3 tahun menikah, Yusuf selalu bersikap dingin terhadap Hazel.
namun saat Hazel memutuskan untuk pergi, Yusuf seperti orang gila mengejar cinta sang istri mati-matian.
Ikuti kisahnya hingga akhir ya!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan terlena
Dada Hazel naik turun seiring dengan nafasnya yang terengah-engah. Wanita itu kelelahan melayani sang suami sampai 3 ronde.
Hal yang bahkan tidak pernah Hazel lakukan disaat malam pertama mereka dulu.
Cairan sisa percintaan kedua insan manusia itu masih berceceran di atas Wastafel tempat Yusuf dan Hazel bercinta beberapa saat yang lalu.
"Apa kau sudah puas?" tanya Hazel pada sang suami yang sedang sibuk membantu merapihkan pakaiannya.
Hazel tak punya tenaga untuk melakukan hal itu sendiri.
"Aku belum puas! Tapi kita tidak akan melakukannya lagi di sini. Kita lanjutkan saja di rumah." balas Yusuf dengan wajah datar nyaris tanpa ekspresi apapun.
"Aku tidak mau kembali ke rumahmu! Aku ingin kita bercerai!"
Hazel tidak mau menginjakan kakinya di rumah Yusuf lagi, terlalu banyak kenangan yang menyakitkan hatinya.
"Jangan katakan tentang perceraian lagi! Karna sampai kapanpun kita tidak akan pernah bercerai!" ucap Yusuf.
Hazel tersenyum sinis mendengar perkataan pria itu, orang yang tidak tahu masalah dalam rumah tangga mereka pasti akan mengira kalau Yusuf sangat mencintai Hazel sampai tidak ingin berpisah.
"Kenapa kau melakukan semua ini padaku mas? Kenapa kau mengikat aku di saat aku ingin lepas darimu?" tanya Hazel dengan wajah mengiba.
Ada begitu banyak pertanyaan menyesakan hati Hazel, tapi kata-kata itulah yang berhasil terucap.
"Menurutmu?" Yusuf balik bertanya, kedua tangannya sibuk memasangkan kancing kemeja sang istri yang beberapa jam yang lalu ia buka dengan cara paksa.
"Kau pasti sudah mulai jatuh cinta padaku kan mas? Karna itu kau tidak mau melepaskan aku." tebak Hazel penuh harap.
Dalam hati kecilnya, Hazel masih berharap bisa membuat pria itu jatuh cinta kepadanya.
"Ck, kau itu percaya diri sekali!" Yusuf tertawa mengejek melihat sikap Hazel yang terlampau percaya diri.
"Kalau bukan karna jatuh cinta padaku? Lalu apa alasanmu tidak ingin berpisah denganku?"
Hazel merasa perasaannya sedang dipermainkan.
"Bukannya menikah denganku adalah keinginanmu sendiri? Jangan kau pikir aku tidak tahu apa yang sudah kau lakukan pada Zayn, sampai Zayn tidak bisa datang tepat waktu ke pesta pernikahannya sendiri!"
Yusuf mengangkat dagu Hazel, netra coklatnya menatap Hazel degan begitu dalam. Seakan tatapan itu bisa menusuk sampai ke jantung.
Glek!
Hazel menelan salivanya dengan susah. Jantungnya berdetak begitu cepat.
"Tidak mungkin mas Yusuf tahu apa yang sudah aku lalukan pada Zayn. Itu pasti hanya akal-akalannya saja untuk menekanku." batin Hazel.
Zayn sampai rela mempertaruhkan nyawanya sendiri, hanya demi memenuhi permintaan Hazel yang menginginkan buket bunga di pernikahan mereka nanti memakai bunga-bunga langka yang tumbuh di tebing curam.
Aksi nekat Zayn membuat dirinya terperosok dari atas tebing dan sempat dinyatakan hilang. Zayn baru ditemukan selang beberapa hari kemudian di dasar jurang dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Karna Zayn tidak bisa datang tepat waktu di pesta pernikahannya dengan Hazel, pihak keluarga terpaksa meminta Yusuf menggantikan Zayn untuk menikahi Hazel.
Saat itu pihak keluarga belum ada yang tahu apa yang terjadi pada Zayn.
Setelah Hazel dan Yusuf resmi menikah, barulah Zayn berhasil ditemukan.
"Apa yang kau pikirkan? Menyesali sesuatu?" tanya Yusuf dengan nada meledek.
"Tidak, aku tidak menyesali apapun. Kalau waktu bisa diputar kembali, aku akan tetap mengambil keputusan yang sama." ucap Hazel.
Sejak kecil Hazel memang sudah mengagumi Yusuf, hanya saja Yusuf selalu bersikap dingin pada Hazel karna Yusuf tahu kalau Zayn sangat mencintai wanita itu.
"Cepat rapihkan rambutmu, jangan sampai orang-orang mengira kalau aku telah menyiksamu!" titah pria berwajah dingin itu.
"Memang kau sudah menyiksaku sampai kesulitan berjalan seperti ini. Dasar brengsek!" rutuk Hazel yang lagi-lagi hanya bisa ia ucapkan dalam hatinya.
"Ayo," Yusuf mengulurkan tangannya pada sang istri untuk membantunya berjalan.
"Aku bisa sendiri!" namun Hazel menepisnya dengan kasar.
Sepasang suami istri itu berjalan beriringan menuju pintu keluar toilet.
Begitu pintu terbuka, Hazel dibuat terkejut dengan potongan pita warna warni yang berterbangan di udara, disambut dengan suara letusan kembang api yang meriah.
"Selamat ulang tahun nyonya." ucap seorang pelayan Kaffe dengan kue ulang tahun untuk Hazel di tangannya.
"Aku tidak ulang tahun, hari ulang tahunku sudah lama lewat."
Hazel berpikir pelayan Kaffe tersebut telah salah memberi kejutan pada orang.
"Mereka tidak salah orang, ini semua memang sudah aku persiapkan untukmu." beritahu Yusuf dengan nada meyakinkan. Dahi Hazel mengkerut karna masih merasa bingung.
"Anggap saja kejutan kecil ini untuk mengganti makan malam kita yang terlewat malam itu. Aku tahu semua salahku hingga membuatmu marah sampai seperti ini, aku berjanji hal itu tidak akan terulang lagi." ucap Yusuf sembari berlutut di hadapan sang istri.
"Mas, apa kau baik-baik saja? Apa kepalamu terbentur sesuatu?"
Hazel memeriksa suhu tubuh di dahi Yusuf, kemudian membandingkannya dengan suhu tubuhnya sendiri.
"Gak demam kok, tapi kenapa sikap mas Yusuf jadi aneh begini? Apa mas Yusuf kesambet sesuatu?" cicit Hazel.
"Berhenti main-main!" Yusuf menahan tangan sang istri yang akan memeriksa suhu tubuhnya kembali.
"Cepat tiup lilin ulang tahunmu sebelum terbakar habis!" Yusuf menunjuk ke arah kue ulang tahun Hazel dimana lilin diatasnya sudah hampir terbakar setengah.
"Jangan terlena Hazel, ini pasti hanya akal-akalan mas Yusuf saja supaya tidak jadi bercerai." peringati Hazel pada dirinya sendiri.
"Mas Yusuf pasti ingin balas dendam atas perbuatanku pada Zayn di masa lalu dengan cara mempermainkan perasaanku."
Bersambung