Arini gadis 25 tahun menjadi pewaris tunggal . Ayahnya meninggal 1 tahun yang lalu. Arini sejak kecil sudah diasuh oleh ibu tirinya dan juga kedua saudara tirinya. Selam ini keluarganya baik kepadanya dan penuh kasih sayang.
Siapa sangka ternyata di balik semua itu ada rencana, satu persatu kebusukan ibu tirinya dan kedua saudaranya terungkap, Arini mendapatkan pengkhianatan dari kekasihnya dengan adanya perselingkuhan.
Tabiat laki-laki yang dia pikir selama ini mencintainya, juga sudah mulai terungkap ketika Arini memberikan posisi Direktur di Perusahaan.
Arini mulai dicampakkan ketika aset keluarganya memiliki saudara tirinya dan calon suaminya. Arini bahkan dibuang dan mendapat caci maki dari orang-orang akibat jebakan yang dari keluarganya.
Sampai akhirnya Arini kembali bangkit dari keterpurukan untuk membalas semua dendamnya. Dari mengambil seluruh apa yang telah menjadi miliknya dan menjadikan orang-orang yang telah menghancurkannya saling menusuk satu sama lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17 Kerja Sama Yang Menarik
"Wanita sialan!" Mona melampiaskan amarahnya kepada Medina dengan menarik rambut Medina dan mempermalukannya di depan umum bahkan sampai membuat macet jalanan.
"Kau berani sekali menggoda suamiku hah! selama ini aku mempercayaimu untuk memberi informasi kemana dia pergi dan ternyata semua informasi yang kau berikan salah kepadaku dan kau hanya menggunakan waktu itu untuk bersama dengannya!" Mona melampiaskan amarahnya kepada Medina.
"Sumpah saya sama sekali tidak melakukan hal itu. Saya juga dipecat secara sepihak dan tanpa tahu apa kesalahan saya! Saya tidak pernah bohong kepada ibu dan selalu memberi informasi yang benar kemana pak Dellon pergi," Medina Berusaha menjelaskan dengan memegang tangan mana yang masih menjambak rambutnya.
"Jangan kau pikir aku bodoh. Aku wanita yang memiliki segalanya dan kau hanya wanita miskin berani mencari masalah denganku!" tegas Mona dan mendorong Medina sampai terduduk di aspal.
Jangan tanya bagaimana penampilannya yang acak-acakan. Medina terbenar dipermalukan orang-orang yang ada di sana dan bahkan mereka merekam semua adegan itu membuat Medina menangis.
"Kau dengarkan aku pelakor! Jika kau berani mendekati suamiku lagi. Maka kejadian ini akan terulang lagi dan akan lebih parah!" tegas Mona memberi ancaman.
"Dasar manusia busuk!" umpat Mona sudah merasa puas mengeluarkan seluruh amarahnya kepada Medina dan dia kemudian meninggalkan tempat itu.
"Huhhhhh! zaman sekarang untuk hidup hedon wanita memang selalu merusak rumah tangga orang lain," Median juga mendapat cibiran dari orang-orang yang menonton pertengkaran itu dan memberi makian, mereka kemudian mereka meninggalkan Medina menangis terisak-isak.
Tiba-tiba saja sapu tangan berada di depannya membuat Medina perlahan mengangkat kepalanya dan ternyata itu Arini.
"Jangan menghabiskan air matamu untuk perempuan seperti itu," Arini membantu merapikan rambut Medina.
"Kamu bukannya mantan Direktur dari perusahaan Lexa?" tanya Medina memang baru menjadi sekretaris Dellon sekitar 8 bulan dan sebelum itu dia juga tahu siapa Direktur dari Perusahaan itu.
"Benar dan pria serakah itu mengambil posisiku dan sekarang istrinya harus melampiaskan amarah kepadamu tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi," ucap Arini.
Arini tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya berupa amplop tebal dan memberikan kepada Medina.
"Apa ini?" tanyanya dan kemudian melihat isinya kaget melihat tumpukan uang.
"Sebagai bayaran apa yang terjadi padamu hari ini karena omonganku dan wanita itu langsung menyerangmu," ucap Arini ternyata bertanggung jawab.
"Kamu sebaiknya gunakan uang itu untuk membangun usaha dan jangan bekerja sama dengan orang yang tidak memiliki kompeten apapun, lihatlah kamu diperlakukan seperti hewan, bahkan mereka tidak mengetahui apa kesalahanmu, dipecat tanpa alasan dan dituduh berselingkuh tanpa bukti, orang kecil dan lemah memang selalu dikorbankan," ucap Arini tersenyum miring merapikan rambut Medina dan kemudian berdiri dari hadapan Medina.
"Aku tahu Perusahaan Lexa milik kedua orang tuamu," Arini membalikkan tubuhnya ketika mendengar pernyataan dari Medina.
"Kamu mengetahui keluargaku?" tanya Arini.
"Orang tua kandungmu sudah meninggal dan kamu harus diusir dari Perusahaan kedua orang tua dan Dellon bersama keluarga istrinya yang menguasai semuanya," ucap Median.
"Banyak sekali yang kamu ketahui," sahut Arini dengan santai melipat tangannya di dadanya.
"Aku menjadi Sekretarisnya dan tidak sengaja sering mendengar dia berbicara dengan istrinya dan aku juga mengetahui banyak kecurangan yang dilakukan di dalam Perusahaan," jawab Medina membuat wajah Arini menjadi serius dan tangannya sudah tidak dilipat lagi di dadanya.
"Apa maksud kamu?" tanya Arini.
"Aku tidak terima dipecat begitu saja dan dituduh berselingkuh dengan suaminya. Jika kamu meminta ku untuk memberikan apapun tentang kecurangan yang dia lakukan dan aku ketahui. Maka aku akan melakukannya," ucap Medina tiba-tiba saja menawarkan bantuan.
"Kenapa kamu harus melakukannya kepadaku, aku tadi sudah mengatakan kepadamu bahwa karena mulutku kamu diserang seperti ini dan juga karena aku kamu kehilangan kerjaan?" tanya Arini.
"Karena aku yakin semua yang terjadi padaku adalah ketidaksengajaan dan aku harus menjadi korban karena kamu menginginkan posisi itu kembali padamu dan aku juga ingin kamu mendapatkan posisi itu kembali," jawab Medina.
"Aku sungguh-sungguh dan tidak bohong, aku juga tidak terima diperlakukan seperti ini dan itu adalah hak kamu, aku tidak jahat jika melakukan semua itu kepada orang jahat dan aku hanya berusaha mengungkap kebenaran," lanjut Medina berusaha meyakinkan.
"Ini yang dinamakan ketimpa durian runtuh, pantas saja tiba-tiba ide itu muncul di otakku dan ternyata akan berkepanjangan seperti ini,". batin Arini tersenyum.
Arini kembali berjongkok dan mengambil ponsel wanita itu yang sejak tadi dia pegang.
"Aku sudah mencatat nomorku dan kabari aku, beritahu aku apa yang kamu ketahui. Aku akan memberikan tempat tinggal untukmu dan uang tambahan," ucap Arini tersenyum membuat Medina menganggukkan kepala.
Arini tidak berbicara lagi dan kemudian meninggalkan Medina.
******
Mobil Arini berhenti di salah satu perkebunan bunga dengan pagar putih dan dikelilingi bunga-bunga tinggi. Arini keluar dari mobil tersebut dan memasuki perkebunan itu
"Mari silahkan Nona Arini!" salah satu pelayan membawa Arini untuk melihat bibit-bibit bunga yang masih kecil.
"Kita bisa mulai pelajaran hari ini untuk menanam bibit bunga agar menghasilkan bunga yang unggul dan cantik," ucap pelayan tersebut
Perkebunan bunga itu memang menerima kursus untuk orang-orang pecinta tanaman seperti bunga.
"Baiklah," sahut Arini menganggukan kepala dengan tersenyum dan dia mengikuti bagaimana pelayan itu mengajarinya dan pasti Arini menggunakan sarung tangan terlebih dahulu karena tangannya akan kotor oleh tanah.
"Kamu harus terus menjaga keasrian tempat ini," Arini menoleh ke arah suara tersebut
Seorang wanita sekitar berusia 70 tahunan berjalan dengan pelayan sembari mereka mengobrol.
"Itu sudah pasti Nyonya," ucap pelayan itu.
Pranggg
Tiba-tiba Arini menjatuhkan sekop kecilnya dan mengenai kaki wanita tua itu.
"Astaga maafkan saya!" Arini merasa bersalah dan mencoba untuk membersihkan sepatu wanita itu menggunakan tangannya sampai dia harus membuka sarung tangannya namun dihentikan oleh wanita itu.
"Kamu tidak perlu melakukan hal seperti itu, berdirilah," ucap wanita itu terlihat begitu ramah.
"Nyonya maafkan saya, saya benar-benar tidak sengaja melakukan hal itu," ucap Arini merasa tidak enak.
"Kamu jangan terus meminta maaf kepada saya sudah mengatakan tidak apa-apa," jawabnya.
"Apa ini penghuni baru di tempat ini?" tanya Wanita.
"Benar Nyonya Lena," jawab pelayan itu.
"Semoga kamu menyukai tempat ini dan bisa belajar dengan baik," ucap Lena.
"Jika dibimbing langsung oleh pemiliknya yang sangat ramah dan pemaaf seperti ini, maka pelajaran akan cepat sampai kepada saya," jawab Arini.
"Kamu itu bisa saja, lanjutkanlah pekerjaan kamu!" ucap Lena membuat Arini menganggukkan kepala dan kemudian wanita itu berlalu dari hadapan Arini.
"Apa kamu sudah menyampaikan kepada cucu saya untuk makan malam hari ini?" tanya Lena.
"Saya sudah menyampaikan kepada tuan Aditya. Beliau pasti datang dan tidak mungkin menolak permintaan Nyonya," jawab pelayan itu
"Baiklah," sahut Lena.
Arini tersenyum mendengar perkataan itu, mungkin memang ada sesuatu yang dia rencanakan dan kenapa dia bisa tiba-tiba ada di sana.
Hari-hari Arini saat ini memang hanya dipenuhi dengan rencana-rencana dan rencana. Arini tidak membutuhkan apapun di dalam hidupnya selain semua yang telah dia miliki akan kembali kepadanya.
Bersambung....