NovelToon NovelToon
Marry Or Kill: My Husband

Marry Or Kill: My Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Balas dendam pengganti
Popularitas:18.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nadinachomilk

Dikhianati suami dan sahabatnya sendiri, Seraphine Maheswara kehilangan cinta, kepercayaan, bahkan seluruh harta yang ia perjuangkan. Malam itu, ia dijebak dalam kecelakaan maut oleh Darian Wiranata dan Fiora Anindya.

Namun takdir memberinya kesempatan kedua untuk kembali ke masa lalu. Kini, Seraphine bukan lagi wanita naif, melainkan sosok yang siap membalas dendam kepada paraa pengkhianat.

Di tengah jalannya, ia dipertemukan dengan Reindra Wirajaya, CEO muda yang perlahan membuka peluang takdir baru.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 BAR

Sera sudah ada di luar rumahnya suasana malam begitu dingin,Fiora yang melihat itu langsung nyelonong masuk.

Fiora menatap Sera dengan mata masih menyala kesal, bibirnya mengerucut.

"Kenapa sih kamu ga ngizinin aku masuk? Aku cuma pengen masuk sebentar" gerutunya, suaranya setengah marah.

"Sudahlah aku tadi ketiduran,yang melarang kamu masuk adalah kak Bima"ucap Sera datar.

"Kamu segitunya ga suka aku,dulu kamu aja selalu peduli sama aku"ucap Fiora memelas.

Sera hanya menatap datar,pikirannya masi teringat dengan bagaimana Darian dan Fiora ciuman di depan makamnya yang belum kering. Sera hanya mengangkat bahu, menahan emosinya di depan sahabat palsunya itu.

"Aku… aku nggak bisa maksa kakakku. Ayo, cepat masuk taksi sebelum dia keluar lagi" jawabnya singkat.

Di dalam taksi, keduanya duduk berjarak, hampir tidak saling menatap. Fiora memainkan ujung bajunya, sementara Sera menatap ke jendela, diam. Suasana terasa canggung, seolah ada dinding tipis yang memisahkan mereka, meski sama-sama tahu mereka sedang menuju hal yang sama.

Sopir menoleh sekilas di kaca spion. "Mau ke mana, Nona?" tanyanya.

"Ke bar di pusat kota"ucap Fiora cepat.

Sera hanya melirik sekilas,lalu kembali menatap ke arah luar jendela.

"Malas sekali aku harus semobil dengan pengkhianat" batin Sera kesal.

Mobil itu melaju cepat hingga sampailah mereka di depan bar pusat kota. Sera dan Fiora segera turun. Sera membayar kepada bapak taksi itu dan segera melangkahkan kakinya mengikuti Fiora.

"Kita mau ngapain kesini?"tanya Sera bingung.

"Tenanglah kita juga akan bertemu seseorang"ujar Fiora.

Sera dan Fiora melangkahkan kakinya masuk kedalam bar itu hingga sampailah mereka di sebuah ruangan VIP.

Begitu pintu VIP terbuka, Sera langsung mengerutkan kening. Bau alkohol menusuk hidungnya, musik berdentum lebih keras, dan Darian tampak tertawa lepas sambil merangkul dua wanita pelayan yang duduk di sisinya.

Sera segera memutar badan, niatnya jelas pergi dari tempat itu. Namun baru selangkah, pergelangan tangannya ditarik kasar.

"Lepaskan!" seru Sera kaget.

Darian bangkit, menarik Sera tanpa peduli tatapan Fiora ataupun para pelayan.

"Kita perlu bicara" ucapnya dingin, suaranya mengandung nada perintah.

"Lepaskan Darian sakit"Sera menggoyang goyangkan tangannya.

Genggaman Darian terlalu kuat. Sera diseret keluar ruangan VIP, melewati lorong sempit, hingga akhirnya berhenti di tempat yang agak gelap di sudut bar. Musik hanya terdengar samar, dan di sana Darian mendorong tubuh Sera hingga membentur dinding.

"Darian!" Sera menatapnya dengan mata melebar.

"Lepasin"Sera ingin pergi dari cengkraman Darian tetapi Darian dengan kuat menahan tubuh Sera.

Darian mendekat, kedua tangannya menahan bahu Sera. Napasnya berat, matanya tajam menusuk.

"Jangan pergi dariku lagi, Sera. Aku tidak mau ditinggalkan. Aku mencintaimu Sera"

Sera berusaha menghindar, memalingkan wajah, namun Darian semakin mendekat.

"Kamu tahu betapa aku menginginkanmu… aku ingin—" ia berhenti sejenak, lalu berusaha mendekatkan wajahnya, bibirnya nyaris menyentuh bibir Sera.

"Kamu gila Darian,lepaskan"teriak Sera.

"Kamu ini hanya milikku Sera dan hanya aku yang berhak menjadi milikmu" Darian tersenyum sinis menatap ke arah Sera.

"Aku bukan milikmu Darian,jangan gila" teriak Sera keras, tangannya mendorong dada Darian dengan sekuat tenaga.

"Diam Sera,kamu ini ga usa pura pura. Kamu dari dulu juga selalu cinta denganku" ucap Darian.

Tatapan Sera penuh penolakan, tubuhnya bergetar karena emosi.

"Kamu pikir aku ini siapa sampai bisa seenaknya kamu paksa? Aku bukan milikmu, Darian!"

Darian menatap Sera tanpa berkedip, matanya dipenuhi obsesi yang menakutkan.

"Kamu bohong, Sera. Hanya aku yang ada di hatimu. Kau bisa menyangkal sekeras apapun, tapi aku tahu hanya aku dihatimu"

Sera menggertakkan gigi, tangannya terus berusaha mendorong dada Darian.

"Omong kosong! Aku tidak pernah mencintaimu, Darian. Lepaskan aku!"

Namun Darian semakin memperkuat cengkeramannya, menahan kedua lengan Sera ke dinding. Tubuhnya begitu dekat, napasnya terasa hangat di wajah Sera.

"Berhentilah berpura-pura, Sera. Aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi. Kamu itu hanya milikku"

Sera meronta panik, matanya mulai memanas menahan air mata.

"Jangan berani-berani menyentuhku!" teriaknya dengan suara bergetar.

Darian tersenyum tipis, senyum sinis penuh keyakinan. Ia mendekatkan wajahnya, bibirnya semakin dekat dengan bibir Sera.

"Aku akan membuktikan kalau kamu masih menginginkanku"

Tepat sebelum bibir mereka bersentuhan, sebuah dorongan keras menghantam tubuh Darian.

"Cukup, Darian!" suara tegas menggelegar di lorong itu.

Darian terhuyung, terlepas dari Sera, dan menoleh dengan wajah terkejut. Di hadapannya berdiri Reindra, tatapannya tajam, penuh amarah yang ditahan. Tangannya masih terulur, jelas baru saja mendorong Darian menjauh dari Sera.

Sera terengah, bahunya bergetar hebat, segera menyandarkan tubuh ke dinding sambil menutup mulut dengan tangan, seakan baru saja selamat dari sesuatu yang mengerikan.

Reindra melangkah maju, berdiri di antara Sera dan Darian. Suaranya rendah namun mengandung ancaman.

"Jika kau sentuh dia sekali lagi, Darian, kau akan berurusan denganku"

Darian menyipitkan mata, rahangnya mengeras. "Jangan ikut campur, Reindra. Ini urusan kami berdua"

"Aku tidak peduli, Darian" potong Reindra cepat, nadanya dingin.

"Yang ada hanya obsesi gilamu. Sera tidak pernah jadi milikmu" ucap Reindra sambil menarik Sera.

"Reindra"ucap Sera lemas,hingga akhirnya tubuh Sera terjatuh ke dalam dekapan Reindra,kedua matanya menutup.

"Sera...Sera"panggil Reindra tetapi Sera tidak merespon.

"Lihat aja lain kali Darian"ucap Reindra tajam menatap ke arah Darian yang sudah terluka di wajahnya.

Reindra menatap wajah Sera yang pucat di pelukannya, dada Sera naik turun pelan, namun ia tak membuka mata. Ada rasa khawatir yang menusuk dadanya, membuat langkah Reindra terasa lebih cepat.

Dengan hati-hati, ia mengangkat tubuh Sera ke dalam gendongan bridal style. Aroma samar parfum Sera bercampur dengan wangi alkohol bar, membuat Reindra semakin menunduk, menatap wajah gadis itu.

"Tunggu ya, Sera aku akan melindungimu" bisiknya pelan, seakan takut suaranya akan membangunkan Sera terlalu cepat.

Tatapan para pengunjung bar mengikuti langkah Reindra, sebagian berbisik-bisik, tapi ia tak peduli. Yang ada di pikirannya hanya membawa Sera menjauh dari tempat itu secepat mungkin.

Begitu keluar dari bar, udara malam yang lebih sejuk menyambut mereka. Lampu kota berkelip-kelip, angin malam menyapu rambut Sera yang jatuh ke bahu Reindra.

Reindra menunduk sedikit, membenarkan posisi kepala Sera agar lebih nyaman di dadanya. Ada kelembutan yang jarang ia tunjukkan, namun malam itu, semua perhatian dan kepeduliannya hanya untuk Sera.

Langkahnya terus terarah menuju mobil hitam yang terparkir tak jauh. Ia membuka pintu dengan satu tangan, lalu menurunkan Sera dengan hati-hati, membaringkannya di kursi penumpang. Namun, sebelum melepasnya sepenuhnya, ia menahan sejenak memandang wajah Sera dari dekat.

"Kenapa harus kamu yang selalu bikin aku khawatir begini" gumamnya lirih, jarinya menyibakkan helai rambut yang menutupi pipi Sera.

Sera bergerak sedikit, meski masih tak sepenuhnya sadar. Suara pelan keluar dari bibirnya, nyaris tak terdengar.

"Rei.."

Hati Reindra bergetar mendengar namanya dipanggil dengan nada selembut itu. Ia menunduk, bibirnya hampir menyentuh kening Sera, tapi ia menahan diri. Hanya sebuah kecupan ringan di rambut Sera yang akhirnya ia berikan, singkat namun penuh makna.

Setelah itu, ia menarik napas panjang, lalu menutup pintu pelan. Duduk di kursi pengemudi, ia menyalakan mesin mobil dan melirik sebentar ke arah Sera yang tertidur di sampingnya.

1
kriwil
bangkit lagi buat balas dendam knp karakter sii sera ini di buat lebay kek anak anak baru kenal sama lawan jenis saja
kriwil
sebelum mati dan mengulang kembali udah di porot8n di manfaatin suami dan sahabat ,harusnya si sera di kehiduoan kedua jangan nglakuin hal yang sama ngeluarin uang buat temen kawan atau siapa pun apa lagi laki laki di tambah lagi sok nyamar anak sopir
Putrii Marfuah
plot twist
💞DARRA💞💖
ditunggu lanjutannya kak 😍
Nadinachomilk: sudah ya kakak❤️❤️
total 1 replies
kalea rizuky
hahaha kapok duo benalu
kalea rizuky
baru baca uda emosi
Intan Marliah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!