"Mulai malam ini kamu milikku, aku suka 45imu yang manis itu." ujar Kael sambil tersenyum miring.
"Hey kamu bilang anakmu tapi ini apa? Kau berbohong padaku om jelek!" jawab Vanya dengan raut wajah kesalnya.
"Sssttt! diam dan jangan banyak bicara, elus kepalaku!" titah Kael mengusap lembut pipi gemoy Vanya.
>>Mau tau kelanjutannya? simak terus dan jangan skip bab, karna di setiap bab ada kejutannya💥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lirien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cacing Alaska Terbangun
Tentu saja Mama Rosse langsung tersenyum miring, "bagus, dengan begini semua akan semakin gampang. Tinggal tunggu waktu buat nyelesaiin semuanya." ujarnya di dalam hatinya.
"Kamu tau kemana perginya Vanya sekarang?" tanya Papa Arka pada istrinya.
"Gak tau mas, kan Vanya gak pernah bilang. Udahlah gak papa namanya juga anak muda, mungkin Vanya masih suka seneng-seneng sama temennya di luar sana." ujar Mama Rosse, padahal dalam hatinya sudah banyak rencana licik yang tertata rapi.
"Lihat aja kalau pulang nanti, hukuman menantimu Vanya...!" ujarnya sambil mengepalkan kedua tangannya.
Dengan cepat Papa Arka langsung pergi dari sana, ia sekarang menuju ruang kerjanya.
"Lidya, kenapa anakmu jadi seperti ini? kau ini memang tak becus mendidik anak, menyesal aku punya anak dari kamu, atau jangan-jangan Vanya memang bukan anak kandungku hmm, sialan kenapa kamu harus mati, kembalilah Lidya. Aku....aku masih mencintaimu sayang." ujar Papa Arka dengan suara lirihnya.
Sungguh kali ini air matanya keluar dengan derasnya. Ya Lidya adalah istrinya yang telah tiada, dia adalah Mama kandung Vanya.
"Aku janji kalau sampai Vanya terbukti bukan anak kandungku aku akan membunuhnya." ujarnya dengan raut wajah kesalnya.
Sungguh emosinya membuatnya jadi tak terkendali seperti ini.
"Sadarlah Arka, jangan gila. Vanya itu anakmu bodoh!" makinya pada dirinya sendiri.
Dengan cepat Mama Rosse langsung masuk ke dalam kamarnya, sungguh selama ia menikah dengan Arka, ia sama sekali belum pernah disentuh.
"Sial, kalau kaya gini terus aku bisa gila gak mungkin kan setiap lagi pengen gini harus sewa cowok lain, kalau ketahuan bisa langsung di cerai kan sama Mas Arka." ujarnya dengan raut wajah kesalnya.
Ya pernah ia hampir disentuh namun tak jadi karena Mas Arka mual. Padahal dirinya tak bau sama sekali, sialnya ia harus menuntaskan keinginannya sendiri di dalam kamar mandi.
"Ouhh shh yeahh terus Mas....!" jerit Rosse di dalam kamar mandi.
Ya beginilah rumah tangga tanpa adanya cinta dari suaminya.
Sedangkan di mansion mewah milik Kael kini tengah bersitegang dengan Vanya.
"Mau lo apa sebenarnya?" tanya Vanya dengan suara lirihnya.
Sungguh ia merasa hidupnya sudah tak ada artinya lagi sekarang. Gimana enggak, aset pribadinya bagian atas tadi di remes keras oleh lelaki di depannya ini.
"Mau ku kamu jadi istriku." jawab Kael dengan entengnya seakan ia tak ada salah sedikitpun.
"Hey kita ini gak saling kenal, bisa enggak usah ganggu satu sama lain. Kalau lo masih dendam sama gue soal kecelakaan kemarin gue minta maaf tapi tolong sampai sini aja masalah kita. Hidup gue udah hancur jangan nambahin!" ujar Vanya panjang lebar dengan raut wajah frustasinya.
Tentu saja Kael langsung terdiam, ia menatap Vanya yang nampan tak tenang di atas pangkuannya itu.
"Bisa gak sekali aja nurut, salah sendiri udah buat aku segila ini. Kamu harus tanggung jawab, jadi terima saja kalau hidup kamu sekarang hanya akan ada aku, aku dan aku." ujar Kael dengan suara seraknya.
Tangan kanannya ia gunakan untuk merapikan rambut panjang Vanya yang menghalangi wajah cantiknya itu.
Air mata Vanya akhirnya luruh seketika, "LO TAU OM GUE UDAH GAK PUNYA MAMA, BISA GAK JANGAN BIKIN BEBAN DI HIDUP GUE! MINGGIR GUE MAU PULANG. LO CUMA BISA NAMBAH MASALAH GUE....!" teriak Vanya dengan kerasnya.
Ia mencoba berontak dari Kael, namun ia masih kalah kuat dengan cengkraman tangan kekar Kael.
"Aku tau semuanya, termasuk siapa pembunuh Mamamu itu." bisik Kael yang membuat Vanya langsung menegang.
"Lo...lo jangan bohong om, jangan bawa-bawa Mama gue kalau lo gak tau apa-apa." ucapnya dengan marah.
"Vanya Laraysa Montgomery anak dari Arka Montgomery sana Lidya Montgomery. Setelah kematian Mamamu, kau punya itu tiri lagi namanya Rosse, benar buka....?" sahut Kael sambil menarik turunkan kedua alisnya.
DEG....!
"Dasar penguntit gila!" ujar Vanya yang ketakutan.
Sungguh lelaki di depannya ini bukan orang biasa, yang jelas sekarang seluruh tubuhnya merasa bergetar.
"Hey... jangan takut. Aku janji kalau kamu nurut kamu akan aman, aku gak akan sakitin kamu." ucap Kael dengan suara lembutnya.
"Gak, lepasin gue sekarang. Gue mau pulang. Lo cuma orang asing yang dengan murahannya masuk ke hidup gue. Lo gak lebih dari sam....emhhh...."
Ucapan Vanya terpotong oleh ciuman Kael.
"Jangan pancing emosi aku, kesabaranku hanya setipis tisu. Bisa aja aku langsung melemparmu dari balkon itu." ujar Kael sambil menunjuk balkon setinggi 7 meter itu.
Bisa dipastikan langsung meninggal kalau jatuh ke sana.
"Sial, nih orang gak bisa di lawan. Gue harus apa sekarang. Oh iya hp gue masih aman. Kali aja Calista bisa bantuin gue." ujar Vanya di dalam hatinya.
Saat Kael lengah, Vanya mencoba mengambil ponsel di sakunya. Namun Kael langsung mengambilnya.
"BALIKIN PONSEL GUE OM....!" teriak Vanya dengan marah.
"Aku masih 24 tahun, buka mata kamu. Apa perlu aku congkel dari tempatnya, hmm?" ujar Kael dengan nada dinginnya.
Tentu saja Vanya hanya bisa terdiam sekarang.
"Panggil aku mulai hari ini. Sekali lagi kamu panggil aku om, aku akan buat kamu hamil beneran. Vanya Laraysa Garamosador." bisik Kael sambil mengusap lembut pinggul Vanya.
"Gak...gak mau, jangan lakukan hal bodoh itu. Gue bukan cewek murahan yang bisa lo pakai seenaknya. Gue Vanya Laraysa Montgomery menjunjung tinggi derajat seorang wanita." sahut Vanya dengan penuh tekad bulatnya.
"Bullshit! Lihat aku, kita akan menikah nanti, jadi apapun yang ada di tubuh kamu itu semua udah jadi milikku. Ini kenyataan jangan membantahnya." jawab Kael, kali ini Vanya tak berani menjawab lagi.
Ya jelas aja gak berani karena Kael menodongkan revolver pada lehernya. "Katakan bahwa kamu milikku, jika tidak peluru ini akan menembus kepalamu." ujar Kael sambil tersenyum miring.
Kedua mata Vanya langsung terbuka lebar. "Gak ma...."
"Satu..."
"JANGAN GILA KAEL....!" teriak Vanya dengan kerasnya.
Sungguh ia takut sekarang, bukannya apa, ia takut jika lelaki di depannya ini benar-benar membunuhnya.
DORR!
"AAARGHHH.....!" teriak Vanya saat Kael menembak vas bunga di belakangnya.
"Duaa...."
"Iya iya, gue milik lo!" jawab Vanya cepat.
"Tig....."
"VANYA MILIK KAEL.....!" teriak Vanya dengan kerasnya, ia tak punya pilihan lain kali ini.
Daripada nyawanya melayang mending cari aman dulu. "Sialan, harga diri gue hilang sekarang, awas aja nih orang kalau lengah nanti bakalan gue hajar habis-habisan." ujar Vanya di dalam hatinya penuh dendam.
"Pukul aku sekarang kalau berani...." bisik Kael sambil menatap tajam Vanya.
"Lo....lo....."
"Aku kamu sayang bukan lo gue!" potong Kael dengan tegas.
"Kamu cen...."
"Aku bukan cenayang....kiss me baru aku lepasin." potong Kael lagi.
Kali ini Vanya merasa tak nyaman sungguh ia menduduki sesuatu yang keras, tentu saja ia sangat takut kali ini.
"Kenapa, kamu takut? jangan takut, kenalan ya biar jinak sama kamu." bisik Kael dengan suara seraknya.
"HUAAAA CACING ALASKA......!"
KK, percepat dong semua masalah atau musuh apalah itu yang buat arghhhh itu nggak bahagia keluarga Vania dan KL pengen banget nengok orang itu bahagia tanpa beban tapi ya walaupun cuma bisa baca aja aku nengoknya hihi 😭😭
sumpah suka banget sama karakter Vanyany. cewek badassss abisss🔥🔥🔥