NovelToon NovelToon
Gadis Dibalik Koma

Gadis Dibalik Koma

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sci-Fi / Misteri / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Caca4851c

Sinopsis:
Tertidur itu enak dan nyaman hingga dapat menjadi kebiasaan yang menyenangkan bagi banyak orang, namun jika tertidur berhari-hari dan hanya sekali dalam sebulan terbangun apakah ini yang disebut menyenangkan atau mungkin penderitaan..

Sungguh diluar nalar dan hampir mustahil ada, tapi memang dialami sendiri oleh Tiara semenjak kecelakaan yang menewaskan Ibu dan Saudaranya itu terjadi. Tidak tanggung-tanggung sang ayah membawanya berobat ke segala penjuru Negeri demi kesembuhannya, namun tidak kunjung membuahkan hasil yang bagus. Lantas bagaimanakah ia dalam menjalani kehidupan sehari-harinya yang kini bahkan sudah menginjak usia 16 tahun.

Hingga pertemuannya dengan kedua teman misterius yang perlahan tanpa sadar membuatnya perlahan pulih. Selain itu, tidak disangka-sangkanya justru kedua teman misterius itu juga menyimpan teka-teki perihal kecelakaan yang menewaskan ibu dan saudaranya 3 tahun yang lalu.
Kira-kira rahasia apa yang tersimpan..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca4851c, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 19

(Hari ke dua setelah bangun)

Tanpa sadar Aku menelusuri lorong panjang yang ada di dalam Rumah ini, lebih tepatnya di lantai 4.

Meski remang-remang cahaya penerangan yang ada di lorong atas ini tetap tidak bisa menghalangi tajamnya penglihatanku.

Semakin lama Ku berjalan, tiba-tiba secara samar-samar terdengar kebisingan dari salah satu kamar yang ada di sekitar sini.

Dengan mengandalkan ketajaman telingaku telisik suaranya dari satu kamar ke kamar lain.

Namun, lebih anehnya lagi ketika langkahku semakin mendekat suara bising tadi perlahan semakin kecil.

Ku hentikan langkahku sejenak dan Ku pejamkan mataku rapat-rapat, dalam ketenangan ini Ku mencoba untuk berpikir sejenak.

'Jika Aku semakin mendekat ke arah deretan bilik-bilik itu maka suara bising tadi semakin kecil, berarti kemungkinannya hanya satu yaitu suara itu berasal dari salah satu bilik yang ketika aku dekati pintunya hening tidak ada suara apapun'

Hanya berbekal sebuah feeling yang belum tentu, Ku langkahkan lagi kaki jenjangku ke arah bilik-bilik yang ada di depan sana.

Ketika langkahku semakin dekat dengan bilik yang bernomor 18 itu, suara bising tadi semakin menghilang perlahan-lahan.

Semakin yakin pula Aku bahwa bilik itulah tempatnya. Tanpa berlama-lama lagi Ku percepat langkahku ke bilik nomor 18.

Benar saja, tatkala diriku berada tepat di depan pintu dengan nomor 18 ini, suara kebisingan yang Ku dengar tadi langsung senyap seketika.

Sekali lagi Ku pertajam pendengaranku dengan menempelkan telingaku di depan pintu yang tertutup ini.

'Benar-benar hening'

Meski terkesan tidak ada suara sama sekali, namun ruangan ini sepertinya sungguh menipu. Pasalnya auranya sangat berbeda dari ruangan-ruangan lainnya.

Dengan agak ragu Ku putar kenop pintu yang ternyata tidak dikunci, perlahan ku buka pintunya dan tidak Ku dapati Seorang pun di sana.

Di dalam ruangan ini hanya ada beberapa barang tidak terpakai yang tampak usang saja dengan banyak debu dan sarang serangga yang menyelimutinya.

Beberapa barang tampak ditutupi oleh kain-kain yang bewarna putih, kecuali sebuah lemari usang yang masih berdiri dengan kokohnya di depan sana.

Dengan perlahan Aku masuk lebih dalam ke ruangan ini yang begitu minim pencahayaannya. Begitu pula dengan udara dingin di sini yang menyeruak menusuk hingga ke tulang-tulang.

'Aneh sekali, Aku yakin suara bising tadi pastinya berasal dari sini. Tapi, di sini jelas tidak ada siapa-siapa', batinku bingung.

Ku telusuri segala penjuru ruangan ini, namun tidak ada yang terlihat aneh menurutku kecuali pintu lemari yang terbuka dan juga jendela kamar ini yang juga terbuka lebar.

Tanpa menunggu lebih lama lagi segera ku hampiri jendela yang terbuka itu. Ku hentikan langkah kakiku tatkala sudah berada tepat di depannya, tampak pemandangan hutan yang rindang di luar jendela yang terlihat lumayan tidak jauh dari Rumah besar ini.

Semilir angin yang membawa aroma pinus menerpa wajahku begitu kasar, pasalnya jika diingat-ingat lagi ruangan ini berada di atas lantai empat.

Belum sempat tanganku menyentuh ujung jendela untuk menutupnya, tiba-tiba saja Kurasakan sesuatu yang dingin jatuh ke atas tengkukku.

'DEG'

Dengan agak takut Kusentuh Sesuatu yang memiliki sensasi dingin dan basah di tengkukku itu, yang sepertinya sebuah cairan.

Ku tarik tanganku dan betapa terkejutnya diriku ketika menyadari bahwa cairan yang menetes ke atas tengkukku itu bewarna merah pekat dengan aroma anyir.

"Da-ddaarah.."

Secara perlahan dan was-was Ku arahkan pandanganku ke atas, dan benar saja Kulihat sesuatu yang menggantung di atap ruangan ini yang sialnya berada tepat di atas tubuhku.

Ku kerjabkan mataku berkali-kali guna  menyesuaikan dengan pencahayaan di ruangan ini, hingga semua tampak begitu jelas Sosok misterius dengan kulit putih pucat yang bersurai panjang dengan jubah hitam tengah bergelantung di atap ruangan ini. Dan lebih anehnya Sosok yang entah Laki-laki ataupun perempuan itu tersenyum manis atau bahkan mengerikan dengan ke dua taring di ujung kanan kiri giginya.

"Aaakkkhhhh", teriakku secara spontan.

Hampir saja tubuhku terjatuh ke lantai karena libung, untung saja segera Ku imbangi tubuhku dan beringsut menjauh darinya.

Sedangkan Sosok itu masih tetap tak bergeming dari posisinya sembari terus menatapku lekat dengan seuntai senyuman atau ejekkan apalah itu, yang jelas apapun itu tampak begitu menakutkan. Apalagi ternyata darah tadi berasal dari kedua taringnya itu yang tidak berhenti meneteskan darah hingga ke lantai-lantai saat ini.

"To-toloongg..", pintaku dengan suara begitu parau yang sepertinya tiada Seorang pun yang dapat mendengarnya apalagi untuk menolongku nanti.

'Tolong...siapapun Kumohon tolonglah Aku', teriakku dalam hati.

Tiba-tiba saja Sosok menyeramkan itu mulai bangkit dari posisinya itu dan meloncat dengan ringan hingga kini tengah berdiri tegak di atas lantai.

Sosok menyeramkan itu masih menghadapku dengan seringaian yang begitu menyeramkan, yang sontak saja membuatku beringsut mundur.

Karena terlalu terfokus padanya yang mulai berjalan mendekat ke arahku membuatku tanpa sadar membentur sesuatu dengan keras di belakangku karena sedari tadi terus mundur.

Ku tengok sekilas ke arah belakang ku yang ternyata sudah adalah tembok. Oh tidak, ternyata Aku salah berbelok tadi. Kini pintu keluar yang seharusnya Kutuju itu justru malah berada di belakang Sosok menyeramkan itu.

'Astaga bagaimana ini, tiidakkk..Aku gak mau mati mengenaskan di tangan Sosok Misterius itu'

Tanpa sadar air mataku turun begitu deras hingga membasahi ke dua pipiku. Sedangkan Sosok menyeramkan itu terus maju hingga jaraknya semakin dekat denganku.

'Oh tidakkk, apakah ini akhir hayatku?'

Tubuhku semakin lunglai dan kakiku sudah tidak bisa ditopang lagi hingga tubuh mungilku langsung terduduk ke atas dinginnya lantai ruangan ini.

Sebelum Sosok itu berjarak beberapa jengkal ke arahku, spontan saja Kupejamkan mataku secara pasrah untuk siap-siap dimakan olehnya.

Semenit

Dua menit

Tiga menit

Empat menit

Ku rasakan sebuah keheningan dan tidak terjadi apa-apa padaku, meski antara ragu dan takut Kuberanikan mata ini untuk membuka dan melihat apa yang sedang terjadi kini.

Ku dapati dirinya yang berjarak beberapa jengkal saja dariku itu, kini diam tak bergerak seperti ada sesuatu yang menahannya.

Dan tidak berselang lama, diriku dikejutkan oleh kemunculan Sosok Anak Laki-laki misterius dari arah belakang Sosok menyeramkan itu.

Antara lega dan ragu, Ku amati penampilan Anak Laki-laki itu yang sepertinya berusia sekisar delapan tahun dengan tampang 'Good looking', itu tampak imut dan tidak ada kesan-kesan menyeramkan atau membahayakan diriku.

Sontak Anak Laki-laki itu tersenyum sekilas padaku sebelum akhirnya perjalan mendekatiku dan menarik tanganku untuk berdiri dan ke luar dari ruangan ini.

Tanpa menyianyiakan kesempatan untuk lolos dari Sosok menyeramkan itu, Aku segera berlari mengikuti ajakan Anak Laki-laki itu untuk keluar.

Tetapi sebelum diriku melewati pintu keluar secara samar namun jelas sempat Kudengar rintihan Sosok menyeramkan itu.

"Tidak..tetaplah di sini Anakku"

1
Zainuri Zaira
andi sllu menghilangkan jgn sengaja biar ara celaka
Zainuri Zaira
bingung bacax
Caca4851c
Terimakasih/Smile//Pray/
Iolanthe
Happy banget!
🔍conan
Gemesin banget nih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!