NovelToon NovelToon
Antagonis Cantik Tawanan Mafia Kejam

Antagonis Cantik Tawanan Mafia Kejam

Status: tamat
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Mafia / Obsesi / Fantasi Isekai / Reinkarnasi / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 5
Nama Author: MTMH18

Lala mengalami kecelakaan yang membuat jiwanya terjebak di dalam raga seorang antagonis di dalam novel dark romance, ia menjadi Clara Shamora yang akan mati di tangan seorang mafia kejam yang mencintai protagonis wanita secara diam-diam.

Untuk menghindari nasib yang sama dengan Clara di dalam novel, Lala bertekad untuk tidak mengganggu sang protagonis wanita. Namun, ternyata ia salah langkah dan membuatnya diincar oleh malaikat mautnya sendiri—Sean Verren Dominic.

“Sekalinya milik Grey, maka hanya Grey yang bisa memilikinya.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MTMH18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian dua

Clara tidak percaya kalau dirinya akan bertemu dengan Sean secepat ini, mendadak ia menjadi takut saat mengingat betapa kejamnya Sean.

“Ada apa?” Tanya Sean saat melihat getaran ketakutan dari mata hijau gadis di hadapannya.

“Tidak jadi, kau bisa langsung pulang!” Kata Clara yang mengusir pria itu secara halus.

“Aku masih terluka dan tidak boleh banyak bergerak, jadi aku akan menginap di sini,” Sean kembali merebahkan tubuhnya di sofa.

“Tidak bisa! Kita tidak saling mengenal—”

“Ini sebagai bayarannya!” Tiba-tiba Sean menyodorkan sebuah kartu berwarna hitam.

Clara terdiam cukup lama, kartu yang diberikan pria itu bisa digunakan untuk kebutuhannya. Clara dengan ragu menerimanya, tidak apa-apa kalau semalam Sean menginap di apartemennya.

“Aku lapar,” ucapan pria itu membuat Clara tersadar kalau dirinya juga belum makan malam.

“Tunggu sebentar!” Gadis itu beranjak ke dapur, ia tadi sempat melihat dua bungkus pasta.

Sean memperhatikannya, ia cukup mengenal sosok Clara yang merupakan putri dari salah satu rekan kerja keluarganya. Namun, baru kali ini mereka bertemu secara langsung.

Sean mendengar suara panik dari salah satu orang kepercayaannya, ia mematikan sinyal di jam tangan canggihnya. Untuk malam ini, Sean ingin tetap tinggal di apartemen kecil milik Clara.

“Clara Shamora,” gumamnya dengan seringai tipis.

Sean tidak menyangka kalau gadis itu bisa mengobatinya, bahkan jahitan di perutnya terlihat lebih rapi dari dokter pribadinya.

Pria itu sengaja memberikan salah satu kartunya, karena dengan kartu itu—Clara bisa mudah ditemukan.

“Aku menyukainya,” seringai Sean yang mulai tertarik dengan gadis itu.

Mata birunya melirik ke arah dapur yang sedang memperlihatkan sosok Clara yang tengah membuatkan makan malam, ternyata gadis itu sangat pandai memasak.

“Dia tidak seperti yang dibicarakan Gabriel,” Sean pernah mendengar cerita Gabriel tentang adik perempuannya yang sering membuat masalah.

“Apa mereka sengaja membuat cerita buruk tentang Clara?” Sean masih memperhatikan gadis itu.

Melihat kelihaian Clara, pria itu semakin ingin mengenalnya. Meskipun Sean sedikit tertarik dengan saudara angkat Clara yang bernama Bella, tetapi saat bertemu dengan Clara… pria itu lebih penasaran dengan gadis yang sudah menyelematkannya.

Sean memejamkan matanya, saat Clara sudah selesai dan berjalan ke ruang tamu. Gadis itu menaruh dua piring pasta yang masih panas, ia kembali ke dapur untuk mengambil minuman dingin.

Sean merasa semakin lapar saat hidungnya menangkap aroma nikmat dari pasta yang dimasak Clara, tetapi pria itu masih memejamkan matanya.

“Kak Sean—”

Clara menghentikan ucapannya saat melihat Sean tertidur, gadis itu memperhatikan wajah tampan Sean. Tidak terlalu menyeramkan, tetapi Sean adalah seorang mafia kejam yang akan membunuhnya.

‘Dia sangat tampan, tapi dia begitu kejam.’

Clara masih takut berdekatan dengan pria itu, tetapi ia sudah menerima kartu hitam yang diberikan Sean.

“Kak Sean bangun!” Gadis itu mengguncangkan bahu Sean dengan pelan.

Pria itu membuka matanya, membuat Clara sedikit terkejut. Namun gadis itu tetap tersenyum, ia tidak akan menunjukkan rasa takutnya kepada Sean. Clara hanya tidak ingin membuat pria itu curiga kalau dirinya sudah tahu siapa sebenarnya Sean yang merupakan Grey.

“Di dapur hanya ada pasta, jadi kita makan pasta,” gadis itu menyerahkan salah satu piring yang berisi pasta buatannya.

Sean menerimanya, sebab ia sudah kelaparan. Clara menghela napas lega, saat pria itu memakan pasta buatannya dengan lahap.

Gadis itu juga ikut makan, karena ia kelaparan. Sebisa mungkin Clara menahan rasa takut, saat menyadari tatapan tajam Sean mengarah kepadanya.

“Ada berapa kamar di sini?” Pertanyaan itu membuat Clara tersedak.

Dengan terburu-buru, gadis itu meneguk minumannya untuk meredakan rasa sakit di tenggorokannya. Sean hanya menatapnya, ia tidak mengerti kepada Clara bisa tersedak, padahal ia hanya bertanya hal yang biasa.

“Untuk apa Kakak menanyakan kamar?” Tanya gadis itu.

“Tidak mungkin aku tidur di sofa yang kecil ini!” Sean tiba-tiba berdiri, membuat Clara panik dan ikut berdiri.

“Di sini hanya ada satu kamar dan kamarnya sangat kecil,” kata gadis itu sambil menghalangi Sean yang hendak menuju ke kamarnya.

“Aku sudah membayarmu, jadi aku yang tidur di kamar.”

Dengan mudah pria itu menggeser tubuh Clara, belum sempat gadis itu melayang protes… pintu kamarnya sudah ditutup.

“Hanya satu malam,” gumam Clara yang memilih mengalah, daripada dibunuh.

...***...

Jam dua dini hari, Sean keluar dari kamar Clara. Pria itu tidak bisa tidur, karena kamarnya sangat sempit.

“Dia tidur di sofa?” Sean melangkah ke arah sofa yang menjadi tempat tidur Clara.

Belum sempat pria itu menyentuh pipi Clara, tiba-tiba pintu dibuka dari luar. Sean menatap sang pelaku yang tak lain adalah orang kepercayaannya.

“Jangan berisik!” Kata Sean dengan tatapan tajamnya.

Sean melangkah ke arah orang kepercayaannya yang bernama Elios, ia mendorong tubuh Elios agar keluar dari apartemen Clara.

“Kau bisa menjemputku besok! Dan hubungi pihak yang memegang apartemen ini, aku ingin membelinya!” Titah Sean.

“Baik, Tuan.” Elios menunduk hormat.

“Tapi bagaimana dengan luka Anda?” Elios khawatir dengan luka di perut sang tuan.

“Clara sudah mengobatinya, bahkan lebih rapi dari dokter pribadiku,” jawab Sean sambil melirik Clara yang sedang meringkuk kedinginan, karena tidak memakai selimut.

“Kau urus sisanya!” Setelah mengatakan itu, Sean kembali masuk ke dalam dan mengunci apartemen Clara.

Pria itu melangkah ke sofa, ia menatap lekat wajah cantik Clara. Ternyata lebih cantik dari Bella, pantas saja Clara tidak pernah dibawa ke acara-acara penting.

Melihat Clara yang kedinginan, Sean berinisiatif untuk memindahkan gadis itu ke dalam kamar. Meskipun perutnya terluka, tetapi pria itu tidak mempermasalahkannya—karena ada Clara yang akan mengobatinya.

Meskipun tempat tidurnya tidak besar, tetapi cukup untuk dua orang. Sean yang mengantuk, memilih untuk tidur di sebelah Clara yang langsung memeluknya untuk mencari kehangatan.

...***...

Clara membuka matanya yang terasa berat, ia masih mengantuk, tetapi cahaya terang dari jendela sangat menganggu.

“Akh!” Gadis itu memekik kaget saat sepasang tangan kekar memeluk perutnya.

Clara menoleh ke belakang, dan betapa terkejutnya ia saat melihat wajah Sean yang begitu dekat.

“Ck, kenapa kau sangat berisik?” Decak pria itu yang merasa kesal dengan suara cempreng Clara.

“Kakak kenapa bisa tidur di sini?” Tanya Clara yang lupa tentang semalam.

“Seharusnya kau berterima kasih, karena aku sudah memindahkanmu ke kamar,” itu jawaban Sean.

Clara langsung turun dari tempat tidur, ia melihat penampilannya yang ternyata masih lengkap. Gadis itu menghela napas lega, ia mengikat rambut panjangnya, sebelum memasuki kamar mandi.

Sejak tadi Sean memperhatikannya, pria itu sempat terpesona dengan penampilan Clara yang sedang mengikat rambutnya.

“Sepertinya kau berhasil membuatku tertarik, Clara.”

Bersambung…

1
my+ng
/Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Ayla Anindiyafarisa
nyari penyakit si mantan
Ayla Anindiyafarisa
gak guna penyesalan kalian
Ayla Anindiyafarisa
laki laki pengecut....g usah menyesal g penting penyesalamu
Ayla Anindiyafarisa
Bella tu ular berkepala dua sih menurutku
Ayla Anindiyafarisa
akupun sudah tertarik dengan ceritamu thor
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
bingung juga kalo clara pembawa sial dia udah pergi jauh lho dr kalian masa kalian masih sial brati kalian sial nya bukan karena clara 🤣
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
si kocak bilang clara main belakang, drpd ngana main nya terang2an sama bella 😌 beli kaca gih sono
Nana Niez
untung Clara pinter g cengeng
Я убью тебя
Imut banget sih, sean... Claranya boleh buat aku enggak?.. Mau aku culik...☺
Я убью тебя
Bener tuh, beraninya sama perempuan sekalian lawan Sean sana!... Palingan langsung mati di tempat lu Aaron gegara di bunuh sama sean...
Я убью тебя
Rasain tuh, langsung doblle kill...
Я убью тебя
Padahal lu yang emang ngerebut tunangan orang beg*!... 😤
Я убью тебя
Ngehayal mulu nih bocah..
Я убью тебя
Bodoh nye...
Я убью тебя
Padahal laki-laki tapi mulut ember tenyata...
Arsyila Syafika
👍👍
Lusianina
OMG TAMAT??? Novelnya keren bgt aku suka, alurnya kuat ga bertele2, tokohnya jg tegas ga menye2, thanks thor sehat selalu ya biar bisa bikin karya2 yg keren ini❤️
Lusianina
ini lucu bgt sih🤣😭🤣😭
Atoen Bumz Bums
pas skidadap nyebut nama cewek Laen
siapa yg gak sakit hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!