
Maemanah
lanjut👍👍👍🙏
muznah jenong
emang candu ni cerita💗💗💗💗💗💗
thank Thor for update ya 👍👍🌷🌷
muznah jenong
up ya cuma 1 bab.... lanjut 💗💗💗💗
Misstie: 2 bab ka. baru aq rilis barusan. 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!