NovelToon NovelToon
AVENGERS

AVENGERS

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Xander tubuh dengan dendam setelah kematian ibunya yang di sebabkan kelalain sang penguasa. Diam-diam ia bertekat untuk menuntut balas, sekaligus melindungi kaum bawah untuk di tindas. Di balik sikap tenangnya, Xander menjalani kehidupan ganda: menjadi penolong bagi mereka yang lemah, sekaligus menyusun langkah untuk menjatuhkan sang penguasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa yang Disembunyikan

Di ruang forensik kepolisian, suasana sama tegangnya dengan di Adelwyn Academy. Laporan demi laporan berserakan di meja panjang, sementara layar monitor menampilkan data yang baru saja dikumpulkan dari TKP. Namun, yang membuat atmosfer semakin berat adalah fakta bahwa salah satu dari mereka sendiri–Lili terlibat dalam kasus besar ini.

"Gila... aku masih nggak percaya," gumam salah satu staf muda, menatap berkas yang memuat nama Lili. "Dia kan yang paling teliti di tim kita. Mana mungkin bisa... menyembunyikan bukti?"

Beberapa orang mengangguk pelan, wajahnya penuh keraguan dan rasa dikhianati.

Priska, dokter senior forensik yang sudah bertahun-tahun menimpa mereka, akhirnya berdiri. Suaranya tenang tapi penuh wibawa.

"Cukup.''

Semua kepala menoleh ke arahnya.

"Dalam pekerjaan kita," lanjut, menatap tajam satu per satu anak buahnya, "Kepercayaan adalah segalanya. Dan ketika kepercayaan itu dirusak...dampaknya bukan cuma pada kasus ini, tapi pada keselamatan orang banyak,"

Salah satu staf mencoba membela, suaranya bergetar. "Tapi, Bu... mungkin ada alasan lain? Kita belum tahu pasti..."

Priska menghela napas panjang, lalu menatap layar yang menampilkan hasil rekaman forensik yang sudah dimanipulasi.

"Fakta tidak pernah berbohong. Bukti itu jelas–Lili menyembunyikan sesuatu yang seharusnya dipaparkan sejak awal. Dan peringatan ini, dengarkan baik-baik..."

Ia berhenti sejenak, membuat suasana makin menegang.

"Siapapun di ruangan ini, kalau berani bermain-main dengan kebenaran, maka kalian bukan lagi bagian dari tim forensik. Ingat... sekali kalian menutup-nutupi bukti, kalian sama jahatnya dengan pelaku."

Sunyi. Tak ada yang berani bersuara. Hanya bunyi pendingan ruang yang tersebar samar.

Di sudut ruangan, salah seorang staf menelan ludah, merasa ngeri dengan ketegasan Priska. Bagi mereka, ini bukan sekedar ancaman. Ini peringatan keras bahwa kebenaran tidak boleh lagi dipermainkan, siapa pun yang melakukannya.

•●•

Arena X sore itu ramai. Suara hantaman tinju bercampur dengan derit alat angkat beban, ditambah teriakan instruktur yang memandu klien mereka. Bau keringat dan minyak otot memenuhi udara, khas gym yang selalu penuh energi.

Di salah satu sudut, Arkan menghajar samsak dengan brutal. Pukulan demi pukulan menghantam keras, membuat rantai yang menggantungkan samsak itu berderak-derak. Nafasnya memburu, peluh bercucuran dari pelipis hingga leher, tapi kemarahan di matanya jauh lebih menyala daripada rasa lelah.

"Ngeri juga si arkan kalau lagi, marah," gumam Vano yang berdiri tak jauh dari situ, sambil mengusap handuk di tengkuknya. Ia menatap sahabatnya dengan campuran kagum sekaligus khawatir.

Xander, yang tengah merapikan set peralatan barbell, hanya melirik sekilas. Sorot matanya tenang, seperti sudah terbiasa melihat Arkan meledak-ledak. "Biarkan saja," jawabnya singkat. "Tugas lo cuma satu, pantau dia. Jangan sampai bablas.''

Vano menoleh. "Lo nggak khawatir,Xan? Lihat aja, kayak mau ngebunuh orang itu samsak.”

Xander mengangkat alis, lalu menyampirkan handuk ke bahunya. “Justru itu. Lebih baik dia lampiasin di samsak daripada di luar sana. Kalau udah reda, baru lo ajak ngobrol. Gue lanjut kerja dulu.”

Sambil berkata begitu, Xander berjalan menuju front desk, meninggalkan dua sahabatnya. Langkahnya tenang, seperti nggak ada beban, tapi senyum samar sempat muncul di sudut bibirnya—sebuah senyum yang entah kenapa memberi kesan misterius.

“Iya, Xan. Semangat, bro,” balas Vano, meski pikirannya masih tertuju pada Arkan yang makin keras menghajar samsak.

Xander hanya mengangguk tanpa menoleh, lalu kembali sibuk melayani beberapa anggota gym yang baru datang. Dari balik kaca yang memisahkan area resepsionis dan ruang latihan, ia sempat menatap Arkan sebentar. Pukulan, teriakan, dan amarah itu… seolah jadi pertunjukan yang diam-diam ia nikmati.

1
kaylla salsabella
ya Alloh tegang banget aku semoga Xander berhasil
Nona Jmn: Rawr🐯🤣😄🫡
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut Thor
Nona Jmn: Besok, malam yah🤭.
Upnya, jam 00:01
total 1 replies
kaylla salsabella
ikut tegang aku xan
Nona Jmn: 😄😄😄😄😄🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
kaylla salsabella
hoooo aku mampir Thor😍😍😍
Nona Jmn: Selamat datang, semoga suka yah🫡🤭
total 1 replies
Najid Abdullah
terbaikkk..,mantappp....👍👍👍
Najid Abdullah
terbaik Thor.....seruu....lanjuttt....👍💪
Nona Jmn: Terima Kasih🫡
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!