NovelToon NovelToon
ROMANTIC ACTOR

ROMANTIC ACTOR

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Trauma masa lalu / Office Romance
Popularitas:182.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Harin Adinata, putri kaya yang kabur dari rumah, menumpang di apartemen sahabatnya Sean, tapi justru terjebak dalam romansa tak terduga dengan kakak Sean, Hyun-jae. Aktor terkenal yang misterius dan penuh rahasia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Harin membeku di tempat. Tubuhnya merinding, napasnya tercekat, dan jantungnya berdegup lebih keras daripada saat ia berlari maraton di sekolah dulu. Ia tidak berani menoleh, hanya bisa menatap gagang pintu yang tinggal satu tarikan lagi untuk membebaskannya dari situasi memalukan ini. Namun suara rendah Hyun-jae di telinganya membuat seluruh tenaganya hilang seketika.

"Aku… aku hanya mau minum," gumam Harin pelan, berusaha terdengar biasa, meski suaranya bergetar.

Suasana hening beberapa detik. Lalu terdengar suara rendah dari belakang, tenang, datar, tapi entah kenapa justru membuat bulu kuduk Harin meremang.

"Minum?" Hyun-jae mengulang dengan nada datar.

"Kau tidak lihat ada segelas air di meja samping ranjang?"

Harin membeku. Ia baru sadar gelas itu memang ada di sana. Dengan kikuk ia menoleh sedikit, lalu buru-buru tertawa kaku.

"I-itu… aku lebih suka air dingin … dari kulkas."

Hyun-jae membalikkan tubuh gadis itu dan menguncinya dengan kedua tangannya di dinding pintu. Punggung Harinya menempel ke pintu. Hatinya berdegup tak karuan karena tubuh tinggi itu hanya sejengkal darinya. Wajah mereka bahkan sangat dekat.

"Lucu sekali alasanmu," ucap Hyun-jae. Suaranya rendah, datar, tapi ada sesuatu yang membuat Harin merasa digoda habis-habisan.

"Kau ingin kabur, bukan karena haus."

"A-aku nggak kabur!" Harin membantah cepat, suaranya melengking.

"Aku cuma… cuma…"

"Cuma malu," potong Hyun-jae dengan tenang.

Harin terdiam. Kata itu menohok tepat sasaran. Ia ingin menyangkal, tapi bibirnya hanya bisa terbuka-tutup tanpa suara.

Hyun-jae mendekat sedikit, wajahnya nyaris sejajar dengan Harin.

"Apa kau takut aku menyinggung soal apa yang kau lakukan semalam?"

Tubuh Harin langsung merinding. Ia buru-buru menunduk, suaranya lirih.

"Ngh ... Se-semalam? Semalam kenapa?

"Kau tidak ingat, atau pura-pura lupa?"

"Setahuku emang gak ada yang terjadi, oppa jangan aneh-aneh!" Harin berkilah. Semoga aktingnya dapat di percaya.

"Benarkah?" Tatapan mata Hyun-jae tetap datar, tapi ada kilatan tajam di dalamnya.

"Lalu bagaimana dengan ciuman itu? Kau lupa?"

Harin langsung memalingkan wajah. Sudut bibir Hyun-jae berkedut, gadis itu bukannya tidak ingat, tapi pura-pura. Jelas sekali dia ingat.

"Kau melakukannya tanpa izin. Kau tahu itu, kan?" kata Hyun-jae di depan wajah Harin. Harin bisa merasakan nafas pria itu.

"Aku… aku mabuk kopi! Aku nggak sadar, op-oppa. " Harin mencari-cari alasan. Tapi memang benarkan dia mabuk kopi?

Pria itu mengangguk pelan.

"Kalau begitu, gigitan di leherku juga karena kopi?"

Harin terperanjat, menoleh cepat.

"A-apaaa?!"

Hyun-jae menyingkap sedikit kerah kaosnya, memperlihatkan bekas samar di kulitnya. Ia mengucapkan kalimat berikutnya tanpa perubahan nada, seakan sedang membicarakan cuaca.

"Ini dari gigi kecilmu. Kau benar-benar tidak ingat?"

Wajah Harin memanas. Ia menutup mulut dengan kedua tangan.

"A-aku ... Maaf oppa, semalam aku benar-benar nggak sadar."

Harin menundukkan kepalanya malu. Mana nih laki-laki deket banget lagi. Sekalipun semua perempuan pengen ada di posisinya, Harin justru benci posisi ini, karena dia merasa terintimidasi. Malu bukan main.

Kenapa aku harus minum kopi itu sih?

Ia memaki dirinya sendiri.

Hyun-jae mengamati reaksinya dengan tatapan datar, tapi jelas sekali ada kepuasan tersembunyi. Ia bergerak sedikit lebih dekat, membuat Harin spontan menahan napas lagi.

"Kau gemetar," ucapnya singkat.

Harin buru-buru meraih gagang pintu di belakang punggungnya, berharap bisa segera melarikan diri. Tapi tangan Hyun-jae lebih cepat, menekan gagang pintu itu sebelum sempat dibuka.

"Apa kau selalu kabur setelah melakukan kesalahan?"

Harin mendongak. Tatapan mereka bertemu. Jantungnya berdegup cepat, dan dia tidak tahu harus bilang apa. Tatapan Hyun-jae terlalu mengintimidasi.

"Apa kau pernah mencium laki-laki lain seperti itu?"

"Nggak! Aku pertama kali melakukan itu sama oppa!" Balasnya langsung. Nanti dikira dia perempuan murahan lagi yang suka cium-cium lawan jenis seenak jidatnya.

Di luar Hyun-jae tetap tenang dan terus menunjukkan wajah datarnya, tapi dalam hatinya ia tertawa. Entah kenapa dia puas dengan jawaban Harin. Ciuman itu sama-sama pertama bagi keduanya.

Telapak tangan Hyun-jae menyentuh dahi Harin, sontak Harin kaget dan bingung. Gugup juga.

"Kau merasa pusing?" tanya pria itu.

Hyun-jae tahu jelas kebanyakan orang yang habis mabuk akan merasa pusing ketika bangun. Dia pernah mengalaminya. Walau jarang sekali mabuk, tapi ia pernah minum sampai mabuk dan mengalami itu.

Harin menganggukkan kepala. Ia memang merasa pening saat bangun tadi. Setelah itu Hyun-jae membuka gagang pintu, menggeser tubuhnya dan keluar dari kamar tanpa sepatah katapun.

Harin menatap lelaki itu dengan raut bingung.

Kenapa dia selalu bertingkah gak jelas gitu?

Gumam Harin dalam hati. Tetapi satu hal yang pasti adalah, dia merasa lega karena sang aktor tidak memperpanjang masalah tentang ciuman semalam. Lebih tepat dirinya yang menyerang pria itu. Memikirkan kejadian itu Harin malu lagi. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Kenapa kamu harus mabuk sih Hariin!

Makinya lagi.

Harin memilih duduk ranjang sambil menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Malu, bingung, dan sedikit takut bercampur jadi satu. Pikirannya berputar-putar, mencoba mencari cara agar bisa melupakan kejadian semalam.

Terdengar bunyi pintu di luar. Harin sempat mengira Hyun-jae sudah keluar rumah, tapi ternyata langkah kaki itu justru terdengar semakin jelas. Rasa penasarannya membuat gadis itu mengendap-endap ke arah pintu kamar. Dari celah kecil, ia bisa melihat sosok tinggi itu berdiri di dapur, membuka lemari penyimpanan bahan makanan.

Hyun-jae, dengan wajah tetap datar seperti biasanya, sibuk mengeluarkan panci, sayuran, dan beberapa bahan lain. Tangannya lincah mengiris bawang dan wortel, lalu menyalakan kompor.

"Dia … masak? Aktor besar sepertinya bisa masak?" bisik Harin pada dirinya sendiri, tercengang.

Uap hangat mulai naik dari panci. Aroma bawang putih dan kaldu memenuhi udara, membuat perut Harin yang kosong ikut berontak. Gadis itu buru-buru menutup perutnya dengan kedua tangan, takut kalau suaranya terdengar oleh pria itu.

Beberapa menit kemudian, Hyun-jae menuang sup hangat ke dalam mangkuk. Ia tidak repot menatanya indah, hanya sederhana, tapi aromanya menggugah selera. Dengan langkah tenang, ia membawa mangkuk itu ke kamar Harin.

Harin terlonjak kaget, buru-buru kembali ke tempat tidur, pura-pura sibuk dengan ponselnya.

"Bangun dan makanlah," ucap Hyun-jae singkat sambil meletakkan mangkuk sup di meja samping ranjang. Itu akan membantu meredakan pusing Harin.

"A-ah… itu buat aku?" Harin melirik mangkuk itu dengan mata berbinar.

"Kau pikir buat hantu?" Balasnya datar.

Harin tersenyum canggung, menggigit bibir, berusaha menahan senyum. Ia mengambil sendok perlahan, lalu meniup sup panas itu sebelum menyuapkan ke mulutnya. Hangatnya langsung menyebar di tenggorokan, membuat tubuhnya terasa lebih nyaman.

"Enak…" gumam Harin tanpa sadar.

Hyun-jae hanya menatapnya sejenak, lalu menarik kursi dan duduk agak jauh.

"Makan pelan-pelan. Sup panas bisa melukai lidahmu."

Harin menoleh, menatapnya dengan tatapan heran.

"Oppa … kau selalu dingin begitu, tapi… kenapa repot-repot buatkan sup?"

Pria itu tidak langsung menjawab. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi, menatap keluar jendela.

"Aku juga bingung, mungkin karena kau terlalu ceroboh." Setelah mengatakan itu Hyun-jae berdiri, keluar dari kamar itu.

Harin cengo. Sedikit kesal di bilang ceroboh.

"Dasar manusia kulkas." katanya.

1
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
hadeh kau salah pilih lawan luna bangke
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
dasar luna bangke
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
haish kepo banget juno
mery harwati
Luna pasti pingsan itu, klo dia nyadar bahwa anak pembantu & mamanya Luna teridentifikasi membunuh mama Harin & jadi anak tiri ayah Harin, pasti Luna malu sama kelakuan dirinya sendiri, tapi modelan Luna urat malunya udah putus & tak punya hati tinggal jantung yang berdetak nunggu kematian 😛
@arieyy
luna bakal syok kalo tau mereka tinggal bareng😜
Rita
salah cari lawan
Rita
dongkol iri benci kasiiaannn deh lu
Rita
siap2 kmu sapa nama sodara tiriy lupa
Rita
bisa jadi setan wujud manusia 🤭
Nining Wia
Luna kepedean ... Harin ga buka medsos..hyun jae jg bomat mah sama gosip murahan .. 🤣🤣
Sleepyhead
Little brat..!
ARRIATI Se
selalu suka
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Dwi Winarni Wina: /Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt/
total 1 replies
ollyooliver🍌🥒🍆
yakin?😏
ollyooliver🍌🥒🍆
karena kau racun😏
ollyooliver🍌🥒🍆
🤭😄😄
Srie Handayantie
lah si bangke malah nyebar gosip ktanya artis tpi kok sekalian jadi haters juga .nanti kalau udh ketahuan sama orang lain habis sudah kau . 🙄
Desyi Alawiyah
Ujung-ujungnya kamu juga yang kena Luna... Hyun-Jae itu pinter, dia pasti akan menyelidiki darimana akun gosip itu berasal 🙄
vj'z tri
Luna kau mencari masalah dengan orang yang salah ,tunggu tanggal main nya 😏😏😏😏
Ilfa Yarni
eh ank pembantu yg ada hyun jae akan cari akun lu dan berita itu akan berbalik pdmu sadar diri dong lu itu cuma ank pembantu yg jadi parasit dlm kluarga harin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!