NovelToon NovelToon
Obsesi Cinta King Mafia

Obsesi Cinta King Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: dina Auliya

Karena menyelamatkan pria yang terluka, kehidupan Aruna berubah, dan terjebak dunia mafia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dina Auliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Api Balas Dendam

Langit malam Roma tampak berat, seperti menyimpan rahasia kelam yang akan segera pecah. Kilatan petir sesekali menerangi bangunan tua di kejauhan, seolah menandai awal dari badai yang tak terhindarkan.

Di dalam ruang pertemuan mansion King, suasana tegang mendominasi. Peta besar kota terbentang di atas meja kayu mahoni, ditandai dengan pin merah dan hitam. Pin merah—wilayah Leonardo. Pin hitam—wilayah Don Vittorio.

Marco dan para tangan kanan lainnya duduk di kursi, menunggu instruksi. Di ujung meja, Leonardo berdiri tegak dengan tatapan tajam. Wajahnya masih menyimpan bekas kemarahan malam sebelumnya, ketika ia menemukan Aruna berusaha melarikan diri.

Namun malam ini, amarahnya tak lagi diarahkan pada Aruna. Ia sudah memutuskan: Don Vittorio harus membayar mahal.

“Vittorio sudah terlalu berani,” suara Leonardo dalam, dingin. “Dia tidak hanya menodai kehormatanku dengan menyerang di jamuan makan. Dia juga mencoba merenggut satu-satunya hal yang paling berharga bagiku.”

Marco mengangguk. “Aruna.”

Nama itu membuat ruangan sejenak hening. Semua orang tahu—wanita itu adalah kelemahan sekaligus kekuatan Leonardo.

Leonardo mengetukkan jarinya ke peta. “Malam ini kita serang gudang senjatanya di Trastevere. Hancurkan segalanya. Biarkan Vittorio tahu bahwa setiap ancamannya akan berbalas dengan darah.”

Para pria di ruangan itu saling pandang, lalu mengangguk. Mereka sudah terbiasa dengan perintah kejam sang Boss. Namun kali ini, ada api yang berbeda dalam matanya—api balas dendam bercampur obsesi.

---

Aruna berdiri di balik pintu, mendengar sebagian percakapan. Jantungnya berdetak kencang. Ia tahu, setiap kali Leonardo melancarkan perang, akan ada puluhan, bahkan ratusan nyawa melayang.

Dan kali ini, perang itu sebagian besar dipicu olehnya.

Ia menutup mulut dengan tangan, menahan isak. “Jika aku tidak mencoba kabur… jika aku tidak menunjukkan keraguanku… mungkin ini tidak akan terjadi.”

Namun di hatinya, ada suara lain yang berbisik: “Atau mungkin ini hanya alasan Leonardo untuk melampiaskan obsesinya. Kau hanyalah pemicu, Aruna. Api itu memang sudah ada dalam dirinya.”

---

Beberapa jam kemudian, konvoi mobil hitam meninggalkan mansion. Mesin meraung, lampu depan menembus gelap malam. Di salah satu mobil, Leonardo duduk di kursi depan dengan pistol berkilau di tangannya. Marco di sampingnya, wajah tegas tanpa ragu.

Aruna ditinggalkan di mansion, dijaga ketat oleh dua pengawal. Namun itu tidak membuat hatinya tenang. Justru sebaliknya—ia merasa lebih terjebak dari sebelumnya.

Di ruang pribadinya, ia berjalan mondar-mandir seperti burung yang terus menghantam jeruji sangkar. Ia bisa membayangkan Leonardo sekarang—dingin, brutal, membunuh tanpa berkedip.

Air matanya mengalir lagi. “Apa ini cinta? Atau hanya jerat yang perlahan membunuhku?”

---

Sementara itu, di Trastevere, perang kecil meletus. Gudang besar milik Vittorio yang biasanya dijaga ketat malam itu diselimuti keheningan curiga.

Namun begitu mobil-mobil hitam Leonardo berhenti, keheningan itu pecah.

“Bakar semuanya!” teriak Leonardo.

Anak buahnya menyebar cepat. Granat dilemparkan, senapan otomatis dimuntahkan. Api meledak, menghancurkan dinding gudang.

Pengawal Vittorio berhamburan keluar, balas menembak. Hujan peluru membelah malam, bercampur dengan kilat yang menyambar dari langit.

Leonardo maju paling depan, pistolnya menyalak tanpa henti. Setiap peluru yang keluar seperti mewakili amarahnya pada Vittorio—dan juga ketakutannya kehilangan Aruna.

Marco meliputinya, melindungi punggungnya. “Boss, kita harus cepat! Polisi bisa saja datang!”

Leonardo tidak menggubris. Matanya liar, wajahnya dipenuhi bara. “Aku tidak peduli pada polisi! Malam ini Vittorio harus merasakan apa artinya menyentuh milikku!”

---

Ledakan besar mengguncang gudang. Api berkobar semakin tinggi, menerangi kegelapan. Jeritan bercampur dengan suara sirene jauh di kejauhan.

Leonardo berdiri di tengah kobaran api, jas hitamnya berlumuran darah musuh. Nafasnya berat, namun matanya berkilat puas.

Gudang itu kini tinggal puing, simbol kekuasaan Vittorio yang porak-poranda.

“Ini baru permulaan,” bisiknya dingin.

---

Kembali ke mansion, Aruna berdiri di balkon, menatap ke arah kota yang dihiasi cahaya merah dari kejauhan. Ia bisa melihat asap tebal membubung, meski tak mendengar suara perangnya.

Tubuhnya menggigil. Ia tahu siapa dalang dari api itu.

“Leo…” bisiknya. “Kau membakar dunia hanya demi… aku?”

Ia menutup wajahnya, hatinya bergejolak. Bagian dari dirinya merasa ngeri—tapi bagian lain merasa tersentuh oleh besarnya cinta Leonardo, meski cinta itu berwujud obsesi berbahaya.

---

Beberapa jam kemudian, Leonardo pulang dengan tubuh berlumuran darah dan asap. Ia langsung menuju kamar Aruna.

Aruna terlonjak saat melihatnya masuk. “Leo… kau—kau terluka?”

Leonardo tersenyum tipis, meski matanya masih menyala liar. “Ini bukan darahku.”

Ia mendekat, meraih wajah Aruna dengan tangan yang masih berbau mesiu. “Lihat apa yang kulakukan untukmu, Aruna. Lihat bagaimana aku membakar musuhmu. Tidak ada yang boleh menyentuhmu tanpa membayar dengan darah.”

Air mata Aruna jatuh deras. Ia menyentuh wajah Leonardo, merasakan panas tubuhnya yang masih penuh adrenalin. “Leo… kau tidak perlu sejauh ini… aku hanya ingin kau mencintaiku tanpa perang, tanpa darah…”

Leonardo menatapnya dalam, suaranya rendah tapi penuh intensitas. “Aku tidak tahu cara mencintai tanpa darah, Aruna. Dunia ini tidak memberi ruang untuk cinta yang lembut. Cinta kita… akan selalu dicat merah.”

Aruna terisak, jatuh dalam pelukan Leonardo. Ia bisa merasakan detak jantung pria itu yang keras, penuh kehidupan—tapi juga penuh bayangan kematian.

Dalam pelukan itu, Aruna tahu satu hal: ia semakin terjebak. Semakin mencoba melawan, semakin dalam ia tenggelam dalam obsesi King Mafia.

Dan di kejauhan, Don Vittorio, meski kehilangan gudangnya, tersenyum licik. Ia tahu serangan balasan Leonardo hanya akan menambah bahan bakar untuk perang yang lebih besar. Perang yang suatu hari nanti… bisa mengorbankan Aruna.

1
🇬‌🇦‌🇩‌🇮‌🇸‌🇰‌
n
🇬‌🇦‌🇩‌🇮‌🇸‌🇰‌
Yang udah diringkas nya naskah nya ini?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!