NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Sang Mafia

Terjebak Cinta Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Bad Boy / Gadis nakal
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: lirien

"Mulai malam ini kamu milikku, aku suka 45imu yang manis itu." ujar Kael sambil tersenyum miring.

"Hey kamu bilang anakmu tapi ini apa? Kau berbohong padaku om jelek!" jawab Vanya dengan raut wajah kesalnya.

"Sssttt! diam dan jangan banyak bicara, elus kepalaku!" titah Kael mengusap lembut pipi gemoy Vanya.


>>Mau tau kelanjutannya? simak terus dan jangan skip bab, karna di setiap bab ada kejutannya💥

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lirien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Raka Cari Mati!!

"Tadi katanya mau ngasih hukuman?" goda Vanya dengan suara seraknya.

Kael melirik sinis kekasihnya, "kamu gak asik kenapa gak bilang kalau lagi datang bulan hah?" kesal Kael.

"Loh kan wajah, aku gak hamil sayang." ujar Vanya sambil tertawa dengan kerasnya.

"Hey berani hamil bukan anakku awas aja, aku bunuh kamu nanti." ujar Kael dengan raut wajah kesalnya.

"Ishh harusnya aku lo yang marah marah kan aku yang pms, kok malah jadi kamu sih aneh banget." sahut Vanya sambil mengasup lembut kepala kekasihnya yang tiduran di atas dadanya.

"Sakit, pindah bantal dong jangan di atasku." omel Vanya.

"Gak mau, empuk di sini soalnya, sekalian mau nen salah sendiri malah bikin aku kesel." jawab Kael. Dengan cepat Kael langsung menaikkan kaos yang di pakai kekasihnya dan mencari sumber kehidupannya itu.

"Ahh enggak mau jangan nen sakit semua rasanya. Aku lagi pms loh itunya sakit." ujar Vanya sambil menggigit bibir bawahnya.

"Gak peduli, salah sendiri buat aku tegang malah gak bisa di masukin." sahut Kael tanpa di filter dulu ucapannya barusan.

Vanya dengan spontan langsung membungkam bibir Kael, "kamu tuh kaya gak pernah di sekolahin aja mulutnya." omelnya dengan kesal.

Otomatis asi Vanya kemana mana karna bibir Kael terlepas dari sana.

"Ouh, minggir tangannya ah lihat jadi kemana mana kan asinya." kesal Kael.

Sinar matahari pagi yang hangat mulai menembus jendela kamar, menerangi wajah Kael yang masih terlelap dalam mimpi. Vanya, dengan lembut, memandangi kekasihnya yang terlihat begitu damai.

Senyum kecil menghiasi bibirnya saat diamengingat bagaimana Kael tertidur semalam, menempel pada dadanya layaknya bayi yang membutuhkan rasa aman.

"Sial, imut banget sih kalau kayak gini kayak bayi dugong," gumam Vanya dengan nada yang penuh kelembutan dan sedikit tawa.

Setelah beberapa saat menikmati pemandangan tersebut, Vanya perlahan-lahan bangkit dari tempat tidur, berusaha keras untuk tidak membangunkan Kael.

Dia merapikan pakaian tidurnya dan melangkah ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Teflon dan wajan mulai dia panaskan, sambil sesekali melirik jam dinding. Dia tahu harus bergegas agar tidak terlambat ke sekolah.

Di dapur, Vanya menyiapkan omelet dan roti bakar, aroma makanan yang sedap mulai memenuhi ruangan.

Setelah semuanya siap, dia mengatur piring di meja makan, menyusun segalanya dengan rapi. Dengan perlahan, dia kembali ke kamar untuk membangunkan Kael. "Sayang, bangun. Sarapan sudah siap," bisik Vanya dengan lembut sambil mengusap rambut Kael yang berantakan.

Kael bergerak malas dan membuka matanya perlahan, senyum mengembang saat melihat Vanya di sampingnya.

"Good morning," ujar Kael dengan suara serak, masih terdengar sangat mengantuk. Dia duduk dan meregangkan tubuhnya, kemudian mengikuti Vanya ke meja makan.

Mereka berdua menikmati sarapan dalam keheningan yang nyaman, hanya sesekali diselingi tawa kecil dan cerita ringan.

Setelah selesai, Vanya berdiri dan mulai berkemas untuk berangkat ke sekolah. Dia mengambil helm dan jaket motor, serta mengunci semua pintu sebelum berjalan ke garasi.

Di garasi, motor Ducati hitam kesayangan mereka sudah terparkir rapi. Vanya memakai helm dan jaketnya, kemudian mendekat ke Kael yang sudah berdiri di depannya.

"Semangat ngantornya, aku sekolah dulu," bisiknya sambil memberi kecupan jarak jauh untuk Kael.

Kael hanya mengangguk dan memberikan senyuman penuh arti. "Hati-hati di jalan," ucapnya sambil meraih tangan Vanya, memberikan dukungan.

Dengan perasaan campur aduk antara rindu dan semangat, Vanya menaiki motor Ducatinya, melambaikan tangan pada Kael sebelum akhirnya memacu kendaraannya pergi meninggalkan rumah.

Jalanan pagi yang masih sepi memudahkan perjalanannya menuju sekolah, membiarkan pikirannya melayang pada kehangatan pagi tadi bersama Kael, yang kini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya.

"Bandel kali kamu kalau gak di turutin marah." ujarnya sambil terkekeh pelan.

Ia langsung mengkode anak buahnya untuk mengikuti kekasihnya itu.

Dengan cepat Kael langsung masuk ke rumah lagi, ia langsung memutuskan untuk mandi karna mau berangkat ke kantor pagi ini.

"Sial, udah mau jam 07.00 ternyata." ujarnya kesal.

Ia langsung mengambil kemeja putih dan memakainya, tentu saja atas pilihan Vanya tadi.

Pagi itu, kantor Arzhel mendadak tegang saat Kael, sang direktur, memasuki ruangan dengan langkah cepat dan tegas.

Wajahnya yang biasanya tenang kini terlihat keras dan penuh amarah. "Panggil divisi keuangan!" perintahnya pada Zan, sekretaris sekaligus sahabatnya yang sedang sibuk menata berkas di meja kerjanya.

Zan, yang terkejut dengan nada suara Kael, buru-buru mengangguk dan segera menghubungi divisi keuangan. "Kenapa Kael?" tanyanya dengan rasa ingin tahu yang mendalam.

"Penghianat pantas mati, cepat seret Gamar ke sini," jawab Kael dengan suara tegas yang tidak dapat ditawar lagi. Zan, meskipun bingung dan sedikit takut, tidak berani mempertanyakan lebih lanjut. Ia segera memenuhi perintah Kael.

Sementara itu, di ruang lain, Daryl, pegawai yang bertanggung jawab atas laporan keuangan, sedang menyiapkan data untuk rapat sore nanti.

Namun, suasana yang menegangkan di kantor membuatnya sulit konsentrasi. Ia bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres hari itu.

Tak lama kemudian, Gamar, kepala divisi keuangan, didorong masuk ke dalam ruangan Kael. Wajahnya pucat pasi, tangan dan kakinya gemetar karena ketakutan.

Zan menutup pintu ruangan, meninggalkan Gamar berdua dengan Kael yang masih berdiri dengan aura mengancam.

Kael menatap Gamar dengan mata yang menyala-nyala. "Kau telah mengkhianati perusahaan ini, Gamar. Kau telah mencuri uang perusahaan yang seharusnya untuk kesejahteraan semua karyawan di sini," ucap Kael dengan nada suara yang dingin.

Gamar mencoba membela diri, namun suaranya terdengar lirih dan tidak meyakinkan. "Tidak, tuan, saya tidak melakukan itu," elaknya, namun matanya tidak bisa menatap langsung ke mata Kael, tubuhnya sudah bergetar hebat.

Kael tidak percaya dengan penjelasan Gamar. Dengan gerakan cepat, ia menarik Gamar dari kursinya dan mendorongnya ke dinding.

"Jangan berbohong padaku, Gamar!" teriaknya. Dengan satu pukulan keras, Kael menghantam wajah Gamar. Teriakan kesakitan Gamar menggema di ruangan itu.

Tak puas hanya dengan itu, Kael mengambil pistol dari laci meja kerjanya. Dengan gerakan yang hampir tidak terlihat, ia menembak kepala Gamar.

DOR!

"ARGHHHH......!!" jeritan Gamar yang keras memecah kesunyian sebelum tubuhnya jatuh ke lantai, tak bergerak.

Kael menarik nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri setelah apa yang baru saja terjadi.

"Bereskan mayatnya," perintahnya kepada Zan yang berdiri terpaku di depan pintu, syok dengan kejadian yang baru saja ia saksikan.

Zan, walaupun masih mual, mengangguk dan segera menghubungi tim keamanan untuk mengurus jasad Gamar.

Sementara itu, Kael kembali ke meja kerjanya, mencoba untuk kembali fokus pada pekerjaan yang menumpuk, namun bayang-bayang peristiwa pagi itu masih menghantuinya.

"Sial, kenapa banyak sekali hama di kantorku ini, harusnya mereka kerja dengan benar. Apa kurang gaji yang ku kasih selama ini. Memang benar banar sialan!" ujarnya dengan kesal.

Bahkan kedua tangannya masih terkepal erat, demi apapun kekesalannya sudah di ambang batas.

Dulu pertama Gamar memakai uangnya ia tak masalah, tapi untuk kedua kalinya melakukan kecurangan tentu saja langsung ia sikat habis saja.

"Penghianat memang pantas untuk mati," ujarnya sambil tersenyum miring.

Daryl mendekat ke arah Kael, "semua udah siapa berkasnya, gak ada yang kurang atau salah sedikitpun. Lo kenapa sih marah-marah terus?" tanya Daryl yang mulai kepo.

"Bukan urusan lo sialan!" jawab Kael dengan ketus.

"Gue rebut Vanya baru tau rasa lo," celetuk Daryl yang mancing kemarahan Kael.

"Mau lo kasih apa?" tanya Kael enteng.

"Gue bisa ngasih cinta..." jawab Daryl dengan pd nya.

"Gembel, gue ngasih dia uang." sahut Kael sambil terkekeh sinis.

"Udah kalah telak lo anjir." ujar Fael yang baru aja tiba setelah menyeret mayat Gamar tadi ke mobil rekan kerjanya.

"Memang sialan bos lo." ujar Daryl dengan kesal.

"Mau Vanya ya lo harus lebih tampan, lebih kaya bahkan lebih segalanya dari gue." ujar Kael sekali lagi dengan sombongnya.

"Gue pelet Vanya kalau gitu." jawab Daryl yang sudah kehilangan akal untuk mengalahkan Kael.

"Gue penggal kepala lo, berasa bukan?" jawab Kael skakmat. Tentu Daryl langsung terdiam, ia selalu kalah omongan kalau dengan Kael.

Sedangkan Vanya baru saja melangkahkan kaki di halaman sekolah ketika tatapan sinis Kaila menyambutnya.

"Eh, si jalang udah sekolah," ucap Kaila dengan nada penuh penghinaan. Seperti pisau yang menyayat, kata-katanya itu mengiris hati Vanya.

Dengan wajah yang memerah dan tangan yang mengepal, Vanya membalas tatapan Kaila.

"Kenapa, takut kalah saing lo?" tantang Vanya dengan suara yang bergetar, mencoba menutupi rasa marahnya.

Di samping mereka, Tata yang menyaksikan adegan itu, bertepuk tangan kecil. "Vanya emang badas," puji Tata dengan senyum lebar. Namun, komentar itu malah memicu amarah Salsa yang berdiri disampingnya.

"Tata, lo temen kita atau teman Vanya sih!" kesal Salsa, matanya menyala menatap Tata yang tampak bingung.

"Hehe, Tata lupa," jawab Tata dengan nada polosnya, mencoba meredam situasi yang semakin memanas.

Tiba-tiba, Raka muncul dengan wajah cemas. "Vanya, kenapa aku telfon gak di angkat? Aku wa gak di balas?" tanyanya, suaranya penuh kekhawatiran.

Dengan tatapan dingin, Vanya memandang Raka sejenak sebelum menjawab, "Karna lo gak penting buat gue." Katanya ketus, membuat Raka terpaku di tempatnya, matanya memperlihatkan rasa sakit yang mendalam.

Kaila, yang mendengar jawaban Vanya, tertawa sinis. "Jalang, ga ada yang peduli sama lo kok sebenarnya!" ejeknya, mencoba menambah luka di hati Vanya yang sudah terluka.

Namun, di balik semua tatapan sinis dan kata-kata kasar itu, Vanya menyimpan kesedihan.

"Lo gak sepenting itu juga buat gue Kaila. Jalang teriak jalang gak malu lo hah?" tanya Vanya sambil terkekeh sinis.

Di dalam hatinya, dia bertanya-tanya, mengapa harus selalu ada pertikaian? Mengapa dia tidak bisa memiliki hari yang tenang di sekolah?

"SINI LO JALANG, GAK BERANI KAN LO SAMA GUA, RAKA MILIK GUE BUKAN MILIK LO DASAR PEREBUT...!!" teriak Kaila dengan suara kerasnya.

"DIAM LO Kaila, GUE GAK SUKA SAMA LO, GUE SUKANYA SAMA VANYA...!!" bentak Raka dengan suara kerasnya.

Vanya mengangkat tangan ia tak mau ikut campur, Vanya menghela napas panjangnya. Dia merasa lelah dengan semua drama yang terus menerus hadir dalam kehidupannya.

Dia berharap, suatu hari nanti, dia bisa menemukan tempat di mana dia bisa diterima apa adanya, tanpa harus berurusan dengan tatapan sinis dan kata-kata yang menyakitkan.

Namun, untuk sekarang, dia harus tetap kuat, menghadapi setiap tantangan yang datang dengan kepala tegak, walaupun hatinya terasa hancur.

Raka mendekat ke arah Vanya dan ingin memeluknya namun dengan cepat Vanya langsung membanting tubuhnya Raka hingga jatuh ke tanah.

"AARGHH SAKIT VAN....!!" teriak Raka dengan suara kerasnya.

1
Coffe. maniss
aku kasih penilaian nih biar authornya notic😭

KK, percepat dong semua masalah atau musuh apalah itu yang buat arghhhh itu nggak bahagia keluarga Vania dan KL pengen banget nengok orang itu bahagia tanpa beban tapi ya walaupun cuma bisa baca aja aku nengoknya hihi 😭😭
Coffe. maniss
ni cowok Mandang fisik banget ya!!!
Coffe. maniss
Dihh ngaju" si Reke
Coffe. maniss
sumpah yaa.... jadi cewek sebadassss ini si vanyaaa😭😭
Coffe. maniss
menyala Vanya...
sumpah suka banget sama karakter Vanyany. cewek badassss abisss🔥🔥🔥
Coffe. maniss
Issss geram nya aku Ama nek lampir satu iniiii,
Coffe. maniss
mantap Vanya🔥🔥🔥
Styyyy.gen z
suka dn bgus jg... alur ceritanya y gk aneh" dn nggak menye"... tpi knpa bnyk bgt tokoh pria tampannya yh jdi ny kn Vanya bingung mau pilih yang mana ya wlpun ttp bara pemenangnya...😭☝🏼
Styyyy.gen z
Jujur ceritanya keren, nggak ngebosenin... tingkah vanya yang bar" sama bara yang posesif bacanya sambil senyum-senyum sendiri wkwk...u
Styyyy.gen z
oke bagus menarik alur ceritanya di setiap ceritanya juga sangat menghayati sampai saya 24 jam tidak mau berhenti membacanya kata-katanya pun tidak terlalu bagus sehingga mudah dimengerti
Styyyy.gen z
Cihuy bener gak usah di anggap deh orang begitu☝🏼
Styyyy.gen z
Woi😭😭😭😭🫵🏼
Styyyy.gen z
Tajem banget mulutnya... gilakkk
Leeeelyyy
Pelajaran banget ni guys, Real banget menurut aku, kalo sebagai cewek terlalu mur*h tu kadang emang atau malah gak di lirik/gak memikat.... tapi kalo cewek punya prinsip kaya Vanya ini yang "gak ya gak", justru laki-laki malah lebih tertarik atau tertantang buat deketin... jadi cewek" di luar sana kalian harus punya value ya, biar kalian punya daya tarik tersendiri 🙂‍↕️🍓
Leeeelyyy
Pelajaran banget ni guys, Real banget menurut aku, kalo sebagai cewek terlalu mur*h tu kadang emang atau malah gak di lirik/gak memikat.... tapi kalo cewek punya prinsip kaya Vanya ini yang "gak ya gak", justru laki-laki malah lebih tertarik atau tertantang buat deketin... jadi cewek" di luar sana kalian harus punya value ya, biar kalian punya daya tarik tersendiri 🙂‍↕️
Arin
🤣🤣🤣🤣🤣
Syriii.kzza
Behh emang yang begini harus di kasih tahu siapa yang berkuasa!!!!
Syriii.kzza
apa karna ini juga ya si Kael itu jomblo Mulu, karna kalo ada yang Deket sama dia musuhnya auto di mana-mana
Syriii.kzza
ini kayaknya si Kael punya masa lalu yang kelam deh? apa cuma aku yang mikir gitu???
Syriii.kzza
Thorr, thanks udah ngasih judul begitu, ini langsung ku skip kok😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!