Menggapai Cinta " Maaf Istriku Nakal Sekali."

Tangan Mawar terkepal dengan erat.

Gigi nya bergemeletuk menahan rasa amarah yang kapan saja bisa meledak.

"Jangan marah Big Bos, aku akan mengatur agar pihak Rumah Sakit menyiapkan kamar VIP untuk Nenek dan Paman kecil."

Boy berkata dengan lembut karna tidak ingin mengganggu tidur para pasien,terutama Nenek dan Paman kecil Big bos nya.

Mawar mencoba menetralkan amarah nya, mata nya yang menyala penuh amarah terpejam sejenak.Lalu setelah merasa amarah telah reda,Mawar kembali membuka mata nya dan menatap Boy.

"Terimakasih."

Katanya dengan lembut.

Boy segera pergi ke bagian administrasi untuk mengurus pemindahan ruang perawatan untuk Panji Gemilang.

Sementara Mawar melangkah mendekati Nenek yang tampak sangat memprihatinkan.

"Nenek."

Dengan suara yang lembut Mawar membangunkan Nenek nya,tangan nya mengguncang pelan bahu kurus Sang Nenek.

Mungkin karna tidur yang kurang nyenyak atau memang Nila adalah orang yang mudah di bangunkan,tidak butuh lama bagi Mawar untuk mengguncang nya,Nila segera membuka matanya.

"Ya Tuhan, Mawarrr! Ini kau Nak?"

Seruan Nila tak ayal ikut membangunkan Panji yang tengah tertidur.

Wajah memar yang masih bengkak tampak kesulitan ketika dia akan berbicara.

"Aku disini.Nenek dan Paman akan aman.Tidak usah berbicara dulu."

Mawar mengerti banyak hal yang ingin mereka tanyakan kepada nya,tetapi Mawar tidak ingin Nenek dan Paman kecilnya membuang-buang tenaga saja.

"Ayo bangkit Nek,tidak baik duduk di lantai."

Mawar meraih kedua ketiak Nila dan membantunya untuk duduk di kursi yang di sediakan bagi keluarga pasien untuk menunggu.

Mawar juga mengirim pesan agar Boy mencarikan makanan yang ringan dan teh susu hangat,yang cocok untuk orang sakit.

"Sekarang katakan kepada ku,bagaimana Nenek dan Paman bisa menjadi seperti ini?"

Mawar tidak ingin berbasa-basi lagi,dia sudah benar-benar geram ketika melihat keadaan Nenek dan Paman nya,yang sangat jauh dari kata baik-baik saja.

"Kami khawatir kepada mu,sekelompok orang mendatangi kami kerumah kita.Awal nya kami bingung mau dibawa kemana,tetapi kebingungan kami terjawab ketika kami sampai di rumah milik Paman Ayah mu."

Nila juga menceritakan tentang bagaimana mereka yang dibiarkan kelaparan semalaman dan kedinginan.

Luka-luka mereka juga tidak diobati oleh Paman Baskara.

"Tapi tadi pagi,tiba-tiba pria-pria aneh itu mendatangi kami lagi dan langsung membawa kami ke rumah sakit.Setelah itu Nenek dan Paman mu berada di sini hingga kau menemukan kami."

Nila sesekali meringis ketika dia berbicara karna luka sobek di sudut mulut nya juga ikut tertarik.

"Di ma na kau se malam?"

Panji yang kondisi nya jauh lebih parah memaksakan diri untuk bertanya kepada Mawar,karna sepengetahuan nya Mawar tidak memiliki tempat yang dapat di tuju di Ibu Kota ini.

"Aku aman.Aku juga baik-baik saja.Baskara membawa ku ke Ibu Kota untuk menggantikan Putri kesayangan nya yang kabur,untuk menikah.Jadi aku menikah semalam."

Deg

Nila dan Panji tentu saja terkejut mendengar pengakuan Mawar.

"Kenapa kau mau melakukan nya? Apa mereka mengancam mu? Apakah karna kami kau berkorban?"

Nila langsung menodong Mawar dengan pertanyaan beruntun.Kedua tangan nya bahkan menggenggam erat tangan kasar Mawar.

Sebagai seorang Nenek,Nila merasa sangat marah karna cucu kesayangan nya di perlakukan tidak adil seperti ini.Namun dia tidak memiliki daya ketika tubuh nya yang renta ini sudah menjadi beban sehari-hari.

Mawar menatap geli kepada wajah Nenek dan Paman nya yang tampak keruh.

Mengapa mereka bersedih? . Pikir nya.

"Tenang saja.Aku tidak di manfaatkan oleh siapapun.Aku hanya menggantikan nya menikah untuk sementara,dan aku di bayar sepuluh Triliun.Tidak masalah,kita bisa mengirim Paman untuk operasi besok."

Bukan nya bahagia karna cucu nya mendapat banyak uang,tetapi Nila semakin sedih.

Anak yang selalu terlihat cemberut dan kasar ini,selalu menomor satu kan dirinya dan Putra nya diatas kebahagiaan nya sendiri.

"Aku tidak mau."

Meski lemah,tetapi Mawar dapat mengerti apa yang di ucapkan oleh Paman nya.

"Paman tega menyia-nyakan usaha ku? Aku bahkan rela menikah kontrak demi uang mendapatkan uang yang banyak.Lagi pula jika Paman dan Nenek hidup dengan baik,bakti ku pada Ibu ku terpenuhi."

Mawar tidak ada niat untuk menusuk di tempat yang sakit,hanya saja dia memang terlahir tanpa mengerti arti membujuk orang lain.

Jadi kata-kata yang keluar dari mulut nya sangat tidak menyenangkan untuk didengar.

♧♧♧♧♧♧

Mawar segera kembali ke kediaman Paramitha,setelah memastikan Nenek dan Paman nya mendapat perawatan yang nyaman.

Dan Boy senantiasa menemani kemanapun Mawar ingin pergi.

"Big Boss, apakah Anda benar-benar menikah dengan CEO WIJAYA CORPORATIONS ,itu?"

Setelah menimbang dengan matang,Boy tidak dapat menahan rasa penasaran nya lagi langsung bertanya kepada Mawar.

Dia sempat mencuri dengar pembicaraan Big Boss nya dengan Sang Nenek.Karna itu , Boy juga mengetahui jika Big Boss nya telah menikah.

"Hanya diatas kertas atau sering disebut kontrak.Tidak perlu membesar-besarkan nya,bagaimana pun aku telah menerima lebih dari sepuluh triliun."

Mawar memperingatkan Boy agar tidak sembarangan membocorkan tentang pernikahan kontrak nya dengan Arthur.

"Tentu saja tidak akan.Tapi bagaimana dengan Tuan Muda, Boss?"

Boy tiba-tiba teringat Tuan Muda nya yang sudah dia abaikan dari semalam.

Boy yakin, jika Tuan Muda mengetahui bahwa Bos mereka telah menikah namun tidak mengundangnya,maka hidup Mawar tidak akan tenang untuk sementara.

"Hanya dia."

Meski singkat namun Boy paham jika Kenn boleh mengetahui berita ini.

Boy tidak sabar ingin melihat reaksi Tuan Muda nya setelah ini.

Lima belas menit kemudian, Mawar kembali ke kediaman Paramitha.Namun tidak seperti kedatangan nya semalam atau tadi pagi,kini gerbang kokoh itu tidak mau terbuka sama sekali.

Meski Boy sudah berulang kali memencet bell nya,namun tidak ada pergerakan dari pintu gerbang berwarna putih yang menjulang tinggi itu.

"Boss mereka??"

Boy bahkan sampai bingung melihat kenyataan di depan mereka.

"Hubungi Kenn, suruh dia untuk mengumpulkan informasi tentang situasi perusahaan keluarga Paramitha saat ini.Ku tunggu dalam waktu setengah jam.Antar aku ke apartement terlebih dahulu."

Karna keluarga Paramitha ingin bermain-main dengan nya,maka jangan salahkan dia karna kejam.

Setelah Mawar dan Boy pergi.

Adnan dan lainnya akhirnya bernafas dengan lega.

Ya.

Pengecut memang,Namun Baskara dan Putra nya tidak ada pilihan lain.Mereka masih belum lupa bagaimana rasa nya tinju Mawar yang menghantam mereka.

Bahkan Aulia masih dirawat hingga saat ini akibat luka di wajah hingga ke sudut mata kirinya masih basah.

Lemparan koin dari tangan Mawar menyayat nyaris setengah wajah Aulia,yang membuat nya tidak dapat hadir di pesta pernikahan ,semalam.

"Jika bukan karna Paman, kita tidak perlu bersembunyi layaknya pengecut seperti ini."

Baskara mengomel, dia menepuk-nepuk pelan dadanya.Rasa sakit ketika di banting oleh anak yang dulu dianggap monster oleh nya, masih tertanam kuat dibenak nya hingga saat ini.

♧♧♧♧♧♧

Mawar sedang berbaring santai di apartement ketika Boy kembali.

"Boss."

Boy datang dengan sebuah I pad di tangan nya.

"Dua hari sebelum Anda datang ke Ibu Kota, WIJAYA CORPORATIONS sempat menghentikan semua kerja sama mereka dengan PARAMITHA CONSTRUCTION. Mereka terlibat dalam proyek pembangunan Villa yang berkonsep pedesaan.Karna hal itu,pembangunan sempat terhenti dan para investor yang sebelum nya sempat berinvestasi di dalam nya,menarik investasi mereka."

"Namun pagi ini, proyek itu kembali di lanjutkan karna WIJAYA kembali berinvestasi kedalam proyek itu."

Boy membacakan informasi yang baru saja di terima nya dari Kenn.

Mawar mengangguk-anggukkan kepala nya ketika mencerna informasi tersebut.

Ternyata setelah sepuluh tahun lebih tidak kembali, kemerosotan Keluarga Paramitha sangat lah parah.

Mereka bahkan harus bergantung kepada aliansi pernikahan dengan keluarga Wijaya,agar tetap mampu berdiri kokoh.

Jika seandainya dia tidak mau menggantikan Alea menikah,maka dapat di pastikan PARAMITHA CONSTRUCTION akan tenggelam dalam minggu ini.

"Yah karna mereka telah melempar dadu maka aku hanya bisa menebak angka nya."

Mawar berkata sembari menulis sesuatu di selembar kertas hvs.

"Tolong siapkan bahan-bahan ini untuk ku.Jangan lupa juga tumbuh-tumbuhannya.Aku butuh secepatnya.Oh , dan satu lagi.Tanyakan kepada Kenn, Apakah dia memiliki lahan kosong yang jauh dari pemukiman.Aku ingin membuat 'hadiah' kepada mereka karna telah berani memperlakukan Nenek dan Paman ku dengan dingin."

Bulu kuduk Boy berdiri semua.

Dia tidak habis pikir, kenapa keluarga Paramitha masih nekat membangunkan Macan yang sedang tidur ini?

Apakah mereka tidak takut dampak apa yang terjadi kepada mereka nantinya?

Namun seberapa rumit nya pun pikiran Boy saat ini,dia tidak memiliki keinginan untuk mempertanyakan tindakan Mawar.

Dia hanya bisa berdoa agar keluarga Paramitha masih bisa hidup hingga hari Esok.

Boy segera menyiapkan apa yang di butuhkan oleh Mawar,tanpa bertanya lagi.

Dia juga meneror Kenn yang tengah mengadakan rapat akhir bulan di perusahaan HANSUN GROUP.

"Sebaiknya kau mengganggu ku karna hal yang penting,Sialan! Kau bahkan tidak muncul sampai hari ini dan melupakan tugas utama mu,kan?"

Boy terpaksa menjauhkan ponsel dari telinga nya ketika dia mendengar umpatan dari Kenn.

"Justru aku sedang dalam misi penting Tuan Muda."

Boy menjawab dengan nada yang tidak kalah ketus.

"Big Boss akan meramu obat untuk di tujukan ke pada keluarga Paramitha.Jadi dia meminta ku untuk bertanya kepada Anda,apakah Anda memiliki tempat yang tenang dan jauh dari keramaian?"

"Perkebunan teh ,di Utara Ibu kota."

Kenn tidak berani bertanya lagi ketika dia mendengar bahwa Mawar akan meramu obat.Bagi mereka yang bekerja untuk Mawar,mereka selalu mengetahui bahwa semakin sedikit berbicara maka semakin panjang usia Anda.

Kenn hanya bisa menyalakan lilin untuk keluarga Paramitha.